Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies akan Temui AHY Besok, Nasdem Sebut Pembentukan Koalisi Semakin Kuat

Kompas.com - 06/10/2022, 22:25 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie mengatakan sinyal pembentukan koalisi bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) semakin menguat.

Hal itu ditunjukan dengan rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang bakal menemui Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (7/10/2022) besok. Diketahui, Anies sebelumnya telah resmi diusung Nasdem sebagai calon presiden (capres).

“Ya iya lah, saya yakin menguatkan. Kalau tanpa Demokrat, hanya Nasdem saja gak cukup (mengusung Anies),” ujar Effendi pada wartawan, Kamis (6/10/2022).

Baca juga: Nasdem Tegaskan M Taufik Belum Bergabung, meski Sempat Nyatakan Keinginannya untuk Dukung Anies

“Dengan (koalisi) Nasdem-PKS juga enggak cukup. Ketiganya ini harus melihat kelebihan, bukan melihat kekurangan. Melihat yang positif, jangan yang negatif,” paparnya.

Ia mengaku Partai Nasdem sudah mengetahui rencana pertemuan keduanya.

Effendi berharap komunikasi dua partai politik (parpol) calon mitra koalisi Partai Nasdem dengan Anies berlangsung menyeluruh ke semua lapisan kader.

“(Komunikasi) itu harus sampai ke bawah, dari DPP, DPW, DPD, DPC itu harus serentak melakukan komunikasi, sehingga Anies dikenal di bawah,” sebutnya.

Baca juga: PDI-P Sindir Nasdem Soal Etika Parpol Pengusung Jokowi Usai Deklarasi Anies Sebagai Capres

Ia mengklaim saat ini Partai Nasdem sudah mulai mensosialisasikan Anies sebagai capres yang diusungnya sampai lapisan grassroots.

“Di Jawa Timur, dan Jawa Tengah itu utamanya karena jadi kunci kemenangan. Jadi setiap DPW Nasdem sudah melakukan (sosialisasi),” tandasnya.

Diketahui Anies telah resmi diusung Partai Nasdem sebagai capres untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Tapi partai pimpinan Surya Paloh itu tak bisa mengusung Anies sendirian karena tak memenuhi angka ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang diatur dalam undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Baca juga: Sejumlah Kader Nasdem Keluar Dinilai karena Banyak Pendukung Ahok dan Anti Anies

Saat ini PKS, Partai Demokrat, dan Partai Nasdem belum menemukan kesepakatan pembentukan koalisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com