Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wacana Duet Prabowo-Ganjar Dinilai Bisa Konsolidasikan Basis Pemilih

Kompas.com - 14/03/2023, 13:26 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana duet Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dinilai bisa mengonsolidasikan basis pemilih yang cukup kuat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Mengingat keduanya memiliki bekal elektoral yang selama ini konsisten bertengger di posisi papan atas tiga besar," ujar Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Senin (13/3/2023).

Jika wacana duet tersebut terwujud, Umam mengatakan, yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah bagaimana skema koalisinya.

Baca juga: Gerindra dan PDI-P Ngotot Harus Capres di Wacana Duet Prabowo-Ganjar

Menurutnya, apakah Ganjar diajukan sebagai representasi PDI Perjuangan (PDI-P) ataukah Ganjar akan keluar dari PDI-P untuk selanjutnya maju lewat gerbong Koalisi Indonesia Bersatu.

Umam mengatakan, jika majunya Ganjar atas restu PDI-P, maka pasangan Prabowo-Ganjar ataupun sebaliknya Ganjar-Prabowo akan merepresentasikan "koalisi super besar" yang menggabungkan dua partai papan atas, yakni PDI-P dan Gerindra.

Umam juga menilai pasangan Prabowo-Ganjar ini bisa menjadi titik temu kekuatan antara KIB, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dan PDI-P sendiri," kata Umam.

"Tantangannya selanjutnya, benarkah PDIP akan memberikan golden ticket-nya kepada Ganjar untuk bersanding dengan Prabowo? Lalu bagaimana nasib Puan Maharani yang notabene merupakan pemegang kartu permainan PDIP?" kata Umam.

"Atau, jika memang di internal PDIP merestui Ganjar, maukah PDIP menempati posisi Cawapres, sebagaimana yang dipatok oleh Hasyim Djojohadikusumo?" sambung dia.

Baca juga: Diusulkan Dampingi Prabowo jika Maju Pilpres 2024, Ganjar: Wakilmu, Jawa Tengah PR Masih Banyak

Umam menambahkan, kekuatan elektoral PDI-P saat ini lebih besar dari Gerindra.

Begitu juga dengan kekuatan elektabilitas Ganjar lebih besar dari Prabowo.

Menurutnya, fakta-fakta politik tersebut harus dikomunikasikan dan dinegosiasikan agar bisa menemukan titik temu kepentingan sehingga pasangan ini bisa berlayar.

"Namun jika negosiasi dan kompromi masih saja sulit ditemukan, maka layar akan sulit terkembang," imbuh dia.

Diketahui wacana untuk memasangkan Prabowo dan Ganjar disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Namun demikian, Hashim menuturkan Ganjar mesti menjadi cawapres, karena Prabowo figur politisi yang lebih senior dan memiliki lebih banyak pengalaman.

"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," ucapnya ditemui di Gedung Joang' 45, Jakarta, Minggu (12/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
mantap pak ganjar, semangat dan maju terus pak, semoga sukses.
Baca tentang


Terkini Lainnya
Mensos Laporkan Progres Sekolah Rakyat ke DPR, 100 Lokasi Siap Beroperasi 14 Juli 2025
Mensos Laporkan Progres Sekolah Rakyat ke DPR, 100 Lokasi Siap Beroperasi 14 Juli 2025
Nasional
Selasa, PN Jakpus Bacakan Vonis Jaksa yang Tilap Uang Korban Investasi Bodong
Selasa, PN Jakpus Bacakan Vonis Jaksa yang Tilap Uang Korban Investasi Bodong
Nasional
Brigadir Nurhadi Tewas, Polda NTB Didesak Usut Dugaan Penganiayaan
Brigadir Nurhadi Tewas, Polda NTB Didesak Usut Dugaan Penganiayaan
Nasional
Basarnas Curhat Tak Ada Anggaran Perbaiki Alat Pendeteksi Lokasi Kecelakaan
Basarnas Curhat Tak Ada Anggaran Perbaiki Alat Pendeteksi Lokasi Kecelakaan
Nasional
Jaksa: CPIB Singapura Bekukan Rekening Perusahaan Surya Darmadi
Jaksa: CPIB Singapura Bekukan Rekening Perusahaan Surya Darmadi
Nasional
Kemensos: Anggaran Sekolah Rakyat Capai Rp 1,19 Triliun
Kemensos: Anggaran Sekolah Rakyat Capai Rp 1,19 Triliun
Nasional
Emosi Perusahaannya di Singapura Disita Kejagung, Surya Darmadi: Stres
Emosi Perusahaannya di Singapura Disita Kejagung, Surya Darmadi: Stres
Nasional
Perusahaan Surya Darmadi Sudah Buka Lahan untuk Kebun Sawit meski Tak Punya Izin KLHK
Perusahaan Surya Darmadi Sudah Buka Lahan untuk Kebun Sawit meski Tak Punya Izin KLHK
Nasional
Komisi V Sorot Anggaran BMKG-Basarnas Menurun, Padahal Potensi Bencana Meningkat
Komisi V Sorot Anggaran BMKG-Basarnas Menurun, Padahal Potensi Bencana Meningkat
Nasional
Dampingi Presiden Prabowo di KTT BRICS, Menko Airlangga: BRICS Berkomitmen Perkuat Multilateralisme dan Tata Kelola Global
Dampingi Presiden Prabowo di KTT BRICS, Menko Airlangga: BRICS Berkomitmen Perkuat Multilateralisme dan Tata Kelola Global
Nasional
Minta IDI dan Menkes Musyawarah, Saldi Isra: Semuanya Ketemu, Bicara dari Hati ke Hati
Minta IDI dan Menkes Musyawarah, Saldi Isra: Semuanya Ketemu, Bicara dari Hati ke Hati
Nasional
DPR Minta BP Haji Bentuk Penegak Hukum Berantas Oknum pada Pelaksanaan Haji 2026
DPR Minta BP Haji Bentuk Penegak Hukum Berantas Oknum pada Pelaksanaan Haji 2026
Nasional
BMKG: Hujan Ekstrem Masih Akan Terjadi Sepekan ke Depan
BMKG: Hujan Ekstrem Masih Akan Terjadi Sepekan ke Depan
Nasional
Saksi: Penunjukan Pengelola Investasi Rp 1 T di Luar Pengetahuan Direksi Taspen
Saksi: Penunjukan Pengelola Investasi Rp 1 T di Luar Pengetahuan Direksi Taspen
Nasional
Manfaatkan EBT, Pertamina dan PTPN III Dorong Kawasan Ekonomi Hijau di Sei Mangkei
Manfaatkan EBT, Pertamina dan PTPN III Dorong Kawasan Ekonomi Hijau di Sei Mangkei
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau