Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikuti Pengarahan Jokowi, Pejabat Polri Diminta Lepas Topi dan Tongkat Komando

Kompas.com - 14/10/2022, 14:08 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan pejabat polisi, yakni Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, para kapolda seluruh Indonesia, dan para kapolres memasuki Istana Negara untuk mengikuti pengarahan yang akan diberikan Presiden Joko Widodo pada Jumat (14/10/2022).

Dalam pengarahan tersebut, para personel kepolisian tidak boleh membawa ajudan dan ponsel.

Selain itu, mereka tidak diperbolehkan memakai topi dan membawa tongkat komando masing-masing.

Baca juga: Dilarang Bawa Ponsel dan Ajudan, Kapolri, Kapolda, Kapolres Ikuti Pengarahan Jokowi di Istana

Mereka hanya diperkenankan membawa catatan.

Kapolda Riau Irjen Muhammad Iqbal mengatakan, ketentuan tidak membawa ajudan, ponsel, topi hingga membawa tongkat itu memang sudah sesuai standar operasional prosedur.

"Kan memang begitu. Itu standar operasional prosedur begitu," kata Iqbal di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat.

Mengenai apa isi arahan yang akan diberikan oleh presiden, Iqbal menyatakan belum tahu.

Institusi Polri belakangan ini disorot setelah peristiwa pembunuhan Brigadir J yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.

Tak hanya Sambo, sejumlah perwira juga diduga terlibat dalam skenario untuk menutupi peristiwa di balik kematian Brigadir J.

Baca juga: Isu Irjen Teddy Minahasa Diduga Ditangkap Terkait Narkoba, Kapolri Akan Bicara

 

Ditambah lagi, kinerja Polri kembali jadi sorotan setelah tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Sebanyak 132 orang tewas dalam tragedi Kanjuruhan. Dalam kericuhan di stadion tersebut, polisi menembakkan gas air mata ke arah penonton.

Setelahnya, penonton berlarian dan berdesakkan mencari pintu ke luar. Sebagian besar yang tewas dalam peristiwa itu karena kesulitan bernapas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
sdh rusak institusi ini, wajar narkoba sulit di berantas, wong mereka yg jual bb nya, gimna mau habis narkoba,


Terkini Lainnya
Jimly Ungkit Eks Hakim MK Aswanto, Korban Kemarahan dan 'Recalling' DPR
Jimly Ungkit Eks Hakim MK Aswanto, Korban Kemarahan dan "Recalling" DPR
Nasional
Puan Kritik Jurus Teriak Merdeka, Migrasi Pemilih Jokowi Dinilai Jadi Sebabnya
Puan Kritik Jurus Teriak Merdeka, Migrasi Pemilih Jokowi Dinilai Jadi Sebabnya
Nasional
Fadli Zon: Suryadharma Ali Tokoh yang Berkontribusi bagi Bangsa dan Negara
Fadli Zon: Suryadharma Ali Tokoh yang Berkontribusi bagi Bangsa dan Negara
Nasional
PDI-P Ditarget Hanya Dapat 7 Persen, Peneliti BRIN: Alarm Keras
PDI-P Ditarget Hanya Dapat 7 Persen, Peneliti BRIN: Alarm Keras
Nasional
Mendagri Dukung PP Tunas, Tegaskan Komitmen Perlindungan Anak di Dunia Digital 
Mendagri Dukung PP Tunas, Tegaskan Komitmen Perlindungan Anak di Dunia Digital 
Nasional
Kaji RUU KUHAP, Ketua KPK: Antisipasi Sesuatu yang Mengurangi Kewenangan
Kaji RUU KUHAP, Ketua KPK: Antisipasi Sesuatu yang Mengurangi Kewenangan
Nasional
Pimpinan Komisi II: Baleg yang Ditugaskan Bahas Revisi UU Pemilu
Pimpinan Komisi II: Baleg yang Ditugaskan Bahas Revisi UU Pemilu
Nasional
PT ASDP Pinjam Rp 600 M Ke Bank BUMN untuk Akuisisi PT Jembatan Nusantara
PT ASDP Pinjam Rp 600 M Ke Bank BUMN untuk Akuisisi PT Jembatan Nusantara
Nasional
Mewujudkan Afirmasi Haji untuk Kaum Hawa...
Mewujudkan Afirmasi Haji untuk Kaum Hawa...
Nasional
Sebelum Meninggal, Suryadharma Sempat Derita Stroke
Sebelum Meninggal, Suryadharma Sempat Derita Stroke
Nasional
Bawaslu Bisa Putuskan Pelanggaran Administrasi Pilkada, Komisi II Nilai Tepat
Bawaslu Bisa Putuskan Pelanggaran Administrasi Pilkada, Komisi II Nilai Tepat
Nasional
KPK Buka Peluang Mintai Keterangan Nadiem Makarim di Kasus Google Cloud
KPK Buka Peluang Mintai Keterangan Nadiem Makarim di Kasus Google Cloud
Nasional
PPATK Diminta Tinjau Ulang Blokir Rekening Dormant, Tak Semua yang Pasif Melanggar
PPATK Diminta Tinjau Ulang Blokir Rekening Dormant, Tak Semua yang Pasif Melanggar
Nasional
Antrean di SPBU Jember Mulai Terurai, Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman
Antrean di SPBU Jember Mulai Terurai, Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman
Nasional
Rahayu Saraswati Ungkap Banyak Korban TPPO Pilih Dijual Lagi karena Tak Dapat Kerja
Rahayu Saraswati Ungkap Banyak Korban TPPO Pilih Dijual Lagi karena Tak Dapat Kerja
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tangis Istri-Keluarga Iringi Jenazah Suryadharma Ali Menuju Pemakaman di Bekasi 
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau