Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain soal Capres, Sekjen PDI-P Sebut Megawati Punya Hak Prerogatif Umumkan Mitra Kerja Sama Politik

Kompas.com - 09/01/2023, 23:11 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

4

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri punya hak prerogatif mengumumkan mitra kerja sama politik untuk Pemilu 2024, selain mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden.

"Terkait dengan nama, kerja sama (politik), itu Ibu Megawati Soekarnoputri. Tugas kami menyiapkan," kata Hasto ditemui di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (9/1/2023).

Hasto tak banyak menjawab soal mitra kerja sama politik PDI-P menghadapi pemilu.

Baca juga: Ditanya Soal Kans Ganjar Jadi Capres PDI-P, Hasto: Tunggu Ibu Megawati

Dia lebih banyak mengungkapkan terkait proses pencapresan di tubuh partai berlambang banteng moncong putih itu.

Soal capres, Hasto mengatakan, Megawati telah mempertimbangkan matang sosok yang tepat, dengan  mempertimbangkan sosok pemimpin yang ideologis, paham sejarah perjuangan bangsa, memiliki kemampuan teknokratik, serta mampu bertanggung jawab.

"Begitu banyak kriteria yang telah disampaikan oleh Ibu Mega," katanya.

Baca juga: Hasto Sebut Pengumuman Capres PDI-P Tinggal Tunggu Momentum

Selain itu, Hasto mengatakan, Megawati juga berdiskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menentukan capres.

Diskusi ini dilakukan agar keberlanjutan kepemimpinan dapat terus berjalan, sejak masa kepemimpinan Presiden Pertama RI Soekarno, Presiden Kelima Megawati, Presiden Jokowi, serta calon yang ditentukan nanti.

"Ya tentu saja (bicara dengan presiden). Apalagi kami berbicara tentang sustainability of the leaders and policy," katanya.

"Sehingga antara Bung Karno, Ibu Mega, Pak Jokowi, dan calon presiden yang akan datang itu merupakan satu kesatuan yang terus membawa kemajuan bagi Indonesia Raya kita," tambah Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

4
Komentar
jangan menjual orang desa,orang desa sekarang lebih diperhatikan.berbagai dana dan bantuan masuk desa banyak sekali.., membalas komentar muhammad abdul wahib : pada ngomong melulu,tetapi semakin banyak warga pedesaan hidup sengsara karena terlalu nanyak beban hidup.harga2 mahal plus jaminan sosial yg menjadi tanggung-jawab negara dipaksakan kepada rakyat untuk memikulnya,bpjs yg tak akan berkah.


Terkini Lainnya
Pakar: Tingginya Kepuasan Publik atas Penanganan Korupsi Jadi Momentum Penegak Hukum Tingkatkan Kinerja
Pakar: Tingginya Kepuasan Publik atas Penanganan Korupsi Jadi Momentum Penegak Hukum Tingkatkan Kinerja
Nasional
Mensos Bakal Cabut Bansos Penerima yang Rekeningnya Ada Transaksi Mencurigakan
Mensos Bakal Cabut Bansos Penerima yang Rekeningnya Ada Transaksi Mencurigakan
Nasional
Menteri PKP Maruarar Gandeng KPK Awasi Program Perumahan untuk Cegah Korupsi
Menteri PKP Maruarar Gandeng KPK Awasi Program Perumahan untuk Cegah Korupsi
Nasional
Usai Insiden Ancaman Bom, Kemenag Terus Koordinasi dengan Saudia Airlines
Usai Insiden Ancaman Bom, Kemenag Terus Koordinasi dengan Saudia Airlines
Nasional
8 Jam Diperiksa KPK, Windy Idol Disodori Hampir 100 Pertanyaan
8 Jam Diperiksa KPK, Windy Idol Disodori Hampir 100 Pertanyaan
Nasional
Maruarar Jawab Kritik Rumah Subsidi 18 Meter Persegi: Yang Ukuran 60 Meter Tidak Ada di Kota
Maruarar Jawab Kritik Rumah Subsidi 18 Meter Persegi: Yang Ukuran 60 Meter Tidak Ada di Kota
Nasional
Profil Bro Ron, Caketum PSI yang Siap Bersaing dengan Jokowi
Profil Bro Ron, Caketum PSI yang Siap Bersaing dengan Jokowi
Nasional
Zarof Ricar Punya Akses Istimewa ke Hakim PN hingga MA, Hasilnya Dapat Gratifikasi Rp 1 Triliun
Zarof Ricar Punya Akses Istimewa ke Hakim PN hingga MA, Hasilnya Dapat Gratifikasi Rp 1 Triliun
Nasional
Klarifikasi BGN soal Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang Selatan
Klarifikasi BGN soal Menu MBG Berbahan Mentah di Tangerang Selatan
Nasional
Kenapa Ada 1,3 Juta Penerima Bansos yang Gagal Ditransfer?
Kenapa Ada 1,3 Juta Penerima Bansos yang Gagal Ditransfer?
Nasional
Gibran Sambangi Perajin Kendang di Blitar, Dorong Ekspansi ke Afrika dan Penjualan Online
Gibran Sambangi Perajin Kendang di Blitar, Dorong Ekspansi ke Afrika dan Penjualan Online
Nasional
Pertamina dan Seruni Bangun Sarana Air Bersih di Sragen, Sasar 1.280 KK
Pertamina dan Seruni Bangun Sarana Air Bersih di Sragen, Sasar 1.280 KK
Nasional
Jaksa Agung Datangi Kejati Maluku Utara, Beri Wejangan soal Tambang Nikel Ilegal
Jaksa Agung Datangi Kejati Maluku Utara, Beri Wejangan soal Tambang Nikel Ilegal
Nasional
Prabowo Bubarkan Satgas Sapu Bersih Pungli yang Dibentuk Jokowi pada 2016
Prabowo Bubarkan Satgas Sapu Bersih Pungli yang Dibentuk Jokowi pada 2016
Nasional
Kronologi Imigrasi Tangkap WN Australia Pelaku Penembakan WNA di Bali
Kronologi Imigrasi Tangkap WN Australia Pelaku Penembakan WNA di Bali
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau