Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima Yudo: Saya Punya Prajurit Khusus dan Alutsista untuk Bebaskan Pilot Susi Air, tapi Ini Bukan Operasi Militer

Kompas.com - 08/03/2023, 21:44 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

89

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memastikan bahwa aparat TNI-Polri terus melanjutkan operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB).

“Operasi tetap jalan terus penyelamatan sandera itu, karena kita tetap menjaga supaya masyarakat sipil tidak terlibat dan kena," ujar Yudo Margono usai upacara gaktib dan yustisi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (8/3/2023).

"Kalau operasi serentak itu khawatirnya penduduk akan kena karena mereka (KKB) ini kan bersama-sama dengan penduduk,” katanya lagi.

Yudo Margono kemudian mengungkapkan bahwa KKB berpindah-pindah dan membaur dengan warga lokal sehingga menyulitkan.

Baca juga: Panglima Yudo: Selandia Baru Tawarkan Bantuan Cari Pilot Susi Air, tapi Kami Masih Mampu Selesaikan

Ia lantas meminta masyarakat bersabar terkait pembebasan pilot Philips.

Terlebih, kata Yudo Margono, pencarian pilot Philips bukanlah operasi militer, melainkan operasi penegakan hukum.

“Kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini, sehingga ya harus sabar, menyelesaikan ini tidak langsung “des”. Ini bukan operasi militer. Ingat, ini bukan operasi militer,” ujar Yudo.

“Saya mempunyai prajurit bermampuan khusus, mempunyai alutsista yang bisa menyelesaikan itu, kalau harus menyelesaikan, tapi ini bukan. Ingat ini adalah operasi penegakan hukum sehingga tetap mengedepankan hukum,” katanya lagi.

Baca juga: Pilot Susi Air Masih Disandera, Pembebasan Lewat Pendekatan Keamanan Diharap Jadi Pilihan Terakhir

Diketahui, Philips yang merupakan warga Selandia Baru, disandera KKB setelah pesawat yang dipilotinya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan, oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya pada 7 Februari 2023.

Saat itu, pesawat tersebut mengangkut lima penumpang yang merupakan orang asli Papua (OAP).

Sebenarnya, Philips dan kelima OAP sempat melarikan diri ke arah yang berbeda.

Belakangan diketahui kelima OAP telah kembali ke rumah masing-masing. Sementara Philips masih disandera.

Baca juga: Pembebasan Pilot Susi Air Disarankan Gandeng Mediator Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

89
Komentar
ini pasti bocah yg sama karakternya dg maro dandi,.. yg klu telat di kasih makan banting" piring sama panci., membalas komentar buzz aldrin : lawan pasukan koteka aja takut preeet ahh


Terkini Lainnya
Gawang Indonesia Tak Kebobolan, Erick Thohir Puji Debut Emil Audero
Gawang Indonesia Tak Kebobolan, Erick Thohir Puji Debut Emil Audero
Nasional
Indonesia Menang, Prabowo Turun ke Lapangan dan Salami Pemain Timnas
Indonesia Menang, Prabowo Turun ke Lapangan dan Salami Pemain Timnas
Nasional
Indonesia Kalahkan China, Erick Thohir Sebut Kehadiran Prabowo Bawa Hoki
Indonesia Kalahkan China, Erick Thohir Sebut Kehadiran Prabowo Bawa Hoki
Nasional
Prabowo Harap Timnas Indonesia Menang dari Jepang, Erick Thohir Nyengir
Prabowo Harap Timnas Indonesia Menang dari Jepang, Erick Thohir Nyengir
Nasional
Indonesia Menang Lawan China, Prabowo: Siapa Tahu Kita Bisa Masuk Piala Dunia
Indonesia Menang Lawan China, Prabowo: Siapa Tahu Kita Bisa Masuk Piala Dunia
Nasional
Kata Prabowo Usai Indonesia Kalahkan China: Masih Ada Tantangan
Kata Prabowo Usai Indonesia Kalahkan China: Masih Ada Tantangan
Nasional
Amnesty Sebut Kebijakan Jam Malam Dedi Mulyadi Bertentangan dengan Konvensi PBB
Amnesty Sebut Kebijakan Jam Malam Dedi Mulyadi Bertentangan dengan Konvensi PBB
Nasional
Dicecar Febri Diansyah, Ahli Hukum UGM Sebut Barang Bukti Tanpa Justifikasi Tak Bisa Dipakai
Dicecar Febri Diansyah, Ahli Hukum UGM Sebut Barang Bukti Tanpa Justifikasi Tak Bisa Dipakai
Nasional
Kasus Pemerasan Izin TKA, Staf Ahli Menaker Disebut Terima Rp 18 Miliar
Kasus Pemerasan Izin TKA, Staf Ahli Menaker Disebut Terima Rp 18 Miliar
Nasional
Sekretaris Fraksi PDI-P di DPR Yakin Keadilan akan Berpihak pada Hasto 
Sekretaris Fraksi PDI-P di DPR Yakin Keadilan akan Berpihak pada Hasto 
Nasional
Kasus Pemerasan TKA, KPK Bakal Panggil Hanif Dhakiri dan Ida Fauziyah
Kasus Pemerasan TKA, KPK Bakal Panggil Hanif Dhakiri dan Ida Fauziyah
Nasional
PKS Targetkan Penambahan Kursi di DPR pada Pemilu 2029
PKS Targetkan Penambahan Kursi di DPR pada Pemilu 2029
Nasional
Dampingi Presiden, Kapolri Lapor Panen Raya Kuartal II Hasilkan 2,54 Juta Ton Jagung
Dampingi Presiden, Kapolri Lapor Panen Raya Kuartal II Hasilkan 2,54 Juta Ton Jagung
Nasional
Di ILC Ke-113, Wamenaker Paparkan 3 Strategi Konkret Atasi Dominasi Sektor Informal
Di ILC Ke-113, Wamenaker Paparkan 3 Strategi Konkret Atasi Dominasi Sektor Informal
Nasional
Prabowo Bertemu Wakil PM Australia di Kertanegara
Prabowo Bertemu Wakil PM Australia di Kertanegara
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau