Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Foto: Kisah Polisi Menyeberangkan Anak Sekolah dengan Rakit

Kompas.com - 06/09/2017, 13:46 WIB

GORONTALO, KOMPAS.com - Foto seorang anggota polisi dengan seragam lengkapnya yang sedang membantu anak-anak sekolah menyeberangi sungai, begitu menggugah kesadaran publik. Masih banyak daerah terpencil di Indonesia yang butuh perhatian semua pihak.

Anak-anak sekolah memanggilnya Pak Polisi Ismet Ishak. Foto tersebut diambil oleh pewarta foto ANTARA, Adiwinata Solihin.

Tampak anggota polisi tersebut yang bernama Aipda Ismet Ishak sedang mendorong rakit bambu di sungai. Di atas rakit tersebut empat pelajar Sekolah Dasar berdiri sambil membawa sepatu masing-masing. 

Ismet merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Desa Mongiilo Utara, Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Ia membantu siswa yang akan berangkat ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (5/9/2017).

Baca juga: 
Kisah Serka Darwis Bertaruh Nyawa agar Anak-anak Desa Bisa Sekolah
Berbekal Motor Pustaka, Serka Darwis Tebarkan "Virus" Membaca ke Pelosok Desa

Sebanyak 30 siswa dari Mongiilo Utara dan Ilomata harus berjalan kaki sejauh 2-4 kilometer dari rumah mereka dan menyeberangi sungai untuk berangkat ke sekolah yang berada di Mongiilo Induk. 

Seperti dilaporkan ANTARA, pukul 06.30 Wita, Ismet datang ke lokasi penyeberangan untuk menunggu para siswa yang akan menyeberang sungai untuk pergi ke Sekolah Dasar Negeri 1 Bulango Ulu.

Sejumlah siswa berjalan kaki untuk berangkat ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (5/9/2017). Sebanyak 30 siswa dari Mongiilo Utara dan Ilomata harus berjalan kaki sejauh 2-4 kilometer dari rumah mereka dan menyeberangi sungai untuk berangkat ke sekolah yang berada di Mongiilo Induk.ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin Sejumlah siswa berjalan kaki untuk berangkat ke Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (5/9/2017). Sebanyak 30 siswa dari Mongiilo Utara dan Ilomata harus berjalan kaki sejauh 2-4 kilometer dari rumah mereka dan menyeberangi sungai untuk berangkat ke sekolah yang berada di Mongiilo Induk.
Setelah para siswa mulai berdatangan, mereka berkumpul dan mulai naik ke rakit yang kemudian ditarik oleh Ismet Ishak hingga ke tepian.

"Saya bertugas di wilayah pelosok ini dari Polsek Bulango wilayah Polres Bone Bolango sudah empat bulan dan melihat mereka menyeberang rakit, saya ingin agar para siswa aman hingga seberangi sungai, untuk itu saya menarik rakit dan menjaga mereka," ujarnya.

Ia menginginkan agar para siswa tidak jatuh ke sungai karena saat hujan arus sungai deras dan ketinggian air bertambah.

Rakit yang digunakan oleh siswa dan warga untuk melintas tersebut merupakan salah satu sarana transportasi yang ada karena belum tersedianya jembatan penghubung.

"Alhamdulillah pihak Pemerintah Kabupaten Bone Bolango akan mengusahakan pembangunan jembatan gantung agar warga dapat melintasi sungai sehingga dapat memudahkan akses warga," ungkapnya.

Sebuah rakit mengangkut motor dan warga menyeberangi sungai di Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (5/9/2017). Jasa rakit penyeberangan di desa pelosok tersebut memiliki tarif Rp1.000 per orang atau motor karena belum adanya jembatan penyeberangan. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin Sebuah rakit mengangkut motor dan warga menyeberangi sungai di Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Selasa (5/9/2017). Jasa rakit penyeberangan di desa pelosok tersebut memiliki tarif Rp1.000 per orang atau motor karena belum adanya jembatan penyeberangan.
Sementara itu, Yunus Nga`u (10), salah seorang siswa yang setiap hari melintasi sungai dengan menggunakan rakit mengaku terbantu dengan adanya bantuan dari Aipda Ismet Ishak.

Baca juga: Jembatan Rusak, Siswa Pakai Rakit Seberangi Sungai demi Sekolah

"Saya merasa aman saat menggunakan rakit untuk menyeberang karena ada Pak Polisi yang menjaga walaupun harus basah karena masuk sungai dan menarik rakit," katanya.

Sebanyak 30 siswa dari dusun Mongiilo Utara dan Ilomata harus berjalan kaki dengan jarak 2-4 kilometer dan menyeberangi sungai dari rumah mereka untuk pergi ke sekolah. (ANTARA)

Kompas TV Akibat banjir yang memutus jembatan penyeberangan warga Desa Paccerakkang di Luwu, Sulawesi Selatan, dan belum diperbaiki, anak-anak yang hendak bersekolah terpaksa menyeberang dengan rakit, bahkan melawan arus sungai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com