Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tularkan Spirit Jogo Tonggo, Warga di Semarang Dirikan Dapur Umum

Kompas.com - 12/05/2020, 06:51 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Warga RT002/RW03, Kelurahan Jomblang, Semarang, Jawa Tengah, bergotong-royong mendirikan dapur umum memenuhi kebutuhan warga yang terdampak Covid-19.

Dalam sehari, ratusan porsi makanan dan minuman dibagikan untuk warga sekitar secara gratis.

Semangat saling menjaga warga itu pun sejalan dengan prinsip Jogo Tonggo yang digelorakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ketua RW 03 Suryo Setiawan (51) mengatakan, didirikan dapur umum bermula dari  keprihatinan akan nasib ratusan warga yang terkena dampak pandemi corona.

"Di sini banyak pekerja yang dirumahkan mulai dari buruh, sopir mikrolet, karyawan hotel, kuli bangunan, penjual nasi kucing, dan pedagang. Maka dalam kondisi saat ini penting sekali ada dapur umum yang mampu memenuhi kebutuhan warga yang sedang kesulitan," kata Suryo.

Baca juga: Belum Terapkan PSBB, Kota Semarang Pilih Berlakukan Jogo Tonggo

Suryo berharap, dapur umum tersebut dapat meringankan beban warganya yang terdampak Covid-19.

Terpenting, kata dia, saling menjaga spirit Jogo Tonggo sehingga dapat menjadi tradisi getok tular kepada warga di kampung lainnya.

"Pandemi corona kan kita tidak tahu sampai kapan, sehingga kita jaga semangat Jogo Tonggo ini dengan menyiapkan lumbung pangan dari jimpitan dan ronda. Sehingga harapannya warga dari kampung lain juga bisa menerapkan hal serupa," ujarnya.

Hingga saat ini di Kelurahan Jomblang sudah memiliki dua dapur umum yang dikelola secara swadaya.

Terbaru dapur umum telah didirikan di wilayah RT003.

Baca juga: Bukan PSBB, Kota Semarang Akan Berlakukan Konsep Jogo Tonggo

Selain mendirikan dapur umum, warga Jomblang ini juga menyediakan tempat cuci tangan, dan karantina mandiri yang diperuntukan bagi warga pendatang.

Tak hanya itu, warganya juga swadaya membuat masker untuk kebutuhan alat pelindung diri yang dibagikan kepada warga setempat.

"Sekitar 500-600 masker sekali produksi. Pakai kain kita belanja dan jahit sendiri. Dan dibagikan gratis bagi warga sekitar," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com