Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Kebijakan Jokowi soal Mobil Listrik, Anies: Jangan Sampai Subsidi Kepada yang Tidak Perlu

Kompas.com - 10/06/2023, 20:13 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) Anies Baswedan mengatakan jangan sampai pemerintah memberikan subsidi kepada yang tidak memerlukan subsidi seperti pembeli mobil listrik.

Awalnya, Anies mengatakan subsidi mobil listrik tidak diperlukan karena permintaan sudah cukup tinggi yang tergambar dari pemesanan mobil listrik saat ini.

"Nah mobil listrik ini permintaannya sudah cukup tinggi. Indikasinya apa? Indikasinya mau beli aja antre lama. Kalau mau beli langsung ada kan berarti memang engga laku. Tapi kalau mau beli harus nunggu beberapa bulan berarti demand tinggi. Kalau demand tinggi maka buat apa dapat subsidi? Toh pasarnya sudah menyerap hasil produksi," ucap Anies saat ditemui di Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (10/6/2023).

Baca juga: PDI-P Rangkul Demokrat, Hasto: Toh Lamaran Anies Belum Turun

Itulah sebabnya dia menyebut subsidi mobil listrik yang saat ini digelontorkan pemerintah lebih tepat untuk membangun sarana kendaraan umum.

Karena, menurut dia, kendaraan umum yang diberikan subsidi akan lebih tepat sasaran ketimbang harus memberikan subsidi kepada masyarakat yang mampu membeli mobil pribadi.

"Sedangkan untuk subsidi listrik itu dirasakannya oleh pabrik mobil listrik dan pembeli mobil listrik yang secara status ekonomi, ekonomi yang sangat kuat. Karena harga mobil listrik masih mahal," kata Anies.

"Jadi kita harus membuat namanya climate justice, keadilan yang terkait dengan isu lingkungan. Jangan sampai kita malah memberikan subsidi kepada yang tidak perlu subsidi," sambung dia.

Baca juga: JK Sebut Mobil Listrik di Indonesia Hanya Pindahkan Emisi dari Knalpot ke Cerobong PLTU

Anies berharap pemerintah bisa mengubah kebijakan menjadi subsidi kendaraan umum.

Karena tidak hanya Jakarta, kota-kota besar yang bertumbuh menjadi megapolitan pun harus memiliki sarana transportasi umum yang baik agar bisa memberikan mobilitas warga tanpa kemacetan akibat kendaraan pribadi.

"Itu sebabnya sejak awal saya bilang kalau subsidi untuk kendaraan listrik itu tidak tepat, yang tepat adalah subsidi untuk angkutan umum. Kalau itu kita kerjakan harapannya pengguna kendaraan umum akan bertambah," imbuh dia.

Baca juga: Poin-poin Kritik Anies untuk Pemerintahan Jokowi: Dari Subsidi Mobil Listrik hingga Pembangunan Jalan

Kritik terkait mobil listrik bukan kali pertama dilayangkan Anies. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut pernah melontarkan hal yang sama pada awal Mei 2023.

"Kita menghadapi tantangan lingkungan hidup. Itu kenyataan bagi kita. Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup, apalagi soal polusi udara, bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," kata dia.

Sebab, menurut Anies, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar minyak (BBM).

"Kenapa itu bisa terjadi? Karena bus memuat orang banyak, sedangkan mobil memuat orang sedikit," ucap Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
orang dungu spesialis tukang kritik dan ahli gagasan yg cuma bisa omong kosong dan tak ada solusi nyata. cuma orang2 dungu sejenis yg bisa dia kibuli dgn kata2 dan dusta
Baca tentang


Terkini Lainnya
Soal Pembangunan Pagar di Rinjani, Menhut: Jangan Disamakan dengan Buat Pagar Kantor
Soal Pembangunan Pagar di Rinjani, Menhut: Jangan Disamakan dengan Buat Pagar Kantor
Nasional
Kemenbud Lanjutkan Penulisan Ulang Sejarah meski Fraksi PDI-P Minta Setop: Banyak Temuan Baru buat Ditulis
Kemenbud Lanjutkan Penulisan Ulang Sejarah meski Fraksi PDI-P Minta Setop: Banyak Temuan Baru buat Ditulis
Nasional
Jalankan CSR Berkelanjutan, ADHI Raih 2 Penghargaan di TOP CSR Awards 2025
Jalankan CSR Berkelanjutan, ADHI Raih 2 Penghargaan di TOP CSR Awards 2025
Nasional
Robot Polisi Akan Dilengkapi AI, Algoritma Sedang Disempurnakan
Robot Polisi Akan Dilengkapi AI, Algoritma Sedang Disempurnakan
Nasional
Kemenhub Masih Kaji Potongan Tarif Aplikasi Ojol 10 Persen: Kami Hati-hati
Kemenhub Masih Kaji Potongan Tarif Aplikasi Ojol 10 Persen: Kami Hati-hati
Nasional
Fadli Zon: Progres Penulisan Ulang Sejarah Nasional Capai 80%
Fadli Zon: Progres Penulisan Ulang Sejarah Nasional Capai 80%
Nasional
Jadwal Pengiriman dan Menu MBG Selama Libur Sekolah
Jadwal Pengiriman dan Menu MBG Selama Libur Sekolah
Nasional
Perombakan Sistem Pemilu, Kesejahteraan Rakyat, dan Politik Uang
Perombakan Sistem Pemilu, Kesejahteraan Rakyat, dan Politik Uang
Nasional
Sengketa Lahan Blang Padang, Kodam Iskandar Muda Tunggu Keputusan Pimpinan
Sengketa Lahan Blang Padang, Kodam Iskandar Muda Tunggu Keputusan Pimpinan
Nasional
Bikin Robot Humanoid dan K9, Polri Gandeng Perusahaan Dalam Negeri
Bikin Robot Humanoid dan K9, Polri Gandeng Perusahaan Dalam Negeri
Nasional
Kajian Final, Tarif Ojol Bakal Naik 8-15 Persen
Kajian Final, Tarif Ojol Bakal Naik 8-15 Persen
Nasional
Perludem Nilai Perpanjangan Jabatan DPRD Jadi Pilihan Logis Usai Pemilu Dipisahkan
Perludem Nilai Perpanjangan Jabatan DPRD Jadi Pilihan Logis Usai Pemilu Dipisahkan
Nasional
Tom Lembong: Mendag Rachmat Gobel Bangga Tak Impor, tapi Utang Gula ke Swasta
Tom Lembong: Mendag Rachmat Gobel Bangga Tak Impor, tapi Utang Gula ke Swasta
Nasional
Dirjen Kemenbud: Budaya Semakin Dieksploitasi Akan Hasilkan Uang
Dirjen Kemenbud: Budaya Semakin Dieksploitasi Akan Hasilkan Uang
Nasional
Sidang UU Hak Cipta Ariel Cs, Hakim: Nyanyi di Kawinan Harus Bayar Royalti?
Sidang UU Hak Cipta Ariel Cs, Hakim: Nyanyi di Kawinan Harus Bayar Royalti?
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau