Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI Kena Peluru Nyasar di Sudan, Kemenlu Pastikan Sudah Sehat

Kompas.com - 19/04/2023, 16:47 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat terkena pantulan peluru nyasar di Sudan, sudah sehat.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Judha Nugraha menyebut, peristiwa tersebut terjadi pada hari kedua konflik.

Diketahui di negara tersebut, terjadi pertempuran antara militer Sudan dengan kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

Baca juga: Konflik Sudan Terus Berkecamuk, Kirim Bantuan Hampir Tidak Mungkin, RS Kritis

Pertempuran untuk merebutkan kekuasaan di Sudan tersebut telah menewaskan sedikitnya 185 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang.

"Yang bersangkutan tinggal di Arkaweet. Yang bersangkutan terkena pantulan peluru nyasar yang menyebabkan goresan kecil di pinggang. Saat ini sudah sembuh dan sehat," kata Judha kepada wartawan, Rabu (19/4/2023).

Adapun saat ini, KBRI Khartoum di Sudan telah mengamankan 15 WNI ke rumah aman (safe house) di Kantor KBRI Khartoum.

Baca juga: Ada Apa di Sudan dan Kenapa Terjadi Perang?

Evakuasi itu dilakukan pada Selasa (18/4/2023), menggunakan kesempatan pergerakan saat melakukan distribusi logistik. Para WNI terdiri dari keluarga yang mempunyai anak kecil atau bayi serta ibu hamil.

Adapun untuk para WNI yang belum dapat menjangkau Safe House KBRI, ia mengimbau, agar mereka tetap berada di dalam rumah masing-masing dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah.

"Demi keselamatan, pergerakan menuju Safe House KBRI dilakukan ketika situasi keamanan sudah memungkinkan," ucap Judha.

Baca juga: Mahasiswa Asal Lombok Tengah Terjebak Konflik Militer dan Paramiliter di Sudan

Sementara itu, bantuan logistik diberikan kepada sekitar 200 WNI terdampak perang, yang mayoritas berstatus mahasiswa dan PMI.

Sebelumnya, KBRI juga telah mendistribusikan sembako kepada WNI, termasuk kepada 76 mahasiswa yang ditampung di Auditorium Kampus Internasional University of Africa.

Bantuan yang diberikan berupa mie instan, roti, beras, telur, teh, kopi dan air mineral.

"Pasokan didapatkan KBRI di tengah kelangkaan suplai logistik akibat tersendatnya distribusi barang masuk dan banyaknya toko yang tutup," ungkap Judha.

Baca juga: Sudan Bergejolak, KBRI Pastikan WNI Aman

Sebagai informasi sesuai data KBRI, jumlah WNI di Sudan tercatat sebanyak 1.209 orang, mayoritas berdomisili di wilayah Khartoum, dan sebagian di Wad Madani dan Port Sudan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Membaca Hasto dan Tom Lembong: Apakah Ini Politik?
Membaca Hasto dan Tom Lembong: Apakah Ini Politik?
Nasional
Pakar Ungkap 5 UU yang Harus Direvisi Imbas Pemilu Nasional-Daerah Dipisah
Pakar Ungkap 5 UU yang Harus Direvisi Imbas Pemilu Nasional-Daerah Dipisah
Nasional
Roy Suryo Bantah Ada Bohir di Balik Isu Ijazah Jokowi: Bohong, Kami Itu Peneliti!
Roy Suryo Bantah Ada Bohir di Balik Isu Ijazah Jokowi: Bohong, Kami Itu Peneliti!
Nasional
Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
Narasi Reuni UGM Setting-an di Tengah Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ditanggapi Sinis Projo
Nasional
Perspektif Baru Pemberantasan Korupsi
Perspektif Baru Pemberantasan Korupsi
Nasional
Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami
Demokrat: Roy Suryo yang Beropini Ijazah Palsu Jokowi Bukan Bagian Partai Kami
Nasional
Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
Projo: Isu Ijazah Palsu Tak Akan Berhenti, Downgrade Jokowi agar Dianggap Beban Politik
Nasional
Demokrat Bantah Jadi Partai Biru Dalang Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ini Klarifikasinya
Demokrat Bantah Jadi Partai Biru Dalang Isu Ijazah Palsu Jokowi, Ini Klarifikasinya
Nasional
Cak Imin: 210.000 Orang Telah Keluar dari Belenggu Kemiskinan, Kita Fokuskan Jadi Sejahtera
Cak Imin: 210.000 Orang Telah Keluar dari Belenggu Kemiskinan, Kita Fokuskan Jadi Sejahtera
Nasional
BGN Diminta Tak Segan Cabut Izin SPPG yang Lalai, Kualitas MBG Harus yang Utama
BGN Diminta Tak Segan Cabut Izin SPPG yang Lalai, Kualitas MBG Harus yang Utama
Nasional
Refleksi 66 Tahun Kementerian PANRB: Hadirkan Birokrasi yang Berpihak pada Rakyat
Refleksi 66 Tahun Kementerian PANRB: Hadirkan Birokrasi yang Berpihak pada Rakyat
Nasional
Motor Sitaan Atas Nama Ajudan, KPK: Ridwan Kamil Bukan Samarkan Kepemilikan
Motor Sitaan Atas Nama Ajudan, KPK: Ridwan Kamil Bukan Samarkan Kepemilikan
Nasional
Budi Arie: Berbagai Propaganda Kita Hadapi dengan Hasil Nyata untuk Rakyat
Budi Arie: Berbagai Propaganda Kita Hadapi dengan Hasil Nyata untuk Rakyat
Nasional
Putusan MK Bukan Obat, Pakar: Revisi UU Pemilu Harus Segera Dibahas
Putusan MK Bukan Obat, Pakar: Revisi UU Pemilu Harus Segera Dibahas
Nasional
Bima Arya: Jangan Sampai Biaya Politik Mahal Jadi Alasan Kepala Daerah Dipilih DPRD
Bima Arya: Jangan Sampai Biaya Politik Mahal Jadi Alasan Kepala Daerah Dipilih DPRD
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau