KOMPAS.com - Cerita pilu terungkap dari pasangan ayah dan anak penyintas kanker di Pontianak, Kalimantan Barat, yang kesulitan mencari masker, pasca-merebaknya wabah virus corona.
Mereka adalah Susanto tan dan putrinya Celine (6). Susanto divonis menderita kanker nasofaring, sementara putrinya menderita leukimia.
Keduanya begitu membutuhkan masker untuk bisa bertahan, terutama Susanto yang 3 bulan sekali harus ke Jakarta untuk kontrol.
Baca juga: Ayah dan Anak Penyintas Kanker Menjerit, Harga Masker Terlalu Mahal
Sementara itu, putrinya juga harus rutin cek darah setiap bulan di Pontianak. Bagi Susanto dan putrinya, masker adalah pelindung tubuh mereka dari debu dan polusi.
"Karena masih dalam tahap kontrol, kebutuhan masker tentu sangat penting, sebab kondisi tubuh rentan terhadap asap, debu dan polusi udara," ujar Susanto.
Ditengah kelangkaan masker, Susanto sempat ditawari masker seharga Rp 220.000. Harga itu semakin membuat kondisi Susanto dan putrinya samakin sulit.
Baca juga: Menang di Pengadilan, Cella Tegaskan Formasi Resmi Band KotaK
Sebelumny, cerita Susanto, dirinya untuk membeli satu kotak masker hanya cukup merogoh kantong sebanyak Rp 23.000-Rp40.000.
"Harapan saya, harga masker normal. Boleh naik tapi sewajarnya, Rp 50.000 misalnya. kalau sampai Rp 200,000, bonyoklah saya," kata Susanto.