Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Didesak Tutup Pintu Masuk Perjalanan Internasional Selama PPKM Darurat

Kompas.com - 05/07/2021, 14:20 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah diminta menutup sementara akses gerbang perjalanan internasional di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali.

Anggota Komisi V DPR Suryadi Jaya Purnama mengatakan, saat ini perjalanan internasional masih ada yang diperbolehkan seperti dalam ketentuan dalam addendum Surat Edaran 8/2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.

Perjalanan internasional baik itu melalui moda darat, laut dan udara harus dilarang,” kata Suryadi dalam keterangan tertulis, Senin (7/5/2021).

Politisi PKS ini berpandangan, adanya syarat sudah divaksinasi bagi mereka yang hendak masuk Indonesia tak menjamin menekan angka penularan. Itu karena, kata dia, orang yang telah divaksinasi tetap berpotensi tertular dan menjadi penyebar varian baru virus corona.

Baca juga: Wamenlu: Adendum Surat Edaran tentang Perjalanan Internasional Sudah Disosialisasikan ke Negara Lain

Menurut Suryadi, pengetatan perjalanan internasional saja tidak cukup dilakukan di masa ppkm Darurat ini.

“Karena selama ini telah terbukti bahwa sumber Covid-19 dan beberapa variannya memang selalu berasal dari luar negeri,” kata dia.

Lebih lanjut, ia meminta pemerintah meneladani negara tetangga seperti Hong Kong hingga Taiwan yang sempat menutup akses perjalanan internasional.

Baca juga: Adam Suseno Belum Sadarkan Diri, Inul Daratista: Sepertinya Kena Penyakit Ain

Hal itu, menurut dia, dilakukan pemerintah setempat untuk mencegah munculnya varian baru virus corona.

“Pemerintah juga harus melihat contoh Pemerintah luar negeri seperti Hong Kong atau Taiwan yang langsung menutup akses penerbangan internasional dari Inggris dan India akibat adanya varian Covid-19 baru,” ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menetapkan adendum perubahan dan tambahan Surat Edaran nomor 8 tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.

Baca juga: Kenapa Iran Beri Tahu AS Dulu Sebelum Serang Pangkalan di Qatar?

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan, adendum SE 8/2021 ini selaras dengan keputusan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Pulau Jawa dan Bali. Kebijakan tersebut berlaku 3-20 Juli 2021.

Dalam SE tersebut disampaikan bahwa seluruh pelaku perjalanan internasional baik yang berstatus WNI maupun warga negara asing (WNA) harus mengikuti ketentuan.

Ketentuan tersebut adalah saat kedatangan dilakukan tes ulang RT-PCR bagi pelaku perjalanan internasional dan diwajibkan menjalani karantina selama 8x24jam.

Baca juga: Pelaku Perjalanan Internasional yang Masuk Indonesia Wajib Karantina 8 Hari

Kemudian, bagi WNI selain yang telah disebutkan, serta WNA termasuk diplomat asing di luar kepala perwakilan asing dan keluarga perwakilan asing, maka mereka harus menjalani karantina di tempat akomodasi karantina.

Tempat tersebut harus telah mendapatkan sertifikasi penyelenggara akomodasi karantina Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan dengan biaya seluruhnya ditanggung mandiri.

Kemudian, para WNA dan WNI wajib menunjukan kartu atau sertifikat baik fisik maupun digital telah menerima dosis lengkap vaksin Covid-19 sebagai syarat masuk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya
Puan Tugaskan Dasco Rapat dengan Pemerintah, Cari Solusi Pulau Enggano Terisolasi
Puan Tugaskan Dasco Rapat dengan Pemerintah, Cari Solusi Pulau Enggano Terisolasi
Nasional
Puan Imbau Negara Lain Tak Perkeruh Konflik Iran-Israel
Puan Imbau Negara Lain Tak Perkeruh Konflik Iran-Israel
Nasional
Puan: Pelaksanaan Haji 2025, Banyak Hal yang Harus Dievaluasi
Puan: Pelaksanaan Haji 2025, Banyak Hal yang Harus Dievaluasi
Nasional
Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Rupiah dan Subsidi BBM
Pemerintah Diminta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Rupiah dan Subsidi BBM
Nasional
Panen dan Cicipi Kopi Bondowoso, Gibran: Kopinya Kelas Dunia
Panen dan Cicipi Kopi Bondowoso, Gibran: Kopinya Kelas Dunia
Nasional
Dua Kali Politikus Gerindra Anwar Sadad Mangkir Panggilan KPK
Dua Kali Politikus Gerindra Anwar Sadad Mangkir Panggilan KPK
Nasional
Sikap Irit Bicara Nadiem Makarim dan Rapat Mencurigakan soal Chromebook yang Terendus Kejagung
Sikap Irit Bicara Nadiem Makarim dan Rapat Mencurigakan soal Chromebook yang Terendus Kejagung
Nasional
Pimpinan DPR Segera Rapat Pembahasan Surat Pemakzulan Gibran: Mungkin Besok, atau Pekan Depan
Pimpinan DPR Segera Rapat Pembahasan Surat Pemakzulan Gibran: Mungkin Besok, atau Pekan Depan
Nasional
Puan Mengaku Belum Baca Surat Pemakzulan Gibran: Masih di Tata Usaha
Puan Mengaku Belum Baca Surat Pemakzulan Gibran: Masih di Tata Usaha
Nasional
Sambut Harganas, BKKBN Targetkan 1 Juta Akseptor dalam Pelayanan KB Serentak se-Indonesia
Sambut Harganas, BKKBN Targetkan 1 Juta Akseptor dalam Pelayanan KB Serentak se-Indonesia
Nasional
Kata KPK soal Panggil Eks Menag Yaqut Cholil Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
Kata KPK soal Panggil Eks Menag Yaqut Cholil Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji
Nasional
KPK Sita Aset Tanah dan Bangunan Milik Anggota DPR Anwar Sadad Terkait Kasus Dana Hibah Jatim
KPK Sita Aset Tanah dan Bangunan Milik Anggota DPR Anwar Sadad Terkait Kasus Dana Hibah Jatim
Nasional
Di Paripurna, DPR Puji Langkah Cepat Prabowo Selesaikan Masalah Raja Ampat dan 4 Pulau Aceh
Di Paripurna, DPR Puji Langkah Cepat Prabowo Selesaikan Masalah Raja Ampat dan 4 Pulau Aceh
Nasional
DPR Lanjutkan Pembahasan 8 RUU di Masa Sidang IV, Mayoritas Warisan Periode Sebelumnya
DPR Lanjutkan Pembahasan 8 RUU di Masa Sidang IV, Mayoritas Warisan Periode Sebelumnya
Nasional
Puan Buka Rapat Paripurna DPR, 320 Orang Hadir
Puan Buka Rapat Paripurna DPR, 320 Orang Hadir
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau