Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Dulu Banyak Orang Konotasikan Marhaenisme dengan Komunisme

Kompas.com - 29/09/2023, 15:03 WIB
Ardito Ramadhan,
Nicholas Ryan Aditya,
Achmad Nasrudin Yahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno berbicara mengenai ideologi marhaenisme dalam Rakernas IV PDI Perjuangan Jakarta International Expo, Jakarta, Jumat (29/9/2023).

Megawati mengungkapkan bahwa dulu banyak orang yang mengkonotasikan marhaenisme sebagai ideologi komunisme.

Bahkan, akibat konotasi yang melenceng tersebut membuat PDI Perjuangan selalu dikaitkan dengan komunisme.

"Dulu banyak orang selalu mengkonotasikan kalau menyebut marhaenisme selalu dikatakan kita ini komunisme," kata Megawati.

Baca juga: Sederet Sahabat PDI-P yang Hadir di Pembukaan Rakernas IV, dari Menteri hingga Ketum Partai Pendukung Ganjar

Menurutnya, orang yang mengkonotasikan marhaenisme adalah komunisme memperlihatkan tidak tahu akan akar sejarah.

Adapun marhaenisme merupakan gagasan yang dirancang Soekarno. Kata marhaenisme merujuk pada sosok Marhaen, seorang petani yang ditemui Soekarno.

Baca juga: Gibran Hadir di Rakernas IV PDI-P, Duduk Sejajar Megawati, Sebelahan dengan Eks Wakapolri

Megawati mengatakan Marhaen adalah seorang petani yang ditemui Bung Karno ketika berjuang di Jawa Barat, terutama di Kota Bandung.

Megawati menegaskan bahwa Marhaen bukanlah sosok yang mengada-ada.

"Kalau mau tahu supaya jangan ada prasangka, makamnya itu ada, silakan cari di Kampung Cipagolo, Bandung. Jadi itu bukannya omong kosong," tegas Megawati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
brarti orang namax marhaen (petani)di bandung yg ditemui sokarno, skrg wafat...trus nemui dan tanya2 kpd siapa.....


Terkini Lainnya
Prabowo, Gibran, dan Jokowi yang Akan Hadiri Kongres PSI di Solo
Prabowo, Gibran, dan Jokowi yang Akan Hadiri Kongres PSI di Solo
Nasional
RUU KUHAP Terjeda Reses, Komisi III Siap Dengar Aspirasi YLBHI hingga KPK
RUU KUHAP Terjeda Reses, Komisi III Siap Dengar Aspirasi YLBHI hingga KPK
Nasional
Gibran Sebut Ada Mekanisme Hukum jika BSU Dipakai untuk Judol
Gibran Sebut Ada Mekanisme Hukum jika BSU Dipakai untuk Judol
Nasional
Komisi III Sepakat Pembahasan RUU KUHAP Dilanjutkan Usai Reses
Komisi III Sepakat Pembahasan RUU KUHAP Dilanjutkan Usai Reses
Nasional
HUT Ke-80 RI Digelar di Jakarta, Gibran: IKN Masih Fokus Pembangunan
HUT Ke-80 RI Digelar di Jakarta, Gibran: IKN Masih Fokus Pembangunan
Nasional
Hasto Yakin Tuntutan 7 Tahun Penjara Bukan dari JPU KPK, tapi dari Order Kekuatan Luar
Hasto Yakin Tuntutan 7 Tahun Penjara Bukan dari JPU KPK, tapi dari Order Kekuatan Luar
Nasional
Pertamina Sahabat Nelayan, Ciptakan Kemandirian Ratusan Nelayan
Pertamina Sahabat Nelayan, Ciptakan Kemandirian Ratusan Nelayan
Nasional
Hasto Sebut KPK Tak Punya Dasar untuk Tuntut Dirinya Bersalah
Hasto Sebut KPK Tak Punya Dasar untuk Tuntut Dirinya Bersalah
Nasional
Pesan Gibran ke Penerima BSU: Jangan Dipakai Beli Rokok hingga Main 'Judol'
Pesan Gibran ke Penerima BSU: Jangan Dipakai Beli Rokok hingga Main "Judol"
Nasional
Gibran Akan Dampingi Prabowo Hadiri Kongres PSI Minggu Ini
Gibran Akan Dampingi Prabowo Hadiri Kongres PSI Minggu Ini
Nasional
Wapres Didampingi Menaker Tinjau Penyaluran BSU di Kantor Pos Fatmawati
Wapres Didampingi Menaker Tinjau Penyaluran BSU di Kantor Pos Fatmawati
Nasional
Hasto Klaim Dirinya adalah Korban di Kasus Suap Harun Masiku
Hasto Klaim Dirinya adalah Korban di Kasus Suap Harun Masiku
Nasional
Hasto Mengaku Larang Saeful Bahri Minta Uang, Apalagi Menyuap
Hasto Mengaku Larang Saeful Bahri Minta Uang, Apalagi Menyuap
Nasional
Pertamina Kenalkan Inovasi Sistem Perizinan Realtime di Esri User Conference 2025
Pertamina Kenalkan Inovasi Sistem Perizinan Realtime di Esri User Conference 2025
Nasional
Sindikat Jual Bayi Terungkap, Pemerintah Didesak Benahi Sistem Perlindungan Anak
Sindikat Jual Bayi Terungkap, Pemerintah Didesak Benahi Sistem Perlindungan Anak
Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau