Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Longsor di Sukabumi yang Tewaskan 1 Anak

Kompas.com - 11/01/2019, 05:48 WIB
Budiyanto ,
Khairina

Tim Redaksi


SUKABUMI, KOMPAS.com - Sebanyak satu dari enam anak akhirnya meninggal dunia setelah tertimbun tanah di lokasi pembangunan double track kereta api jalur Bogor-Sukabumi di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (10/1/2019) sore.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, hasil keterangan dari lokasi kejadian menyebutkan dari keenam anak itu, empat anak tertimbun dan dua anak berhasil menyelamatkan diri.

"Yang tertimbun ada empat anak, satu di antaranya meninggal dunia dan tiga anak medapatkan perawatan medis karena luka. Sedangkan yang dua anak lainnya lari menyelamatkan diri," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman dalam keterangan tertulis diterima Kompas.com, Kamis malam.

Kronologi kejadiannya, sekitar pukul 15.30 WIB, enam anak bermain di lokasi pembangunan double track jalur kereta api jurusan Bogor-Sukabumi di Kampung Nyalindung, Kelurahan/Kecamatan Cicurug.

"Mereka bermain di lokasi pembangunan tersebut karena tidak ada aktivitas pekerjaan, jadi mereka bebas bermain," ujarnya.

Baca juga: Lagi, Longsor di Sukabumi, 1 Anak Tewas Tertimbun

Di lokasi terdapat dinding teras dengan kemiringan tegak lurus. Saat itu, pukul 16.00 WIB, kondisi cuaca cerah berawan, tiba-tiba dinding teras tersebut longsor dengan sendirinya tanpa ada tanda -tanda.

"Akibatnya empat anak tertimbun, sedangkan dua anak lari menyelamatkan diri," tutur dia.

Dari empat anak yang tertimbun, satu anak bernama MRF berusia 10 tahun meninggal dunia karena posisi anak tersebut berada paling bawah.

"Korban bisa dievakuasi setelah 30 menit kemudian dalam keadaan sudah meninggal dunia," paparnya.

Sedangkan tiga anak lainnya berada di bagian atas dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Medicare Cicurug. Masing-masing bernama MRZ (10), MN (7), dan MZ (8).

"Yang tiga anak bisa dievakuasi lebih cepat dan langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan tim medis," sambung dia.

Perkara tertimbunnya anak-anak warga Kelurahan/Kecamatan Cicurug itu juga masih dalam proses penyelidikan Unit Reserse dan Kriminal Polsek Cicurug.

"Kami masih melakukan penyelidikan. Keterangan sementara mereka (korban) sudah beberapa kali diperingatkan agar tidak main di lokasi," kata Kepala Polsek Cicurug Kompol Simin A Wibowo, Kamis.

Kompas TV Masa tanggap darurat bencana longsor di Kampung Cimapag, Sukabumi, Jawa Barat telah berakhir. Pencarian korban pun telah dihentikan. Warga sekitar pun kini sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Namun, warga berharap relokasi segera dilakukan sesuai yang telah dijanjikan pemerintah. Wilayah yang terdampak longsor di Sukabumi memang merupakan wilayah yang rawan. Warga Kampung Cimapag dan sekitarnya kini berharap pemerintah segera mewujudkan janji relokasi. Sebagian warga mengaku akan menerima di mana pun lokasi relokasi yang ditetapkan pemerintah asalkan dilakukan secara adil dan ditempatkan di tempat yang aman dan layak. Warga yang terdampak longsor pun berterima kasih kepada semua Tim SAR gabungan yang telah membantu mencari korban selama 7 hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com