Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Pencurian Baut dan Pengait Rel Kereta Api Marak Terjadi di Sumbar, Pelakunya Anak-anak

Kompas.com - 25/06/2019, 10:49 WIB
Perdana Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Kasus pencurian aset PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat berupa baut, pengait, dan pelat sambung rel di jalur kereta api marak terjadi.

Tercatat sejak awal 2019, ada tujuh kasus yang terjadi dengan lokasi sepanjang jalur Stasiun Pauh menuju Teluk Bayur. Tiga diantaranya berhasil diungkap dengan pelaku adalah anak-anak di bawah umur.

"Kasusnya cukup banyak. Sejak awal 2019 sampai sekarang ada tujuha kasus pencurian ini. Tiga diantaranya pelakunya berhasil ditangkap," kata Manajer Pengamanan PT KAI Divre II Sumbar, AKBP Jefry Indrajaya yang dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/2019).

Baca juga: Kasus Pelemparan Batu Kereta Api di Sumbar Tinggi, PT KAI Bentuk 2 Tim Patroli

Jefry mengatakan karena pelakunya masih anak-anak, mereka hanya diberi peringatan keras dan membuat surat pernyataan dari orangtuanya.

Menurut Jefry, motif pencurian tersebut hanyalah untuk mendapatkan uang. Setelah dicuri, barang-barang tersebut dijual ke pemulung atau pengumpul barang bekas.

"Kerugian yang ditimbulkan memang tidak seberapa. Tidak sampai Rp 50 juta, tapi bahaya yang ditimbulkan bisa signifikan seperti kereta api anjlok karena jalurnya rusak," ujarnya.

Baca juga: Baut, Pengait, dan Pelat Sambung Rel Milik PT KAI Dicuri Anak di Bawah Umur

Jefry mengatakan, beberapa waktu lalu pernah kejadian kereta api pengangkut semen hampir anjlok di sekitar Stasiun Pauh karena jalurnya rusak yang diduga karena baut, pelat dan pengaitnya dicuri.

Untuk mengawasi aksi pencurian itu, pihaknya menurunkan polisi khusus kereta api (Polsuska) yang berpatroli di jalur kereta api.

"Selain itu kita juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar jalur kereta api supaya menjaga keselamatan diri dan kereta api," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com