Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Gimik Politik Dinilai Kebablasan, Berujung Blunder Batalnya Piala Dunia U20 di Indonesia…

Kompas.com - 01/04/2023, 12:39 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 oleh Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berujung gaduh.

FIFA memang tak menyebutkan detail alasan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah ajang olahraga internasional itu. Namun, pembatalan tersebut berbarengan dengan masifnya penolakan kepesertaan Timnas Israel di Piala Dunia U20.

Baca juga: Ganjar Blunder soal Tolak Israel, Dirujak Warganet, dan Elektabilitasnya yang Terancam

Ramai-ramai kepala daerah, partai politik, hingga organisasi masyarakat (ormas) lantang menyuarakan penolakan. Sebutlah Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), hingga Persaudaraan Alumni 212.

Namun, dari sejumlah pihak yang menolak kepesertaan Timnas Israel, sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan PDI Perjuangan yang paling disorot.

Politis?

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menduga, ada pihak-pihak yang mencoba bermain politik dalam rencana penyelenggaraan Piala Dunia U20. Upaya ini ditempuh demi keuntungan politik pribadi.

“Jika kemarin Presiden Jokowi menyatakan bahwa olahraga tidak boleh dikaitkan dengan politik, itu adalah sikap yang naif. Jelas ada yang hendak bermain politik,” kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (31/3/2023).

Baca juga: Kilah Hasto Usai Ganjar dan Koster Tolak Timnas Israel: Rakyat Ingin Pemimpin yang Kokoh

Sayangnya, keputusan FIFA tak sesuai harapan dan agenda politik pihak tersebut. Sehingga, bukannya mendulang keuntungan, mereka yang sempat menyuarakan penolakan kepesertaan Timnas Israel justru kini jadi sasaran kemarahan publik.

“Sepertinya ini keteledoran berjamaah, asyik bermain-main gimik, hingga tidak mampu mengantisipasi dan menjalankan proses diplomasi untuk meyakinkan FIFA atas aspirasi dalam negeri Indonesia,” ujar Umam.

Ganjar Pranowo dan Wayan Koster misalnya, dinilai tidak paham konteks dan lebih memilih bermain gimik menolak kepesertaan Timnas Israel.

Menurut Umam, Ganjar seolah ingin mencitrakan diri sebagai loyalis PDI-P yang mengamalkan ajaran Soekarnoisme. Orang nomor satu di Jawa Tengah itu seakan hendak menunjukkan dirinya peduli pada perjuangan dan isu kemanusiaan Palestina.

Harapannya, Piala Dunia U-20 tetap berjalan di Indonesia, lantas Israel dikeluarkan dari kepesertaan dari Piala Dunia U-20 2023.

Namun, keputusan FIFA justru berbeda dan tak sesuai ekspektasi mereka, Indonesia dicopot dari tuan rumah Piala Dunia U20.

“Bukan hanya mencoreng dan menampar wajah pemerintahan Jokowi, pilihan sikap Ganjar justru berpeluang dicap sebagai pemimpin gimik yang tidak paham konteks strategis dari kebijakan pemerintah Jokowi itu sendiri,” kata Umam.

Kendati demikian, Umam tak yakin Presiden Jokowi bakal menyentil Ganjar ataupun Koster yang kini jadi bulan-bulanan warganet.

Sebab, menurutnya, bisa jadi penolakan tersebut bukan merupakan sikap pribadi Ganjar maupun Koster, melainkan agenda besar partai yang menaungi mereka, PDI-P.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pemerintah Siapkan Roadmap AI Nasional, Akan Diuji Publik Bulan Depan
Pemerintah Siapkan Roadmap AI Nasional, Akan Diuji Publik Bulan Depan
Nasional
Kemkomdigi Siapkan Digitalisasi dan Infrastruktur Teknologi Kopdes Merah Putih
Kemkomdigi Siapkan Digitalisasi dan Infrastruktur Teknologi Kopdes Merah Putih
Nasional
PN Jakpus Minta Publik Baca Kasus Tom Lembong Secara Berimbang
PN Jakpus Minta Publik Baca Kasus Tom Lembong Secara Berimbang
Nasional
KPK: PP Muhammadiyah Serahkan Kajian Soal Tata Kelola Tambang
KPK: PP Muhammadiyah Serahkan Kajian Soal Tata Kelola Tambang
Nasional
PN Jakpus Sebut Hakim Kasus Tom Lembong Bebas dari Tekanan dan Intervensi Politik
PN Jakpus Sebut Hakim Kasus Tom Lembong Bebas dari Tekanan dan Intervensi Politik
Nasional
KBRI Pastikan 271 WNI yang Ditangkap di Kamboja Terkait Judi Online Dalam Kondisi Aman dan Baik
KBRI Pastikan 271 WNI yang Ditangkap di Kamboja Terkait Judi Online Dalam Kondisi Aman dan Baik
Nasional
SBY Pulang dari RSPAD, AHY: Terima Kasih atas Doa untuk Ayahanda...
SBY Pulang dari RSPAD, AHY: Terima Kasih atas Doa untuk Ayahanda...
Nasional
MA Tolak Kasasi Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar, tetapi Uang Pengganti Dikurangi Jadi Rp 817 M
MA Tolak Kasasi Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar, tetapi Uang Pengganti Dikurangi Jadi Rp 817 M
Nasional
339 WNI Terjaring Operasi Pemberantasan Judi Online di Kamboja
339 WNI Terjaring Operasi Pemberantasan Judi Online di Kamboja
Nasional
Fakta Eks Marinir Satria: Desersi TNI AL, Gabung Militer Rusia, Kini Minta Pulang ke RI
Fakta Eks Marinir Satria: Desersi TNI AL, Gabung Militer Rusia, Kini Minta Pulang ke RI
Nasional
Revisi KUHAP Atur TNI Jadi Penyidik Tindak Pidana Umum, Dinilai Hidupkan Dwifungsi ABRI
Revisi KUHAP Atur TNI Jadi Penyidik Tindak Pidana Umum, Dinilai Hidupkan Dwifungsi ABRI
Nasional
KPK Cecar Istri Topan Ginting soal Temuan Uang Rp 2,8 M Dalam Kasus Proyek Jalan di Sumut
KPK Cecar Istri Topan Ginting soal Temuan Uang Rp 2,8 M Dalam Kasus Proyek Jalan di Sumut
Nasional
AHY Usul Reformasi Aturan Dana Kampanye Buntut Marak Politik Uang
AHY Usul Reformasi Aturan Dana Kampanye Buntut Marak Politik Uang
Nasional
Wamenkomdigi: Hoaks yang Dihasilkan oleh AI Kini Super Realistik
Wamenkomdigi: Hoaks yang Dihasilkan oleh AI Kini Super Realistik
Nasional
KPK Tetapkan Bos Jembatan Nusantara Jadi Tahanan Rumah Terkait Kasus Korupsi PT ASDP
KPK Tetapkan Bos Jembatan Nusantara Jadi Tahanan Rumah Terkait Kasus Korupsi PT ASDP
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau