Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukcapil Cetak 3.180 Dokumen Kependudukan untuk Suku Anak Dalam

Kompas.com - 12/03/2021, 15:24 WIB
Sania Mashabi,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (Dukcapil Kemendagri) sudah mencetak 3.180 dokumen kependudukan untuk warga Suku Anak Dalam, Jambi.

Adapun proses perekaman KTP-el untuk Suku Anak Dalam dilakukan selama dua hari sejak Selasa (9/3/2021) hingga Rabu (10/3/2021) serentak di dua kabupaten, yakni Batanghari dan Sarolangun.

"Dukcapil itu harus melindungi segenap bangsa, siapapun warga negara Indoensia harus mendapatkan dokumen kependudukan. Ini wujud nyata bahwa negara hadir di tengah warga Suku Anak Dalam," kata Dirjen Dukcapil Zudan Arif Fakrulloh dilansir dari laman resmi Kemendagri, Jumat (12/3/2021).

Zudan mengatakan, hingga Rabu (10/3/2021) sebanyak 556 dokumen kependudukan dicetak dan diserahkan ke warga Suku Anak Dalam melalui para Temenggung atau Kepala Dusun.

Jumlah itu terdiri dari 112 lembar kartu keluarga, perekaman KTP-el bagi 231 warga Suku Anak Dalam, 207 keping KTP-el yang dicetak, tiga keping Kartu Identitas Anak, dan tiga akta lahir.

Baca juga: Dukcapil Kembali Masifkan Perekaman KTP-el untuk Suku Anak Dalam

"Target kami semua warga Suku Anak Dalam terdata dalam database Dukcapil dan juga kartu keluarga. Sehingga program pemerintah berupa bantuan sosial, pendidikan dan program kesehatan bisa masuk sampai ke warga Suku Anak Dalam di sini," ujar dia.

Adapun perekaman KTP-el ini dimaksudkan agar warga Suku Anak Dalam masuk ke Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Zudan mengatakan, warga Suku Anak Dalam yang ada di enam Kabupaten kurang lebih ada 6.000 orang.

"Terus dilakukan perekaman dengan target terdata di dalam kartu keluarga sehingga program pemerintah berupa bantuan sosial program pendidikan dan kesehatan bisa masuk sampai disini," ujar dia.

Ia menuturkan, pihaknya juga masih mengalami beberapa kendala dalan melakukan proses perekaman KTP-el untuk warga Suku Anak Dalam.

Kendala tersebut antara lain perempuan yang susah untuk dilakukan perekaman karena aturan adat. Selain itu, warga Suku Anak Dalam juga harus dijemput namun kapasitas penjemputan terbatas.

Baca juga: Wamenkes Sebut Data KPU dan Dukcapil Bakal Dipakai untuk Registrasi Penerima Vaksin

Adapula jika ada orangtua yang meninggal dunia, rata-rata tidak mau disebutkan nama bapak ibunya.

"Tanggal lahir rata-rata lupa, kemudian jika ada yang namanya sama kemudian ada yang meninggal dunia, dia harus ganti nama. Kalau ada yang di satu tempat, ada yang meninggal dunia dia akan pindah, jadi memang masih bergerak (nomaden), kita perlu lebih sabar," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Kemendikdasmen Ungkap Indonesia Kekurangan Puluhan Ribu Kepala Sekolah
Kemendikdasmen Ungkap Indonesia Kekurangan Puluhan Ribu Kepala Sekolah
Nasional
Gubernur Lemhannas Sebut Saham Dunia Terguncang akibat Perang Iran-Israel
Gubernur Lemhannas Sebut Saham Dunia Terguncang akibat Perang Iran-Israel
Nasional
Prabowo Bakal Buka Forum Geopolitik Besok, Akan Pidato di Depan Para Pemikir
Prabowo Bakal Buka Forum Geopolitik Besok, Akan Pidato di Depan Para Pemikir
Nasional
Ketika Gibran Diminta Endorse Foto oleh UMKM di Banyuwangi
Ketika Gibran Diminta Endorse Foto oleh UMKM di Banyuwangi
Nasional
Komisi I Sebut UU TNI Dibahas karena Adanya Kesepakatan Politik
Komisi I Sebut UU TNI Dibahas karena Adanya Kesepakatan Politik
Nasional
Penutupan Selat Hormuz Berpotensi Timbulkan Harga Minyak Tinggi, Dampaknya untuk Indonesia?
Penutupan Selat Hormuz Berpotensi Timbulkan Harga Minyak Tinggi, Dampaknya untuk Indonesia?
Nasional
JGF Bahas Dampak jika Selat Hormuz Ditutup Imbas Konflik Iran-Israel
JGF Bahas Dampak jika Selat Hormuz Ditutup Imbas Konflik Iran-Israel
Nasional
Jokowi Disebut Tak Maju Jadi Caketum, PSI: Di Politik, Ada Posisi Depan dan Belakang Layar
Jokowi Disebut Tak Maju Jadi Caketum, PSI: Di Politik, Ada Posisi Depan dan Belakang Layar
Nasional
Badan Gizi Nyatakan MBG Justru Untungkan Pengelola Kantin Sekolah
Badan Gizi Nyatakan MBG Justru Untungkan Pengelola Kantin Sekolah
Nasional
Perang Dunia Ketiga Diprediksi Masih Jauh, Meski AS Bantu Israel Serang Iran
Perang Dunia Ketiga Diprediksi Masih Jauh, Meski AS Bantu Israel Serang Iran
Nasional
Lemhannas Siapkan Skema Terburuk jika Perang Iran-Israel Berlarut
Lemhannas Siapkan Skema Terburuk jika Perang Iran-Israel Berlarut
Nasional
AS Serang Iran, Pemerintah Diminta Antisipasi Meroketnya Harga Minyak
AS Serang Iran, Pemerintah Diminta Antisipasi Meroketnya Harga Minyak
Nasional
Menteri Prabowo Ramai-ramai Datangi Hambalang, Bahas Apa?
Menteri Prabowo Ramai-ramai Datangi Hambalang, Bahas Apa?
Nasional
BGN: MBG Sering Dianggap Menghamburkan Uang, Padahal Sangat Krusial
BGN: MBG Sering Dianggap Menghamburkan Uang, Padahal Sangat Krusial
Nasional
BGN Sebut IQ Anak Indonesia Rendah: Rata-rata di Angka 78
BGN Sebut IQ Anak Indonesia Rendah: Rata-rata di Angka 78
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau