Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Negatif di Medsos Dinilai Jadi Sebab Elektabilitas Anies Turun

Kompas.com - 16/06/2020, 19:33 WIB
Ihsanuddin,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti media sosial dari Drone Emprit Ismail Fahmi mengungkapkan analisis yang membuat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menurun. Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies turun dari 12,1 persen pada Februari 2020 menjadi 10,4 persen pada Mei 2020.

Fahmi menyebut, salah satu faktor turunnya elektabilitas Anies karena sentimen negatif yang muncul di media sosial, khususnya yang berkaitan dengan isu penanganan pandemi Covid-19.

Baca juga: Survei: Elektabilitas Ganjar dan Ridwan Kamil Naik, Anies Turun

Hal ini berdasarkan analisis media sosial yang dilakukan Drone Emprit bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) pada periode 9 Mei-8 Juni 2020.

Menurut Fahmi, dalam 75 tanda pagar (tagar) terkait Anies Baswedan, cukup banyak yang menyerang dan terbilang dominan.

“Salah satunya #bansosboncoswanabud, #PSBBAniesGagalTotal. Artinya top hashtag (tagar), narasi besar itu bukan dari pendukung Anies, tapi dari mereka yang menyerang,” kata Fahmi dalam diskusi virtual bertajuk Dinamika Baru Elektoral, Bagaimana Menurut Riset Big Data, Selasa (16/6/2020).

Fahmi menyebut, dalam satu bulan terakhir, tercatat ada 361.329 unggahan di Twitter, Facebook, Instagram, dan Youtube yang menyebut nama Anies Baswedan.

Jumlah tersebut sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan dua pemimpin daerah lain, yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (93.100) dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (109.389).

Baca juga: Survei: Elektabilitas Prabowo Turun Drastis, Anies Kalah dari Ganjar

Namun, berdasarkan sentimen yang diukur, tingkat kesukaan warganet terhadap Anies adalah yang paling rendah, yakni hanya 31 persen. Sedangkan kesukaan pada Ridwan Kamil 54 persen dan Ganjar Pranowo 53 persen.

Fahmi menilai tingkat kesukaan yang tinggi pada Ridwan Kamil dan Ganjar ini yang membuat elektabilitas keduanya naik berdasarkan survei Indikator.

Elektabilitas Ganjar pada Mei sebesar 11,8 persen, naik 2,7 persen dibandingkan Februari. Begitu juga elektabilitas Ridwan Kamil naik dari 3,8 persen pada Februari menjadi 7,7 persen pada Mei.

"Popularitas serta konstruksi citra memang merupakan elemen penting dalam elektabilitas," kata Fahmi.

Baca juga: Survei: Masalah Banjir DKI jadi Penyebab Elektabilitas Anies Anjlok

Direktur LP3ES Fajar Nursahid menyebut sentimen negatif terhadap Anies di media sosial tak terlepas dari sisa-sisa polarisasi pasca pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Kendati demikian, Fajar menyebut, sentimen negatif di media sosial tersebut belum tentu berdampak negatif bagi Anies.

“Artinya kalau ini bisa dipakai dengan baik, dikapitalisasi, ini bisa menjadi senjata,” kata Fajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com