Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kopaja dan Metro Mini Pernah Jadi Bus Penguasa Jakarta

Kompas.com - 27/01/2023, 15:31 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kopaja dan Metro Mini menjadi armada bus yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jakarta. Kedua bus kota berjenis medium bus ini pernah menguasai lalu lintas Ibu Kota di era 80an hingga 2000 awal.

Baik Kopaja dan Metro Mini menjadi angkutan massal yang banyak digunakan sebagai mobilitas masyarakat sebelum kemunculan Transjakarta di 2004.

Namun begitu adanya layanan dari Transjakarta yang lebih modern dan juga melayani berbagai rute, armada dua bus kota ini perlahan berkurang seiring berkurangnya penumpang, yang tersisa hanya bus dengan fasilitas yang sangat jauh dari kata layak.

Baca juga: Pentingnya Inspeksi dan Garansi Saat Membeli Mobil Bekas

Dengan adanya Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi yang menginstruksikan untuk semua angkutan umum harus diremajakan setelah 10 tahun, pihak pemilik bus tidak sanggup untuk melakukan hal itu.

Namun, dikutip dari Kompas.com, armada Kopaja berhasil bergabung dengan Transjakarta pada 2015. Sementara itu Metro Mini semakin langka dan seolah menghilang saat ini.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Pengamat transportasi Ketua Institusi Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan jika perubahan transportasi bus kota membawa dampak baik bagi Jakarta.

“Peran bus kota itu diganti oleh Transjakarta yang lebih berkeselamatan aman, nyaman dan terjangkau. Jadi saat ini lebih baik. Transjakarta itu kan juga bus kota. Metro Mini dan bus sejenisnya itu punya pelayanan buruk, biarkan saja tidak punya tempat,” kata Darmaningtyas kepada Kompas.com, Jumat(27/1/2023).


Darmaningtyas mengatakan, jika sudah sejak lama layanan dari bus kota berukuran medium tersebut tidak layak.

Mulai kerap ugal-ugalan, fasilitas bus yang tidak memadai, ngetem terlalu lama, menaikan dan menurunkan penumpang dimana saja, bahkan ada sejumlah oknum kriminal seperti copet yang meresahkan penumpang.

Baca juga: New Mazda2 Meluncur, Ini Perubahannya pada Eksterior dan Interior


Untuk di tempat metropolis, Darmaningtyas mengatakan jika kendaraan umum yang ideal digunakan sebagai angkutan massal harus memberikan rasa aman, nyaman dan terjangkau.
Ojek online yang menjamur juga menjadi saingan dari bus kota.

Hanya saja, menurut Darmaningtyas kendaraan roda dua ini tidak akan bisa menyaingi angkutan massal seperti bus. Apalagi harga Transjakarta lebih murah untuk sekali perjalanan. Maka dari itu, untuk kedua layanan ini punya segmen pasar tersendiri.

“Untuk ojek online hanya membantu sesaat saja, tapi kan kalau angkutan umum massal lebih baik, mungkin pengguna ojek online akan berkurang,” kata Darmaningtyas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

 
Pilihan Untukmu
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Cek Status NIK KTP untuk Bansos 2025, Apakah Nama Kamu Masih Terdaftar?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Regional

Lagunya Dipakai Bocah Pacu Jalur, Penyanyi AS Melly Mike Terbang ke Riau Tanpa Bayaran
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Dosen UI Ungkap Cara Mengusir Kamitetep yang Bikin Kulit Gatal-gatal
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Selebgram AP Ditahan di Myanmar, Menhan: Kita Tak Bisa Operasi Militer Selain Perang
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Hype

Putranya Kecelakaan di Karimunjawa, Hengky Kurniawan Minta Doa
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

Kisah WNA Nekat Masuk Sumbawa Demi Anak, Bikin Haru Petugas Imigrasi
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Prov

Ahmad Dhani Unggah Video Gibah Maia Estianty, Begini Respons Al dan El
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Jual Cangkang Telur, Warganet Hasilkan Rp 3,6 Juta per Bulan di Tengah Ekonomi Lesu
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

News

KPK Bawa-bawa Nama Jokowi soal Dugaan Korupsi Kuota Haji di Era Menag Yaqut
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Hujan Lebat dan Angin Kencang Diprediksi Terjadi 11–17 Juli 2025, Berikut Wilayah yang Terdampak
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Tren

Beli Token Listrik Rp 100.000 Sekarang Bisa Dapat Berapa kWh?
api-2 . MOST-POPULAR
Konten disembunyikan.
Muat ulang halaman untuk perbarui rekomendasi.

Ikn

Dua Deputi Baru Dilantik, Perkuat Transformasi Digital dan Genjot Investasi IKN
api-2 . LATEST


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau