Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AHY-Demokrat Dinilai Bisa Merapat ke Golkar Jika Gagal Dampingi Anies

Kompas.com - 09/06/2023, 17:57 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peluang Partai Demokrat dan sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beralih ke kubu politik lain jika gagal dipilih menjadi pendamping atau bakal cawapres dari bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, dinilai masih terbuka.

Bahkan Demokrat dan AHY diprediksi bisa saja berkoalisi dengan Partai Golkar jika kepentingan mereka tidak diakomodasi oleh KPP. Selain itu, jika Demokrat berkoalisi dengan Golkar maka kans AHY maju menjadi bakal cawapres di 2024 diperkirakan lebih terbuka.

"Bisa saja misalnya pada hari ini AHY menjadi wakilnya Airlangga. Kan Airlangga Ketua Umum Partai Golkar. Golkar kursinya besar sekali (di DPR)," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer (IB) Muhammad Qodari dalam keterangannya seperti dikutip pada Jumat (9/6/2023).

Qodari mengatakan, posisi Golkar tidak bisa diabaikan karena mereka adalah partai dengan jumlah kursi kedua terbanyak di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berdasarkan hasil Pemilu 2019.

Baca juga: AHY Desak Cawapres Anies Diumumkan, Nasdem: Tidak Semudah Itu...

Jumlah kader Golkar yang duduk di DPR saat ini adalah 85 kursi. Sedangkan perolehan suara mereka pada Pemilu 2019 mencapai 17.229.789 suara atau 12,31 persen.

Maka dari itu, kata Qodari, Golkar pun sanggup mengajukan bakal capres jika berkoalisi dengan salah satu partai menengah, misalnya dengan Partai Demokrat.

Akan tetapi, lanjut Qodari, ada persoalan lain yang menanti jika Demokrat tertarik berkoalisi dengan Golkar. Problem utamanya adalah persoalan pandangan politik masing-masing partai terkait kelanjutan program Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Pertanyaannya apakah AHY mau bergeser sikap politiknya? SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) mau bergeser sikap politiknya? Demokrat mau bergeser sikap politiknya dari kontra Jokowi menjadi pro Jokowi?" ujar Qodari.

"Karena kalau berpasangan dengan Airlangga Hartarto, Partai Golkar yang merupakan bagian dari pemerintahan, menurut saya mereka pasti wacananya adalah kesinambungan juga," lanjut Qodari.

Baca juga: Demokrat Desak Anies soal Cawapres, Nasdem: Terus Terang Saja kalau Bukan AHY Jadi Wakil Mau Mundur


Di sisi lain, Qodari menilai saat ini adalah momen yang tepat bagi AHY buat bersaing dalam bursa cawapres, bahkan jika tak terpilih menjadi bakal cawapres Anies.

"Jadi menurut saya kalau Demokrat mau jadi cawapres, AHY mau jadi cawapres, sebetulnya kali ini besar sekali potensinya, tapi bukan dengan Anies tapi dengan Airlangga Hartarto," papar Qodari.

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan temuan Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies sebagai bakal capres turun sejak Juli 2022.

Dalam simulasi tiga nama yang dilakukan Indikator, elektabilitas Anies secara berturut-turut, yakni 29,4 persen pada Juli 2022.

Lalu, pada Oktober 2022 jadi 28,4 persen. Kemudian, turun lagi pada Januari 2023 jadi 24,2 persen. Pada Februari 2023 menjadi 24 persen, dan April 2023 jadi 22,2 persen.

Baca juga: Demokrat: Kalau Mau Menang Pilpres 2024, Ya Anies-AHY

Selanjutnya, penurunan kembali terjadi pada awal Mei 2023 jadi 21,8 persen, dan akhir Mei 2023 elektabilitas Anies 18,9 persen.

Halaman:
Komentar
justru semakin nampak nilai demokrat yg tidak konsisten, akan menjadi blunder pada nilai partai kasian kalau dikit aja dirayu dah pada lupa perjanjian....
Baca tentang


Terkini Lainnya
Kasus Keracunan MBG di NTT, BGN Didesak Evaluasi Penyedia Makanan
Kasus Keracunan MBG di NTT, BGN Didesak Evaluasi Penyedia Makanan
Nasional
Natalius Pigai: Pertukaran Data dengan AS Tak Melanggar HAM
Natalius Pigai: Pertukaran Data dengan AS Tak Melanggar HAM
Nasional
Ma'ruf Amin: Kalau Ada Perpecahan, Program Apapun Tidak Bisa Dilaksanakan
Ma'ruf Amin: Kalau Ada Perpecahan, Program Apapun Tidak Bisa Dilaksanakan
Nasional
Pemerintah RI Diharapkan Proaktif Damaikan Konflik Thailand-Kamboja
Pemerintah RI Diharapkan Proaktif Damaikan Konflik Thailand-Kamboja
Nasional
Ma'ruf Amin: MUI Jangan Berhenti Doakan Pemerintah
Ma'ruf Amin: MUI Jangan Berhenti Doakan Pemerintah
Nasional
Dukung Program Pemerintah yang Baik, Ma'ruf Amin: Tak Usah Takut Dikatakan Antek
Dukung Program Pemerintah yang Baik, Ma'ruf Amin: Tak Usah Takut Dikatakan Antek
Nasional
Ma'ruf Amin Puji Prabowo yang Mau Terima Kritik, Asal Jangan Nyinyir
Ma'ruf Amin Puji Prabowo yang Mau Terima Kritik, Asal Jangan Nyinyir
Nasional
UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS
UU PDP Lindungi Data WNI dalam Kesepakatan Dagang RI-AS
Nasional
Jasa Raharja Gelar Peringatan Hari Anak Nasional 2025, Jadikan 3.000 Anak sebagai Duta Informasi Keselamatan Lalu Lintas
Jasa Raharja Gelar Peringatan Hari Anak Nasional 2025, Jadikan 3.000 Anak sebagai Duta Informasi Keselamatan Lalu Lintas
Nasional
Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda, Bahas Ekonomi dan Teknologi hingga 5 Jam
Prabowo Kumpulkan 82 Profesional Muda, Bahas Ekonomi dan Teknologi hingga 5 Jam
Nasional
Kemenag Buka Pendaftaran KIP Kuliah 2025 untuk 21.490 Mahasiswa
Kemenag Buka Pendaftaran KIP Kuliah 2025 untuk 21.490 Mahasiswa
Nasional
Kasus Kekerasan Seksual 9 Santri di Sumenep, Menteri PPPA: Langgar Nilai Kemanusiaan
Kasus Kekerasan Seksual 9 Santri di Sumenep, Menteri PPPA: Langgar Nilai Kemanusiaan
Nasional
Konflik Thailand-Kamboja, Komisi I Harap Adanya Gencatan Senjata
Konflik Thailand-Kamboja, Komisi I Harap Adanya Gencatan Senjata
Nasional
Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Pergi Ke Luar Negeri
Kejagung Cekal Dua Bos Sugar Group Pergi Ke Luar Negeri
Nasional
Sorot Pembangunan IKN, Anggota DPR: Jangan Jadi Ambisi dan Beban Jangka Panjang
Sorot Pembangunan IKN, Anggota DPR: Jangan Jadi Ambisi dan Beban Jangka Panjang
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau