Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Luncurkan Buku Kisah Megawati dalam Jaga Lingkungan, Hasto: Berpolitik Itu Merawat Kehidupan

Kompas.com - 24/03/2021, 17:07 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan meluncurkan buku berjudul "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam" pada Rabu (24/3/2021).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menerangkan, buku tersebut mengisahkan pengalaman Presiden RI kelima tersebut dalam menjaga kelesatiran alam. Diharapkan, buku itu dapat menjadi panduan seluruh kader dalam membangun kultur partai yang merawat kelestarian.

"Berpolitik itu merawat kehidupan, membangun peradaban. Dengan lingkungan hidup yang indah, asri, dan bersih, akan menciptakan rasa syukur. Ruang sosial menjadi nyaman. Karena itulah menanam tanaman bersifat wajib sebagai kesadaran berorganisasi partai," kata Hasto dalam keterangannya, seperti dikutip Antara, Rabu (24/3/2021).

Hasto menilai, buku tersebut menggambarkan perhatian Megawati Soekarnoputri yang begitu besar untuk menjaga lingkungan hidup.

Baca juga: Tempati Urutan Kedua Pilihan Anak Muda, PDI-P: Ini PR Kami untuk 2024

Ia juga berpendapat, buku yang diedit oleh Kristin dan Maria Karsia ini menggambarkan bahwa jalan menanam bagi Megawati merupakan jalan kehidupan.

"Penuh dengan nilai welas asih, tradisi kontemplasi, dan sekaligus jalan menjaga bumi dengan menyediakan oksigen bagi kehidupan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Hasto mengungkapkan bahwa selama ini PDI-P telah menggelorakan gerakan menanam tanaman yang bisa dikonsumsi, sejak satu tahun lalu.

Program tersebut, kata dia, di dalamnya terdapat gerakan menanam tanaman pendamping beras.

Adapun alasan dari diadakannya program tersebut dikarenakan PDI-P menyadari Indonesia begitu kaya dengan keanekaragaman makanan.

Baca juga: Impor Beras Diprotes PDI-P, Pemerintahan Jokowi Dinilai Tak Sistematis

Sehingga, lanjutnya, Indonesia diharapkan bisa berdikari dalam kebutuhan pangan rakyat.

Pernyataan tersebut ia sampaikan untuk menyinggung kebijakan impor beras yang dilakukan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

"Tindakan impor beras yang dilakukan sepihak oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lahir dari kalkulasi pragmatis. Seorang menteri harus memahami keanekaragaman pangan, dan berpikir bagaimana Indonesia bisa mengekspor pangan, bukan sebaliknya," nilai Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
kenapa baru sekarang, gak dari dulu2... membangun peradaban dimulai dari intern dulu boz.. bangun kader yg ber etika dan beradab.. kalau masih ada yg korup berarti ada yg belum tepat sasaran..


Terkini Lainnya
Natalius Pigai Usul Revisi UU HAM demi Keadilan Tanpa Pungutan Biaya
Natalius Pigai Usul Revisi UU HAM demi Keadilan Tanpa Pungutan Biaya
Nasional
Kejagung Periksa Dirut Sritex Lagi, Dalami Soal 72 Mobil Sitaan
Kejagung Periksa Dirut Sritex Lagi, Dalami Soal 72 Mobil Sitaan
Nasional
Mensos Bakal Coret Penerima Bansos yang Main Judol: Kita Alihkan ke yang Lebih Berhak
Mensos Bakal Coret Penerima Bansos yang Main Judol: Kita Alihkan ke yang Lebih Berhak
Nasional
Soal Usulan Revisi UU HAM, Natalius Pigai: Kami Beri Komnas HAM Taring dan Gigi!
Soal Usulan Revisi UU HAM, Natalius Pigai: Kami Beri Komnas HAM Taring dan Gigi!
Nasional
Maruarar Sengaja Lempar Wacana Perkecil Rumah Subsidi ke Rakyat: Jujur, Responsnya Mayoritas Negatif
Maruarar Sengaja Lempar Wacana Perkecil Rumah Subsidi ke Rakyat: Jujur, Responsnya Mayoritas Negatif
Nasional
Pigai: Rakyat Mengadu ke Komnas HAM sampai Hopeless Tak Ditindaklanjuti
Pigai: Rakyat Mengadu ke Komnas HAM sampai Hopeless Tak Ditindaklanjuti
Nasional
Butuh Anggaran Rp 183,4 Triliun, SD-SMP Gratis Digelar Bertahap
Butuh Anggaran Rp 183,4 Triliun, SD-SMP Gratis Digelar Bertahap
Nasional
Menjaga 'Garis Batas' Ketahanan Nasional
Menjaga "Garis Batas" Ketahanan Nasional
Nasional
Megawati Ungkap Semangat Dasa Sila Bandung Belum Usai: Palestina Masih Menderita
Megawati Ungkap Semangat Dasa Sila Bandung Belum Usai: Palestina Masih Menderita
Nasional
Wapres Gibran Batal Berkantor di Papua? Ini Penjelasannya
Wapres Gibran Batal Berkantor di Papua? Ini Penjelasannya
Nasional
Empat Mantan Anggota OPM Berikrar Setia ke NKRI
Empat Mantan Anggota OPM Berikrar Setia ke NKRI
Nasional
Semester I 2025, Kasus Kekerasan terhadap Perempuan-Anak Tembus 13.000
Semester I 2025, Kasus Kekerasan terhadap Perempuan-Anak Tembus 13.000
Nasional
Bareskrim Sebut 4 Polisi yang Ditangkap di Nunukan Digiring ke Jakarta
Bareskrim Sebut 4 Polisi yang Ditangkap di Nunukan Digiring ke Jakarta
Nasional
Pleidoi Hasto: Kutip Kitab Suci hingga Singgung Ratu Adil
Pleidoi Hasto: Kutip Kitab Suci hingga Singgung Ratu Adil
Nasional
Hasto Minta Dibebaskan, Sebut Tuntutan 7 Tahun Penjara Sangat Tidak Adil
Hasto Minta Dibebaskan, Sebut Tuntutan 7 Tahun Penjara Sangat Tidak Adil
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau