Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabes Polri Diminta Ambil Alih Kasus Tewasnya Brigadir Setyo untuk Hindari Konflik Kepentingan

Kompas.com - 25/09/2023, 16:28 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Mabes Polri diminta untuk mengambil alih penanganan kasus tewasnya ajudan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityajaya, yakni Brigadir Setyo Herlambang.

Hal ini untuk menghindari konflik kepentingan atau conflict of interest dalam pengusutan yang dilakukan oleh Polda Kaltara.

“Agar tak memunculkan asumsi adanya conflict of interest dari pihak Polda Kaltara, memang sebaiknya Mabes Polri mengambil alih kasus ini,” kata pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto saat dihubungi, Senin (25/9/2023).

Selain itu, Bambang juga menyarankan agar Polri melibatkan pihak eksternal dalam proses pengusutan kasus tersebut.

Baca juga: Kompolnas Harap Kasus Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Diusut Transparan

Pihak luar yang dimaksudkan di antaranya keluarga korban serta Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).

“Bila ada kejanggalan-kejanggalan yang dirasakan keluarga, pelibatan lembaga eksternal lain yang dianggap lebih independen dari Kompolnas seperti Komnas HAM juga bisa dilakukan,” tambahnya.

Bambang berpandangan Polri harus terbuka dan transparan terkait penuntasan kasus tersebut.

Keterbukaan tersebut, kata dia, sangat penting untuk menjadi bahan evaluasi secara mendalam.

Dia mengatakan, tanpa ada keterbukaan akan sulit membuat langkah yang tepat untuk perbaikan ke depannya.

Baca juga: Berkaca Kasus Brigadir J, Polri Diminta Jelaskan Penyebab Kematian Ajudan Kapolda Kaltara secara Ilmiah

“Apakah penyebab kematian brigpol tersebut benar karena kelalaian atau karena kesengajaan? Bila karena kesengajaan dilakukan oleh orang lain atau oleh dirimya sendiri atau bunuh diri?” ucapnya.

Sebelumnya, Brigadir Polisi Setyo Herlambang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamarnya, yang ada di rumah dinas Kapolda Kaltara pada Jumat (22/9/2023) sekitar pukul 13.00 Wita. Di sebelahnya ditemukan senjata api milik korban.

Polisi menyebut dugaan sementara kematian Brigadir Setyo karena kelalalian saat membersihkan senjata api jenis HS-9.

"Dugaan sementara, korban sedang membersihkan senjata api. Jadi, akibat kelalaian," kata Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Kaltara Kombes Budi Rachmat saat dihubungi, Sabtu (23/9/2023).

Baca juga: Kematian Ajudan Kapolda Kaltara Diusut dengan Scientific Crime Investigation, Apa Itu?

Dugaan sementara itu disampaikan setelah jenazah ajudan Kapolda Kaltara itu diotopsi di Rumah Sakit (RS) Kota Tarakan dan digelar olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Tim Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimum) dan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Kaltara.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Komentar
kapolri hrs turun tangan menggeledah polda kaltara.. koq ajudan irjen pol ala irjen pol napi samboodan irjen pol kapolda kaltara.. sama sama dibunuh senjata api.. selidiki tuhhh pak kapolri.. turunkan provost.. dari mabes polri.. seriusss.. , membalas komentar raymond hutauruk : baru setahun publik blm lupa.. kematian brigadir j.. ajudan irjen pol napi sambooo.. muncul lg thn ini kematian ajudan kapolda kaltara yg berpangkat irjen pol jg... kedua ajudan irjen pol napi dan irjen pol aktif itu sama sama krn letusan senjata api.. publik jd curiga nihhh...


Terkini Lainnya
Mentan Sebut Kenaikan Produksi Beras Indonesia Diprediksi Terbesar Kedua di Dunia
Mentan Sebut Kenaikan Produksi Beras Indonesia Diprediksi Terbesar Kedua di Dunia
Nasional
Datangi MA, Mendes Yandri Konsultasi soal 2 Desa di Bogor yang Dilelang
Datangi MA, Mendes Yandri Konsultasi soal 2 Desa di Bogor yang Dilelang
Nasional
Yusril soal Atlet Israel Bertanding di Jakarta: Tergantung Sikap Kita
Yusril soal Atlet Israel Bertanding di Jakarta: Tergantung Sikap Kita
Nasional
Soal Seragam Baru TNI, Kapuspen: Akan Segera Didistribusikan
Soal Seragam Baru TNI, Kapuspen: Akan Segera Didistribusikan
Nasional
Indonesia Batalkan Semua Visa Atlet Gimnastik Israel
Indonesia Batalkan Semua Visa Atlet Gimnastik Israel
Nasional
Menko Yusril Bahas Pemulangan Dua Napi asal Belanda, Salah Satunya Terpidana Mati
Menko Yusril Bahas Pemulangan Dua Napi asal Belanda, Salah Satunya Terpidana Mati
Nasional
Perwakilan DPR Minum Saat Sidang MK, Apakah Dilarang?
Perwakilan DPR Minum Saat Sidang MK, Apakah Dilarang?
Nasional
Mentan Pastikan RI Swasembada 2-3 Bulan Lagi, Tidak Perlu Impor Beras
Mentan Pastikan RI Swasembada 2-3 Bulan Lagi, Tidak Perlu Impor Beras
Nasional
Kerugian akibat Korupsi Tata Kelola BBM Diduga Capai Rp 285,98 Triliun
Kerugian akibat Korupsi Tata Kelola BBM Diduga Capai Rp 285,98 Triliun
Nasional
BPJS Kesehatan Tanggung Pengobatan Keracunan MBG jika Bukan KLB
BPJS Kesehatan Tanggung Pengobatan Keracunan MBG jika Bukan KLB
Nasional
Anies Sindir Pemerintahan Prabowo, Riza: Presiden Punya Cara Susun Kabinet
Anies Sindir Pemerintahan Prabowo, Riza: Presiden Punya Cara Susun Kabinet
Nasional
Jual Solar di Bawah Harga, Eks Dirut BUMN Didakwa Rugikan Negara Rp 2,54 Triliun
Jual Solar di Bawah Harga, Eks Dirut BUMN Didakwa Rugikan Negara Rp 2,54 Triliun
Nasional
Saat Perwakilan DPR Tiba-tiba Minta Minum di Tengah Sidang Uji Materi UU TNI
Saat Perwakilan DPR Tiba-tiba Minta Minum di Tengah Sidang Uji Materi UU TNI
Nasional
Kasus Korupsi Impor BBM, 2 Perusahaan Singapura Diduga Dapat Perlakuan Istimewa
Kasus Korupsi Impor BBM, 2 Perusahaan Singapura Diduga Dapat Perlakuan Istimewa
Nasional
Kenapa Menlu Belanda Minta Maaf Tim Asuhan Patrick Kluivert Takluk Lawan Arab Saudi?
Kenapa Menlu Belanda Minta Maaf Tim Asuhan Patrick Kluivert Takluk Lawan Arab Saudi?
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau