Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jubir Satgas Soroti Data Covid-19 Telat, Kebijakan Jadi Tak Efektif

Kompas.com - 20/01/2021, 11:13 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyoroti adanya data Covid-19 yang terlambat masuk. Hal ini menyebabkan penumpukan data di beberapa daerah.

Menurut dia, data yang delay tersebut membuat data menjadi tidak realtime. Hal ini berakibat dengan kebijakan yang dikeluarkan menjadi tidak efektif.

"Dengan data yang tidak realtime, maka kebijakan yang dikeluarkan, tidak tepat waktu, sehingga menjadi tidak efektif," kata Wiku dalam keterangan tertulis di situs BNPB, Rabu (20/1/2021).

Wiku juga menerangkan bahwa data yang terlambat membuat tren penambahan kasus positif Covid-19 minggu ini menjadi yang tertinggi.

Baca juga: Satgas: Angka Kematian Covid-19 Naik 37,4 Persen, Jateng Tertinggi

Ia menyebut, tren kenaikan kasus pada minggu ini mencapai 27,5 persen. Selain karena masih terjadinya penularan Covid-19, kata dia, masalah verifikasi data yang terlambat masuk menjadi faktor lain.

"Sehingga menyebabkan penumpukan data di beberapa daerah," ujarnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, ia meminta agar Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Pemerintah Daerah terus memperbaiki integrasi data Covid-19.

Sehingga dalam pelaporan data ke depannya dapat mengurangi gap atau kekosongan dan delay atau penundaan antara data pusat dan daerah.

Di sisi lain, Wiku juga mengungkapkan perkembangan kasus kematian secara nasional. Meski kenaikannya sempat menurun 1,7 persen pada minggu sebelumnya, minggu ini kembali naik menjadi 37,4 persen.

Baca juga: Satgas: Masifnya Pemeriksaan Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19

"Ini adalah perkembangan yang menunjukkan ke arah yang buruk. Pada minggu yang sama, rekor kasus kematian harian tertinggi selama pandemi, yaitu 306 kematian dalam 1 hari, tepatnya pada 13 Januari 2021 lalu," tutur Wiku.

Ada 5 provinsi teratas yang memiliki kenaikan angka kematian di minggu ini yakni Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat.

Jawa Tengah naik 209 dari 220 menjadi 429, DKI Jakarta naik 106 dari 159 menjadi 253, Jawa Barat naik 87 dari 41 menjadi 128, DI Yogyakarta naik 26 dari 37 mennjadi 64, dan Nusa Tenggara Barat naik 18 dari 8 menjadi 26.

"Saya minta 5 provinsi ini, pastikan pelayanan kesehatan sesuai standar, dan angka kesembuhan dapat ditingkatkan serta menekan angka kematian," saran Wiku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Indonesia Masih Punya Waktu untuk Tawar-menawar Tarif Impor dengan AS
Indonesia Masih Punya Waktu untuk Tawar-menawar Tarif Impor dengan AS
Nasional
BPS: Rumah Tangga Miskin Ekstrem Umumnya Pendidikannya SD atau Tidak Lulus SD
BPS: Rumah Tangga Miskin Ekstrem Umumnya Pendidikannya SD atau Tidak Lulus SD
Nasional
Detik-detik Tenggelamnya KMP Tunu di Selat Bali, Berawal dari Air Laut Masuk ke Kamar Mesin
Detik-detik Tenggelamnya KMP Tunu di Selat Bali, Berawal dari Air Laut Masuk ke Kamar Mesin
Nasional
Gibran Akan Berkantor di Papua, Ikuti Jejak Ma'ruf Amin
Gibran Akan Berkantor di Papua, Ikuti Jejak Ma'ruf Amin
Nasional
Soal Gibran Berkantor di Papua, Mendagri Sebut Sudah Disiapkan Gedungnya oleh Menkeu
Soal Gibran Berkantor di Papua, Mendagri Sebut Sudah Disiapkan Gedungnya oleh Menkeu
Nasional
Menko Muhaimin: 422.619 Anak Miskin Ekstrem di Indonesia Putus Sekolah
Menko Muhaimin: 422.619 Anak Miskin Ekstrem di Indonesia Putus Sekolah
Nasional
Gibran Ungkit Pemecatan Effendi Simbolon, PDI-P: Fokus Wujudkan 19 Juta Lapangan Pekerjaan Saja
Gibran Ungkit Pemecatan Effendi Simbolon, PDI-P: Fokus Wujudkan 19 Juta Lapangan Pekerjaan Saja
Nasional
Soal Tarif Trump, Kemlu Bicara Peluang Indonesia Bangun Pabrik di AS
Soal Tarif Trump, Kemlu Bicara Peluang Indonesia Bangun Pabrik di AS
Nasional
Deddy Sitorus: Kalau Gibran Ditugaskan ke Papua, Jangan Sering Pulang
Deddy Sitorus: Kalau Gibran Ditugaskan ke Papua, Jangan Sering Pulang
Nasional
Gibran Sampaikan Salam dari Prabowo Saat Kunjungi Ponpes Sunan Pandanaran
Gibran Sampaikan Salam dari Prabowo Saat Kunjungi Ponpes Sunan Pandanaran
Nasional
Prabowo Tugaskan Gibran Berkantor di Papua, Yusril: Ini Pertama Kali
Prabowo Tugaskan Gibran Berkantor di Papua, Yusril: Ini Pertama Kali
Nasional
Prabowo Tugaskan Gibran Berkantor ke Papua, PDIP Harap Bisa Bawa Keadilan
Prabowo Tugaskan Gibran Berkantor ke Papua, PDIP Harap Bisa Bawa Keadilan
Nasional
Bagikan Laptop, Gibran Janji Bawa Pelatih AI ke Ponpes Sunan Pandanaran jika Dibutuhkan
Bagikan Laptop, Gibran Janji Bawa Pelatih AI ke Ponpes Sunan Pandanaran jika Dibutuhkan
Nasional
Prabowo Tugaskan Gibran ke Papua, PDI-P: Daripada Bagi-bagi Skincare
Prabowo Tugaskan Gibran ke Papua, PDI-P: Daripada Bagi-bagi Skincare
Nasional
Gibran Akan Berkantor di Papua, Dapat Penugasan Khusus dari Prabowo
Gibran Akan Berkantor di Papua, Dapat Penugasan Khusus dari Prabowo
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau