Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Jual Beli Plasma Konvalesen di Surabaya, Pegawai PMI Terlibat, 1 Kantong Dijual hingga Rp 5 juta

Kompas.com - 27/10/2021, 10:30 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Yogi Agung Prima Wardana, pegawai Palang Merah Indonesia (PMI) Surabaya, Jawa Timur diseret ke meja hijau atas kasus jual beli plasma darah konvalesen.

Tak hanya Yogi, Ada dua orang lain yang diamankan. Mereka adalah Anisah Krismaningtyas dan Mohammad Yusuf Efendi.

Sidang perdana Yogi digelar di Pengadilan Negeri Surabaya pada Kamis (21/10/2021),

Para pelaku tergoda mencari keuntungan di tengah tingginya permintaan plasma konvalesen pada periode Juli-Agustu 2021.

Baca juga: Menyamar Jadi Keluarga Pasien Covid-19, Komplotan Ini Raup Jutaan Rupiah dari Jual Beli Plasma Konvalesen, Oknum Pegawai PMI Terlibat

Menyamar sebagai keluarga pasien

Yogi sehari-hari bekerja sebagai seleksi donor (penderma) PMI Kota Surabaya.

Ia kemudian memberi tahu Bernadya jika dirinya siap memberi memberikan plasma konvalesen jika ada pasien yang membutuhkan.

Yogi kemudian mematok harga Rp 2,5 juta hingga Rp 4,5 juta untuk setiap kantong.

Oleh Bernadya dan Mohammd Yusuf, harga dari Yogi dinaikkan. Untuk darah O dipatok seharga Rp 3,5 juta. Untuk harga darah AB dipatok Rp 5 juta.

Baca juga: Terlibat Jual Beli Plasma Konvalesen, Oknum Pegawai PMI Surabaya Disidang

Dari harga tersebut, Bernadya dan Yusuf mendapatkan keuntungan Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per kantong.

Untuk mendapatkan korban, Bernadya mengumumkan informasi tersebut melalui Facebook dengan mencantumkan nomor telepon.

Lalu Bernadya mendatangi PMI untuk menemui calon donor dan berpura-pura menjadi keluarga pasien yang membutuhkan plasma konvalesen.

Setelah mendapatkan plasma konvalesen, Yogi kemudian mengirim kantong plasma ke rumah sakit tempat pasien Covid-19 dirawat.

Baca juga: Penyintas Covid-19 yang Jadi Donor Plasma Konvalesen di Kota Magelang Dapat Voucer Pulsa

Sedangkan Mohammad Yusuf Efendi berperan menggantikan Bernadya jika berhalangan mendampingi donor plasma.

"Harga yang disepakati lebih tinggi dari harga yang diberikan Yogi, sehingga per kantong Bernadya mendapatkan untung dari Rp 500.000 hingga Rp 1 juta," kata R jaksa penuntut umum Rakhmad Hari Basuki saat dikonfirmasi, Selasa (26/10/2021) siang.

Para pelaku ditangkap

Aksi kawanan tersebut diendus oleh polisi. Anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim kemudian menyamar sebagai keluarga yang membutuhkan plasma konvalesen.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Komentar
manusia laknat, org yg mendonor saja sukarela, demi menolong nyawa org laen yg membutuhkan, ini malah memeras pasien yg membutuhkan plasma, bener" jahanam !


Terkini Lainnya
Usai Viral, Surat Perjanjian MBG yang Rahasiakan Keracunan di Blora Ditarik dan Diganti
Usai Viral, Surat Perjanjian MBG yang Rahasiakan Keracunan di Blora Ditarik dan Diganti
Regional
Mensos Gus Ipul Sosialisasi Sekolah Rakyat di Banjarbaru: Kalau Mampu Mundur...
Mensos Gus Ipul Sosialisasi Sekolah Rakyat di Banjarbaru: Kalau Mampu Mundur...
Regional
CPNS di Ambon Diduga Dilecehkan Senior, Wali Kota Angkat Bicara
CPNS di Ambon Diduga Dilecehkan Senior, Wali Kota Angkat Bicara
Regional
Polda Maluku Pastikan Tindak Tegas Belasan Oknum Brimob Penganiaya Pasutri
Polda Maluku Pastikan Tindak Tegas Belasan Oknum Brimob Penganiaya Pasutri
Regional
Komisaris hingga Presdir BUMD di Lampung Ditahan, Korupsi Uang Komisi Migas 17,28 Juta Dollar AS
Komisaris hingga Presdir BUMD di Lampung Ditahan, Korupsi Uang Komisi Migas 17,28 Juta Dollar AS
Regional
2 Pekan Tutup akibat Cuaca Buruk, Wae Rebo NTT Kembali Dibuka untuk Wisatawan
2 Pekan Tutup akibat Cuaca Buruk, Wae Rebo NTT Kembali Dibuka untuk Wisatawan
Regional
Memahami Fenomena Equinox yang Terjadi Hari Ini, Saat matahari Tepat di Atas Khatulistiwa
Memahami Fenomena Equinox yang Terjadi Hari Ini, Saat matahari Tepat di Atas Khatulistiwa
Regional
Belasan Oknum Brimob di Pulau Seram Maluku Aniaya Pasutri, Berawal dari Cekcok di Pesta Joget
Belasan Oknum Brimob di Pulau Seram Maluku Aniaya Pasutri, Berawal dari Cekcok di Pesta Joget
Regional
Orangtua Murid SD di Jambi Protes Anaknya Disuruh Nonton Film Bioskop
Orangtua Murid SD di Jambi Protes Anaknya Disuruh Nonton Film Bioskop
Regional
Dandim Blora Akui TNI Terlibat Awasi Program MBG: Bagian dari Tugas Non-Perang
Dandim Blora Akui TNI Terlibat Awasi Program MBG: Bagian dari Tugas Non-Perang
Regional
DPRD Banyumas Panggil Seluruh Kepala SPPG, Soroti Menu MBG Kacang Rebus
DPRD Banyumas Panggil Seluruh Kepala SPPG, Soroti Menu MBG Kacang Rebus
Regional
12 Ekor Sapi Ditemukan Mati di Lahan Sawit di Jambi, Peternak dan Pemilik Lahan Saling Tuding
12 Ekor Sapi Ditemukan Mati di Lahan Sawit di Jambi, Peternak dan Pemilik Lahan Saling Tuding
Regional
Jenazah Bayi Ditemukan Dalam Tempat Pembuangan Sampah di Kupang, Uang Rp 2.000 Dijepit pada Ketiaknya
Jenazah Bayi Ditemukan Dalam Tempat Pembuangan Sampah di Kupang, Uang Rp 2.000 Dijepit pada Ketiaknya
Regional
PPP Jateng Dukung Agus Suparmanto Jadi Ketua Umum, Gus Yasin Kandidat Sekjen
PPP Jateng Dukung Agus Suparmanto Jadi Ketua Umum, Gus Yasin Kandidat Sekjen
Regional
Wali Kota Agustina Paparkan Cara Wujudkan Pendidikan Inklusif di Semarang
Wali Kota Agustina Paparkan Cara Wujudkan Pendidikan Inklusif di Semarang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.