Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Pertama Cacar Monyet Sudah Sembuh dan Selesai Isolasi

Kompas.com - 16/09/2022, 19:25 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, warga yang berstatus sebagai pasien pertama cacar monyet di Indonesia telah sembuh.

Menurut Juru Bicara Kemenkes Muhammad Syahril, pasien tersebut telah selesai isolasi dan kembali beraktivitas pada 4 September 2022.

"Alhamdulillah tanggal 4 September dinyatakan selesai isolasi dan sekarang sudah bisa melakukan aktivitas seperti sebelumnya, artinya pasien sudah dinyatakan sehat," kata Syahril dalam konferensi pers, Jumat (16/9/2022).

Baca juga: Dinkes Tasikmalaya Rawat Pasien Dicurigai Cacar Monyet di RSUD

Syahril mengatakan, tiga orang kerabat yang kontak erat dengan pasien tersebut juga sudah dipastikan sehat dan tidak menunjukkan gejala cacar monyet.

Adapun hingga saat ini, Kemenkes mencatat ada dua orang suspek cacar monyet di provinsi DKI Jakarta yang hasil tesnya masih diproses di laboratorium.

Totalnya, ada 66 spesimen yang diperiksa dengan hasil 1 orang positif cacar monyet, 63 orang negatif, dan 2 orang masih berstatus suspek.

Syahril mengatakan, dari 63 orang yang dinyatakan negatif, 18 orang di antaranya ternyata positif cacar air, sedangkan sisanya mengalami berbagai penyakit lain seperti impetigo, herpes, dan dermatitis.

"Jadi tidak semua yang ada cacarnya, lesi-lesi atau ruam-ruam cacar itu adalah cacar monyet, tapi data ini 29 persen adalah varicella atau cacar air," kata Syahril.

Pda 20 Agustus 2022, Kemenkes mengumumkan satu kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Baca juga: Kontak Erat dengan Pasien Cacar Monyet, IDI: Segera Periksa dan Isolasi Mandiri

Kasus cacar monyet pertama di Indonesia itu ditemukan di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.

Ketika itu, Syahril mengatakan, pasien yang terkonfirmasi cacar monyet merupakan seorang laki-laki berusia 27 tahun.

Pasien cacar monyet yang sudah terkonfirmasi tersebut memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Pemerintah Bakal Hati-Hati soal Polemik 13 Pulau Trenggalek Pindah ke Tulungagung
Pemerintah Bakal Hati-Hati soal Polemik 13 Pulau Trenggalek Pindah ke Tulungagung
Nasional
5 Pulau Indonesia Dijual via 'Online', Wamendagri: Kami Dalami Dulu
5 Pulau Indonesia Dijual via "Online", Wamendagri: Kami Dalami Dulu
Nasional
Kaesang Sebut Bakal Ada Tokoh Besar Gabung PSI jika Dirinya Jadi Ketum
Kaesang Sebut Bakal Ada Tokoh Besar Gabung PSI jika Dirinya Jadi Ketum
Nasional
Soal Peluang Jokowi Jadi Ketum PSI, Kaesang: Enggak Mungkin Anak Bapak Saingan
Soal Peluang Jokowi Jadi Ketum PSI, Kaesang: Enggak Mungkin Anak Bapak Saingan
Nasional
Resmi Daftar Caketum PSI, Kaesang: Insya Allah 2029 Kita Masuk Parlemen
Resmi Daftar Caketum PSI, Kaesang: Insya Allah 2029 Kita Masuk Parlemen
Nasional
Wamendagri Buka Peluang Ada Retreat Kepala Daerah Gelombang Ketiga
Wamendagri Buka Peluang Ada Retreat Kepala Daerah Gelombang Ketiga
Nasional
Wamendagri: Evaluasi MBG Masuk Materi di Retreat Kepala Daerah Gelombang Kedua
Wamendagri: Evaluasi MBG Masuk Materi di Retreat Kepala Daerah Gelombang Kedua
Nasional
Pemerintah Pusat Bolehkan ASN WFA, Bagaimana Respons Daerah?
Pemerintah Pusat Bolehkan ASN WFA, Bagaimana Respons Daerah?
Nasional
Kaesang Tiba di DPP PSI untuk Daftar Calon Ketua Umum
Kaesang Tiba di DPP PSI untuk Daftar Calon Ketua Umum
Nasional
Kepala Daerah di Bali Tak Ikut Tes Kesehatan, Bima Arya Ungkap Alasannya
Kepala Daerah di Bali Tak Ikut Tes Kesehatan, Bima Arya Ungkap Alasannya
Nasional
86 Kepala Daerah Ikut Retreat Gelombang Kedua di IPDN Besok, 7 Orang Batal Hadir
86 Kepala Daerah Ikut Retreat Gelombang Kedua di IPDN Besok, 7 Orang Batal Hadir
Nasional
Menko PM: Presiden Ingin Penanggulangan Kemiskinan Secepatnya
Menko PM: Presiden Ingin Penanggulangan Kemiskinan Secepatnya
Nasional
Cak Imin: Bansos Harus Dibatasi 5 Tahun, Kecuali untuk Lansia dan Difabel
Cak Imin: Bansos Harus Dibatasi 5 Tahun, Kecuali untuk Lansia dan Difabel
Nasional
Indonesia dan Bayang-bayang Krisis Pengungsi Berkepanjangan
Indonesia dan Bayang-bayang Krisis Pengungsi Berkepanjangan
Nasional
SBY: Selama Palestina Belum Merdeka, Mustahil Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel
SBY: Selama Palestina Belum Merdeka, Mustahil Jalin Hubungan Diplomatik dengan Israel
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau