Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Berantas Separatisme, Yudo Margono Sebut Bakal Evaluasi yang Sudah Berjalan

Kompas.com - 13/12/2022, 14:13 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas terkini menunjukkan bahwa 73,9 persen masyarakat ingin Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono memberantas separatisme setelah resmi menjabat sebagai Panglima TNI.

Menanggapi hal itu, Yudo Margono mengaku bahwa pemberantasan aksi separatisme atau teror sudah dijalankan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Namun, ia akan mengevaluasi pelaksanaannya setelah resmi menjabat Panglima TNI.

"Kembali lagi akan kita evaluasi. Ini sudah berjalan di sana. Yang sudah menjadi kebijakan Panglima TNI," kata Yudo di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/12/2022).

Baca juga: Ditanya Siapa Penggantinya sebagai KSAL, Yudo Margono: Kewenangan Presiden

Yudo Margono mengungkapkan, evaluasi itu akan dilakukannya bersama dengan seluruh Kepala Staf Angkatan.

Sebab, menurutnya, evaluasi itu juga merupakan tugas Panglima TNI. Mulai dari pembinaan hingga pengerahan kekuatan.

"Karena ada pembinaan, pengerahan kekuatan yang mana itu tugas Panglima untuk mengerahkan kekuatan untuk operasi militer dan non militer," ujarnya.

Di sisi lain, Yudo Margono menambahkan bahwa ia akan memprioritaskan sejumlah hal ketika menjadi Panglima TNI.

Contohnya, menindaklanjuti persoalan di Papua, Laut China Selatan hingga Aceh.

"Kemudian tadi pembinaan personel, tentunya bahwa pembinaan personel itu adalah kewenangan kepala staf angkatan. Tapi panglima juga berwenang untuk mengarahkan supaya menjadi solid TNI ini, menjadi sinergi, dengan Polri maupun dengan masyarakat," ungkapnya.

Baca juga: Ini Langkah Pertama Yudo Margono jika Sudah Dilantik Jadi Panglima TNI

Sebelumnya diberitakan, hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, 73,9 responden yakin Laksamana Yudo Margono mampu memberantas gerakan separatis atau aksi teror ketika menjadi Panglima TNI.

Angka 73,9 persen tersebut terdiri dari 7,2 persen sangat yakin dan 66,7 persen yakin.

"(Ada pula) 20,1 persen tidak yakin, 2,3 persen sangat tidak yakin, 3,7 persen tidak tahu," demikian hasil survei Litbang Kompas, dikutip dari Harian Kompas edisi Senin (12/12/2022).

Selain itu, 8,3 persen responden sangat yakin Yudo Margono mampu menjaga kedaulatan negara, 70,7 persen yakin, 14,8 persen tidak yakin, 0,7 persen sangat tidak yakin, dan 5,5 persen tidak tahu.

Selanjutnya, 8 persen responden sangat yakin Yudo mampu menjaga keamanan dari serangan siber, 67,1 persen yakin, 19,4 tidak yakin, 0,8 persen sangat tidak yakin, dan 4,7 persen tidak tahu.

Terakhir, 10,3 persen responden sangat yakin Yudo Margono mampu menjaga keamanan dan netralitas dalam Pemilu 2024, 71,4 persen yakin, 15,1 persen tidak yakin, 1,6 persen sangat tidak yakin, dan 1,6 persen tidak tahu.

Baca juga: Pesan Puan Maharani ke Yudo Margono: Bukan Hanya Meneruskan, tapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
segera selesaikan separatis papua secara substantif dengan melihat realita. tak perlu lagi mengaburkannya dengan istilah halus sebagai "kelompok kriminal"... dalam kerangka nkri, mereka adalah gerakan separatis. menyerang dan meneror (teroris) secara intens kepada warga dan aparat keamanan... (!?


Terkini Lainnya
Bahlil Bakal Mampir Cek Tambang Nikel di Raja Ampat Saat Kunjungi Sumur Minyak Papua
Bahlil Bakal Mampir Cek Tambang Nikel di Raja Ampat Saat Kunjungi Sumur Minyak Papua
Nasional
Forum Purnawirawan TNI Surati DPR untuk Makzulkan Gibran, Jimly Asshiddiqie: Kita Harus Hormati
Forum Purnawirawan TNI Surati DPR untuk Makzulkan Gibran, Jimly Asshiddiqie: Kita Harus Hormati
Nasional
Soal Seruan Pemakzulan Gibran, Jimly Asshiddiqie: Hanya Ekspresi Kemarahan, Realisasinya Tidak Mungkin
Soal Seruan Pemakzulan Gibran, Jimly Asshiddiqie: Hanya Ekspresi Kemarahan, Realisasinya Tidak Mungkin
Nasional
Lucky Hakim 5 Minggu Magang, Kemendagri: Enggak Ada Catatan, Bagus
Lucky Hakim 5 Minggu Magang, Kemendagri: Enggak Ada Catatan, Bagus
Nasional
Raja Ampat: Surga Biodiversitas yang Diterpa Dilema Global
Raja Ampat: Surga Biodiversitas yang Diterpa Dilema Global
Nasional
Muzani Ungkap Pesan Rahasia Prabowo ke Megawati
Muzani Ungkap Pesan Rahasia Prabowo ke Megawati
Nasional
Eks Dirut Indofarma Dituntut 13 Tahun Penjara dalam Korupsi yang Rugikan Negara Rp 377 M
Eks Dirut Indofarma Dituntut 13 Tahun Penjara dalam Korupsi yang Rugikan Negara Rp 377 M
Nasional
Momen Prabowo Bagikan Amplop Putih Usai Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal...
Momen Prabowo Bagikan Amplop Putih Usai Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal...
Nasional
Bahlil Tanggapi Pertemuan Megawati dan Dasco, Singgung Ajaran Nabi Ibrahim
Bahlil Tanggapi Pertemuan Megawati dan Dasco, Singgung Ajaran Nabi Ibrahim
Nasional
Mensesneg Prasetyo Ungkap Pesan Megawati untuk Menjaga Prabowo
Mensesneg Prasetyo Ungkap Pesan Megawati untuk Menjaga Prabowo
Nasional
Bahlil soal 'Reshuffle': Itu Urusan Al Mukarram Bapak Presiden
Bahlil soal "Reshuffle": Itu Urusan Al Mukarram Bapak Presiden
Nasional
Penampakan Sapi Limosin Kurban Prabowo dan Gibran di Masjid Istiqlal
Penampakan Sapi Limosin Kurban Prabowo dan Gibran di Masjid Istiqlal
Nasional
Bahlil: Kalau Kader Golkar Lagi Kongkow Traktir Makan, Itu Mencontoh Nabi Ibrahim
Bahlil: Kalau Kader Golkar Lagi Kongkow Traktir Makan, Itu Mencontoh Nabi Ibrahim
Nasional
Fadli Zon Ungkap Rencana Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur
Fadli Zon Ungkap Rencana Pemasangan Stairlift di Candi Borobudur
Nasional
Menhut Hentikan Penerbitan PPKH Baru di Raja Ampat
Menhut Hentikan Penerbitan PPKH Baru di Raja Ampat
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau