Sindir Pemerintahan Jokowi, AHY: Mereka yang Kritik Pemerintah Jadi Musuh Negara

Kompas.com - 16/09/2022, 18:03 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai, rezim yang saat ini berkuasa kerap membungkam pihak-pihak yang berbeda pendapat.

Putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyebut, mereka yang berbeda pendapat sering kali dianggap sebagai musuh negara.

Hal ini diungkap AHY dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat Tahun 2022 hari kedua di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (16/9/2022).

"Demokrasi menghendaki adanya kepercayaan. Demokrasi tidak berjalan, jika orang yang berbeda pendapat, dianggap sebagai musuh. Apalagi menganggap mereka yang mengkritik pemerintah, sebagai musuh negara," kata AHY dalam Rapimnas, Jumat.

Baca juga: AHY Harap Demokrat Tak Diganggu dan Dihalangi Kekuatan Mana Pun

Menurut dia, jauh sebelum Indonesia merdeka, ada seorang pahlawan nasional yang menyatakan agar jangan menjadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan.

Pahlawan nasional itu ialah Kiai Haji Hasyim Asy’ari yang menyampaikan pesan tersebut pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-11, tanggal 9 Juni 1936.

Dalam pesannya, Hasyim Asy'ari mengatakan, menjadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat dan menutup pintu kebaikan.

"Untuk itu Demokrat berpandangan, tidak seharusnya perbedaan pendapat, apalagi perbedaan identitas, menjadi sumber permusuhan dan perpecahan bangsa," ucap AHY.

Lebih lanjut, AHY membeberkan data dan riset yang berhubungan dengan kebebasan berpendapat.

Salah satu survei yang ia kemukakan adalah survei Indikator Politik pada bulan Februari 2022.

Baca juga: AHY Jamin Kebebasan Berekspresi jika Menang Pemilu 2024

Survei menunjukkan, 62,9 persen masyarakat takut untuk menyatakan pendapat. Bahkan, rakyat semakin takut karena perlindungan terhadap data pribadi masih sangat lemah.

Lalu, hasil riset gabungan LP3ES dengan University of Amsterdam dan sejumlah lembaga lainnya pada tahun 2021 mengungkap fakta pasukan cyber bayaran atau buzzer menyerang Partai Demokrat dan masyarakat secara sistematis dan masif.

"Ini tentu sebuah berita buruk dalam kehidupan politik dan demokrasi kita. Ketika saya mengunjungi Deli Serdang, Sumatera Utara, seorang mahasiswa mengejar saya. Ia mengadu. Merasa ketakutan terancam dijerat Undang-Undang ITE karena menyampaikan kritik kepada pemerintah," kata AHY.

Partai Demokrat menggelar Rapimnas selama dua hari hingga Jumat (16/9/2022).

Ada tiga agenda besar yang dibahas yakni soal kondisi masyarakat saat ini, masukan penentuan koalisi dan figur capres-cawapres, dan strategi pemenangan Pemilu 2024.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
oke lah...buat perubahan yg lebih baik...jgn buat perubahan yg membuat rakyat tambah pusing...demi sebuah ambisi


Terkini Lainnya

3 Pertimbangan Kemenag Tentukan Lebaran Idul Fitri Jatuh pada 31 Maret 2025

3 Pertimbangan Kemenag Tentukan Lebaran Idul Fitri Jatuh pada 31 Maret 2025

Nasional
Imigrasi Amankan dan Deportasi 2 Buron Asal China Pelaku Kejahatan Ekonomi

Imigrasi Amankan dan Deportasi 2 Buron Asal China Pelaku Kejahatan Ekonomi

Nasional
Larangan 'Profiling' Anak dalam PP Tuntas Dinilai Bisa Cegah Eksploitasi

Larangan "Profiling" Anak dalam PP Tuntas Dinilai Bisa Cegah Eksploitasi

Nasional
Safenet Nilai PP Tuntas Bisa Jadi Pisau Bermata Dua, Kenapa?

Safenet Nilai PP Tuntas Bisa Jadi Pisau Bermata Dua, Kenapa?

Nasional
Jelang Lebaran, Megawati Berziarah Ke Makam Taufiq Kiemas dan Fatmawati

Jelang Lebaran, Megawati Berziarah Ke Makam Taufiq Kiemas dan Fatmawati

Nasional
Lebaran Bareng Muhammadiyah, Menag: Sarana untuk Umat Islam di Indonesia Jaga Toleransi

Lebaran Bareng Muhammadiyah, Menag: Sarana untuk Umat Islam di Indonesia Jaga Toleransi

Nasional
Hilal Dinyatakan Tak Terlihat, Pemerintah Tetapkan Lebaran 31 Maret 2025

Hilal Dinyatakan Tak Terlihat, Pemerintah Tetapkan Lebaran 31 Maret 2025

Nasional
126.518 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Menuju Tol Trans Jawa Per 28 Maret

126.518 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Menuju Tol Trans Jawa Per 28 Maret

Nasional
Pemerintah Tetapkan Lebaran 31 Maret 2025, Berbarengan dengan Muhammadiyah

Pemerintah Tetapkan Lebaran 31 Maret 2025, Berbarengan dengan Muhammadiyah

Nasional
Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

Nasional
Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret

Nasional
Kemenko Polkam Pastikan Distribusi Logistik di Jabar Selama Arus Mudik Berjalan Baik

Kemenko Polkam Pastikan Distribusi Logistik di Jabar Selama Arus Mudik Berjalan Baik

Nasional
Untuk Efisiensi, Muhammadiyah Usul Sidang Isbat Tak Digelar Saat Ramadhan Masuk Musim Hujan

Untuk Efisiensi, Muhammadiyah Usul Sidang Isbat Tak Digelar Saat Ramadhan Masuk Musim Hujan

Nasional
Perhitungan Hisab Kemenag: Posisi Hilal Seluruh Wilayah Indonesia Tak Penuhi Kriteria MABIMS Hari Ini

Perhitungan Hisab Kemenag: Posisi Hilal Seluruh Wilayah Indonesia Tak Penuhi Kriteria MABIMS Hari Ini

Nasional
Puncak Arus Mudik Lebaran 2025, 215.646 Tiket Kereta Api Terjual dalam Sehari

Puncak Arus Mudik Lebaran 2025, 215.646 Tiket Kereta Api Terjual dalam Sehari

Nasional
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau