Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pasien Positif Corona Meninggal Dikira Penyakit Jantung, Warga Heboh Usai Pemakaman dan Ikuti Tahlilan

Kompas.com - 14/04/2020, 12:38 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kasus meninggalnya seorang laki-laki berusia 48 tahun di Kampung Nengah, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menghebohkan warga setempat.

Pasalnya, setelah dilakukan pemakaman oleh warga dan dilakukan acara tahlilan selama tujuh hari, belakangan diketahui penyakit yang diderita bukan serangan jantung melainkan positif Covid-19.

Sekretaris Kecamatan Ciseeng Heri Isnandar mengatakan, proses pemakaman terhadap warganya yang meninggal dunia tersebut dilakukan pada Jumat (3/4/2020).

Karena sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung dan sering melakukan pemeriksaan ke rumah sakit, warga di sekitar tidak menaruh curiga jika korban positif corona.

Karena itu, dalam proses pemakamannya dilakukan mandiri oleh warga tanpa menggunakan SOP Covid-19.

Baca juga: Kronologi Pemuda Dianiaya Oknum Polisi, Berawal Saat Cari Penginapan hingga Propam Turun Tangan

Usai dilakukan pemakaman itu, tujuh hari setelahnya warga juga mengikuti acara tahlilan yang digelar pihak keluarga korban.

"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman. Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya, Senin (13/4/2020).

Dinyatakan positif corona

Baca juga: Istana Ungkap Respons Prabowo soal Bupati Pati Sudewo yang Bikin Kisruh

Hingga kemudian, Pada Sabtu (11/4/2020), warga di kampung tersebut heboh setelah mengetahui ternyata hasil swab baru keluar dan pihak Dinkes menyatakan bahwa almarhum positif virus corona.

"Warga memang benar-benar tidak tahu (almarhum positif) karena Dinkes tidak cepat menginformasikan hasilnya, usai tahlilan itu ada kabar hasil swab positif. Pada galau (cemas) tuh warga jadi untuk menenangkannya kita lakukan imbauan isolasi mandiri," ucap Sekretaris Kecamatan Ciseeng, Heri Isnandar ketika dihubungi Kompas.com, Senin (13/4/2020).

Dari hasil tracing sementara yang dilakukan, sedikitnya ada 25 warga yang mengikuti acara tahlilan tersebut.

Saat ini, pihaknya akan melakukan tes swab terhadap keluarga almarhum.

Bila tes yang dilakukan menunjukkan positif corona, maka secara otomatis warga sekitar akan naik statusnya menjadi orang dalam pemantauan (ODP) dan interaksi mereka di kampung akan dibatasi.

Baca juga: Kami Ingin Selamat Pak, Tidak Ada yang Ingin Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Evaluasi Dinkes

Atas kejadian itu, Ia berharap kasus tersebut dapat menjadi bahan evaluasi Pemkab Bogor dan Dinkes.

Pasalnya, potensi penularan virus corona bisa dicegah jika Dinkes tidak lamban dalam menginformasikan status pasien positif corona.

"Kami kecamatan dan desa melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk jajaran Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada yang positif meninggal. Sehingga kami juga lebih cepat membantu bagaimana mengantisipasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai kecolongan begini. Masyarakat jadi parno, takut," katanya.

Penulis : Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor : Farid Assifa

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Komentar
turut berduka cita, dan semoga arwah almarhum ditempatkan dobtempat terbaik di sisinya. tapi ini adalah bukti bahwa profesi ojol rentan penularan covid saat situasi seperti ini, apalagi kalo narik penumpang. #physical distancing


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau