Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan KH Hasyim Asy'ari, Pahlawan Nasional yang Hilang Dalam Kamus Sejarah Indonesia

Kompas.com - 21/04/2021, 08:15 WIB
Moh. SyafiĆ­,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

JOMBANG, KOMPAS.com - Kamus Sejarah Indonesia Jilid I (Nation Formation) dan Jilid II (Nation Building) menjadi sorotan.

Buku yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) tersebut menuai polemik  karena tidak adanya sosok pahlawan nasional, sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama, KH Mohammad Hasyim Asy'ari, dalam buku tersebut.

Baca juga: Nama KH Hasyim Asyari Hilang dalam Kamus Sejarah Indonesia, Kemendikbud Minta Maaf

Hasyim Asy'ari, tokoh ulama pemikir dan pejuang yang dianugerahi gelar pahlawan nasional, lahir pada 4 Robiulawwal 1292 H /10 April 1875, di Jombang, Jawa Timur.

Baca juga: Pemerintah Diminta Klarifikasi soal Nama KH Hasyim Asyari yang Tak Tercantum dalam Draf Kamus Sejarah

Pendiri Pesantren Tebuireng itu merupakan kakek dari Presiden keempat RI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), serta ayah dari mantan Menteri Agama, KH Wahid Hasyim.

Dalam buku KH Hasyim Asy'ari, "Pengabdian Seorang Kyai untuk Negeri" yang diterbitkan Museum Kebangkitan Nasional, terungkap peran besar Hasyim Asy'ari dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Hasyim Asy'ari yang mendapatkan gelar Hadhratusy Syeikh dari kalangan ulama, memiliki kontribusi yang tidak kecil sejak sebelum Indonesia merdeka hingga saat mempertahankan kemerdekaan.

Baca juga: Diminta Kembali ke Barak oleh 17+8 Tuntutan Rakyat, Ini Respons TNI

Dosen UIN Jakarta Achmad Zubaidi, salah satu penulis dalam buku tersebut menyoroti khusus tentang kiprah dan peran penting tokoh ini.

Dalam tulisannya berjudul "Kontribusi Hadhratusy Syeikh Dalam Menegakkan NKRI", Achmad Zubaidi menggambarkan peran Kiai Hasyim dalam bidang keagamaan, pendidikan, perjuangan melawan penjajah hingga mempertahankan kemerdekaan.

Jauh sebelum Indonesia merdeka, Kiai Hasyim menjadi tokoh yang ditakuti pihak penjajah. Keberadaannya ditakuti Belanda dan Jepang karena memiliki pengaruh yang besar.

Baca juga: Anggotanya Dipiting Brimob dan Disangka Pendemo, TNI: Prajurit Tersebut Sedang Cari Makan

Belanda, tulis Zubaidi, dalam upayanya merangkul KH Hasyim Asy'ari, menganugerahkan bintang jasa. Namun, anugerah dari Belanda itu ditolak Kiai Hasyim.

"Justru Kyai Hasyim sempat membuat Belanda kelimpungan. Pertama, ia memfatwakan bahwa perang melawan Belanda adalah jihad (perang suci)," demikian tulis Zubaidi.

Fatwa itu membuat Belanda kerepotan karena memantik perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Baca juga: Lagunya Dibawakan Maliq & D’Essentials di Pestapora, Rhoma Irama: Habis Lagu Gue Diacak-acak

Selain fatwa jihad melawan penjajah Belanda, ulama pendiri NU tersebut juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda.

Fatwa tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiarkan oleh Kementerian Agama secara luas.

"Karuan saja, Van der Plas (penguasa Belanda) menjadi bingung. Karena banyak ummat Islam yang telah mendaftarkan diri kemudian mengurungkan niatnya," ungkap Zubaidi.

Baca juga: Nadiem Makarim: Untuk Keluarga dan Empat Balita Saya, Kuatkan Diri...

Halaman:
Komentar
sejarah pendiri nu hilang pasti disengaja oleh para pembenci nu, kira2 siapa yg tdk suka dgn nu


Terkini Lainnya
Gunung Lewotobi Laki-laki Alami Penyumbatan Gas, Waspada Erupsi Eksplosif
Gunung Lewotobi Laki-laki Alami Penyumbatan Gas, Waspada Erupsi Eksplosif
Regional
Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak
Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Sempat Curhat: Pusing Gaji Rp 3 Juta untuk Istri-Anak
Regional
Alat Tangkap Ikan Tradisional Huhate dari Maluku Utara Resmi Masuk Kekayaan Intelektual
Alat Tangkap Ikan Tradisional Huhate dari Maluku Utara Resmi Masuk Kekayaan Intelektual
Regional
Modus Tumpangan, Kakek Jadi Tukang Ojek di Sumbawa Dibegal hingga Terseret di Aspal
Modus Tumpangan, Kakek Jadi Tukang Ojek di Sumbawa Dibegal hingga Terseret di Aspal
Regional
Anggota KKB Papua, Konara Enumbi Ditangkap di Puncak Jaya
Anggota KKB Papua, Konara Enumbi Ditangkap di Puncak Jaya
Regional
Bupati Samani: Bahasa Jawa dengan Dialek Muria Unik dan 'Ngangeni'
Bupati Samani: Bahasa Jawa dengan Dialek Muria Unik dan "Ngangeni"
Regional
Pemdes Diduga Serobot Tanah, Warga Purworejo Adukan Kades ke Polisi
Pemdes Diduga Serobot Tanah, Warga Purworejo Adukan Kades ke Polisi
Regional
3 Buron Kasus Bom Molotov Samarinda Diburu, Diduga Berperan Sebagai Otak dan Penyandang Dana
3 Buron Kasus Bom Molotov Samarinda Diburu, Diduga Berperan Sebagai Otak dan Penyandang Dana
Regional
Kompol Cosmas Dipecat, Ketua GMKI Kupang: Kapolri Juga Harus Dicopot Sebagai Pihak Paling Bertanggung Jawab
Kompol Cosmas Dipecat, Ketua GMKI Kupang: Kapolri Juga Harus Dicopot Sebagai Pihak Paling Bertanggung Jawab
Regional
Polda Ringkus 2 Aktor Intelektual Perakitan 27 Bom Molotov, Rencananya untuk Demo di DPRD Kaltim
Polda Ringkus 2 Aktor Intelektual Perakitan 27 Bom Molotov, Rencananya untuk Demo di DPRD Kaltim
Regional
Pertama di Bali, Puluhan Peserta Ramaikan Play-In 3x3 Indonesia Tournament
Pertama di Bali, Puluhan Peserta Ramaikan Play-In 3x3 Indonesia Tournament
Regional
2 Remaja Tewas Tenggelam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Terpeleset Saat Cari Ikan
2 Remaja Tewas Tenggelam di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Terpeleset Saat Cari Ikan
Regional
Jaga Kerukunan, Pemda Nunukan Gelar Doa Bersama di Bawah Tugu Dwikora: Dari Perbatasan untuk Indonesia
Jaga Kerukunan, Pemda Nunukan Gelar Doa Bersama di Bawah Tugu Dwikora: Dari Perbatasan untuk Indonesia
Regional
Belum Ditahan, 12 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Alat Labor Unand Masih Aktif
Belum Ditahan, 12 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Alat Labor Unand Masih Aktif
Regional
Pensiunan Guru di Karanganyar Ditemukan Tewas dalam Kondisi Mengenaskan
Pensiunan Guru di Karanganyar Ditemukan Tewas dalam Kondisi Mengenaskan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.