JAKARTA, KOMPAS.com - Founder Indonesia Water Institute (IWI) sekaligus Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Firdaus Ali mengatakan, sektor konstruksi berkontribusi dalam menyumbang 24,6 persen emisi gas rumah kaca (GRK).
"Sektor konstruksi ternyata menyumbang 24,6 persen dari emisi GRK. Kita punya komitmen nasional tadi untuk menurunkan GRK kita," ujar Firdaus dlaam konferensi usai acara Sustainable Infrastructure Forum di Jakarta, Rabu (15/3/2023).
Targetnya, penurunan GRK nasional sebesar 29 persen. Namun, apabila berkolaborasi dengan berbagai pihak internasional bisa turun 41 persen.
Dengan demikian, pada tahun 2060, net zero emission atau nol emisi karbon bisa tercapai.
Hal tersebut bisa tercapai apabila ada komitmen bersama antar stakeholder (pemangku kepentingan), mulai dari peneliti, pemerintah, maupun dari segi pembiayaan.
Baca juga: Industri Arsitektur dan Konstruksi Sumbang 40 Persen Emisi Gas Dunia
Sehingga, digelarnya Sustainable Infrastructure Forum untuk memberikan semangat dan menemukan solusi dalam menyelesaikan masalah emisi GRK ini.
Untuk lingkup Kementerian PUPR saat membangun infrastruktur kemudian ada bencana rusak harus membangunnya kembali.
"Kemudian kalau ada bencana ya kita harus bangun lagi, yang sudah ada kita bangun setengah mati gitu kan. Itu tujuan dari forum ini," tutur Firdaus.
Firdaus menambahkan, peningkatkan jumlah emisi karbon dan GRK menjadi salah satu penyebab pemanasan global.
Kemudian, memicu terjadinya perubahan iklim dan anomaly cuaca di hampir seluruh belahan bumi.
Firdaus juga menekankan pentingnya mendorong implementasi kebijakan terkait infrastruktur, konstruksi berkelanjutan, dan green materials (material hijau).
"Pembangunan green industrial (industri hijau) sudah mulai dikembangkan di Kalimantan Utara (Kaltara) dengan menggunakan energi baru terbarukan," tambahnya.
Konsep inilah yang nantinya juga akan diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur (Kaltim).
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!News
News
News
News
Regional
News
Prov
News
Edukasi
News
Tekno
Lifestyle