Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Akui Komunikasi Intens dengan PKB dan PKS

Kompas.com - 17/06/2022, 15:52 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengakui bahwa partainya intens berkomunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Hal ini disampaikan Herzaky merespons informasi yang menyebut bahwa ketiga partai itu akan membangun koalisi menghadapi Pemilihan Presiden 2024.

"Akhir-akhir ini, komunikasi dengan PKS dan PKB makin intens. Ada kesamaan platform, visi dan cara pandang dalam memperjuangkan hak-hak dan program-program pro rakyat," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Jumat (17/6/2022).

Baca juga: Eks Gubernur Banten Wahidin Halim Keluar dari Demokrat, Nasdem: Kita Kasih Karpet Biru

Terlebih, kata Herzaky, Demokrat bersama PKB dan PKS pun pernah tergabung dalam koalisi pendukung pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004-2014.

Ia mengatakan, Demokrat memang membuka komunikasi dengan semua partai politik demi memenunhi syarat ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen.

Tetapi, Herzaky mengeklaim, komunikasi antara Demokrat, PKB, dan PKS belum membicarakan sosok yang akan diusung seabgai calon presiden dan wakil presiden.

"Soal capres/cawapres kami kesampingkan dulu. Yang kami utamakan adalah apa yang terbaik untuk rakyat," ujar Herzaky.

Baca juga: Zulkifli Hasan Jadi Mendag, Fraksi PKS Harap Harga Migor Turun

Ia melanjutkan, komunikasi yang dibangun pun dilandasi kesetaraan tanpa mendominasi satu sama lain, dengan membangun kepercayaan dan soliditas serta menjunjung tinggi kedaulatan masing-masing partai.

Herzaky menambahkan, selain PKS dan PKB, ada satu partai lain yang sedang berkomunikasi intens dengan Partai Demokrat.

"Kami juga sedang melakukan komunikasi intens dengan satu partai lagi di luar PKS dan PKB," kata Herzaky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
lihat foto orang yg ngomong ini kok sayu sedih .. kayak orang bingung .. kacian juga ahy tak ada yg tegur ..


Terkini Lainnya
Smart Bomb Buatan Industri Lokal Ini Siap Diuji TNI AU, Bisa Ditembak dari Jarak 70 Km
Smart Bomb Buatan Industri Lokal Ini Siap Diuji TNI AU, Bisa Ditembak dari Jarak 70 Km
Nasional
Komjen Ahmad Dofiri Akan Pensiun, Wakapolri Baru Diharapkan Bisa Konsolidasikan Internal
Komjen Ahmad Dofiri Akan Pensiun, Wakapolri Baru Diharapkan Bisa Konsolidasikan Internal
Nasional
Perkuat Transparansi Informasi, Pertamina Luncurkan Wajah Baru di Website Resmi
Perkuat Transparansi Informasi, Pertamina Luncurkan Wajah Baru di Website Resmi
Nasional
Antusiasme Peserta Lelang Barang Rampasan Koruptor, 1 Barang Diperebutkan 20 Orang
Antusiasme Peserta Lelang Barang Rampasan Koruptor, 1 Barang Diperebutkan 20 Orang
Nasional
Gaji Hakim Naik 280 Persen, DPR Harap 'Wakil Tuhan' Tak Bisa Dibeli
Gaji Hakim Naik 280 Persen, DPR Harap "Wakil Tuhan" Tak Bisa Dibeli
Nasional
Alat Buru Ranjau Lokal Ini Bikin Langkah KSAL Terhenti di Indo Defence
Alat Buru Ranjau Lokal Ini Bikin Langkah KSAL Terhenti di Indo Defence
Nasional
Kritik 4 Pulau Masuk Sumut, Jusuf Kalla: Bagi Aceh Itu Harga Diri, Kenapa Diambil?
Kritik 4 Pulau Masuk Sumut, Jusuf Kalla: Bagi Aceh Itu Harga Diri, Kenapa Diambil?
Nasional
KPK Raup Rp 24,8 Miliar dari Hasil Lelang Barang Rampasan Koruptor
KPK Raup Rp 24,8 Miliar dari Hasil Lelang Barang Rampasan Koruptor
Nasional
Bobby Ajak Aceh Kelola Bareng 4 Pulau, JK: Tidak Ada Daerah yang Dikelola Bersama
Bobby Ajak Aceh Kelola Bareng 4 Pulau, JK: Tidak Ada Daerah yang Dikelola Bersama
Nasional
Rebutan 4 Pulau, Muzakir Manaf dan Bobby Nasution Akan Dipertemukan
Rebutan 4 Pulau, Muzakir Manaf dan Bobby Nasution Akan Dipertemukan
Nasional
 Worldcoin Sudah Ditutup, Bagaimana Nasib Data yang Sudah Masuk?
Worldcoin Sudah Ditutup, Bagaimana Nasib Data yang Sudah Masuk?
Nasional
Fadli Zon Dituntut Minta Maaf karena Sebut Tak Ada Kasus Pemerkosaan Mei 1998
Fadli Zon Dituntut Minta Maaf karena Sebut Tak Ada Kasus Pemerkosaan Mei 1998
Nasional
Menhan Undang Wiranto dan Purnawirawan Jenderal TNI-Polri, Bahas Apa?
Menhan Undang Wiranto dan Purnawirawan Jenderal TNI-Polri, Bahas Apa?
Nasional
Kuota Haji Batal Dipotong, Komisi VIII DPR: Harus Dijawab dengan Persiapan Matang
Kuota Haji Batal Dipotong, Komisi VIII DPR: Harus Dijawab dengan Persiapan Matang
Nasional
JK Sebut Keputusan Mendagri soal 4 Pulau Aceh Masuk Sumut Cacat Formil
JK Sebut Keputusan Mendagri soal 4 Pulau Aceh Masuk Sumut Cacat Formil
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau