JAKARTA, KOMPAS.com - Colliers International mengungkapkan, terdapat tiga negara yang bakal memimpin pemulihan gedung perkantoran di Asia.
Ketiga negara tersebut yakni, China, India, dan Singapura.
Executive Director Research Asia Colliers Andrew Haskins mengatakan hal itu dalam laporannya yang dikutip Komas.com, Jumat (28/8/2020).
Baca juga: Cerita Penerima Adhi Makayasa, Sempat Gagal Masuk Akmil Berujung Jadi Lulusan Terbaik Akpol
Menurut Haskins, permintaan gedung perkantoran di China dan India telah mengalami peningkatan.
Khusus untuk Kota Bangalore di India kinerjanya harus dipertahankan.
Sebab, Bangalore merupakan kota dengan prospek pertumbuhan jangka panjang tertinggi dan pusat teknologi utama se-Asia Pasifik.
Baca juga: Kalender Libur Agustus 2025, Catat Tanggal Merah dan Cuti Bersama
Untuk Singapura, kata Haskins, pemulihan jangka menengah penyerapan gedung perkantoran mulai menunjukkan titik terang.
"Kami optimistis dengan pemulihan jangka menengah dalam penyerapan di Singapura yang semakin muncul sebagai lokasi penyewa paling populer di Asia," kata Haskins.
Dia memaparkan, terdapat empat kendala penting yang menghambat masa depan gedung perkantoran.
Keempatnya adalah aspek fundamental perkantoran, ruang kantor baru, evolusi ruang kerja fleksibel, serta sentimen investor pada masa yang tak pasti ini.
Baca juga: Tak Hanya Jakarta, Perkantoran Asia Pasifik Anjlok 56 Persen
Menurut Managing Director Occupier Services Asia Colliers Sam-Harvey Jones, kantor akan mempertahankan peran kunci dalam strategi real estat.
"Kami mengharapkan beberapa perusahaan akan beralih ke strategi real estat yang lebih beragam dan berdasarkan pilihan karyawan," tuturnya.
Bagaimana dengan Indonesia? Jakarta masih tetap menjadi barometer pasar perkantoran di negeri kepulauan ini.
Baca juga: Kronologi "Driver" Ojol Wanita Duel di Rumah Konsumen gara-gara Orderan Tak Dibayar
Selama pandemi, permintaan turun drastis, di sisi lain pasokan berlebih. Sebagaimana dikatakan Head of Office Services for Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo.
Dia berpendapat, pasar perkantoran di Jakarta terus mengalami kelebihan pasokan.
Menurut Bagus, hal ini bagus untuk mengamankan transaksi sewa guna usaha (leasing) yang baik di pasar.
Baca juga: Ada "Perintah dari Atas" yang Disorot Mahfud MD di Kasus Tom Lembong
Namun di sisi lain, pemilik gedung harus memfokuskan diri pada peningkatan hunian bangunan untuk meminimalisasi dana tambahan yang dibutuhan untuk menutupi biaya operasional.
Pada saat yang sama, memberikan fleksibilitas sewa, dan insentif lainnya, diperlukan untuk meningkatkan tingkat hunian sebagai kantor masa depan.
"Hal ini karena permintaan akan semakin berkurang dengan banyak perusahaan secara serius mempertimbangkan untuk bekerja dari rumah," kata Bagus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.