Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Seleksi Jabatan Perangkat Desa di Blora Ditunda, Bupati: Kondisinya Tidak Kondusif

Kompas.com - 24/12/2021, 18:17 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

BLORA, KOMPAS.com - Bupati Blora, Arief Rohman menunda proses perekrutan ratusan seleksi perangkat desa di wilayahnya.

Padahal, seleksi perangkat tersebut diikuti sekitar 194 desa dengan jumlah lowongan perangkat sebanyak 857 jabatan.

Menurut dia, penundaan tersebut karena pihak ketiga yang diajak bekerja sama memilih untuk mengundurkan diri dengan sejumlah alasan.

Baca juga: Dugaan Jual Beli Jabatan Perangkat Desa di Blora Mulai Memanas, Masyarakat Berunjuk Rasa

"Melihat kondisi yang tidak kondusif ini, pihak ketiga menyatakan untuk menunda sampai batas waktu yang belum ditentukan," ucap Arief usai pertemuan dengan seluruh kepala desa di Pendopo Rumah Dinas, Jumat (24/12/2021).

Dengan adanya penundaan tersebut, pihaknya akan mengevaluasi bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).

Meski ditunda, proses seleksi yang telah diikuti oleh para peserta calon perangkat desa tidak dianggap gugur.

Baca juga: Pengakuan Kades di Blora yang Tak Sengaja Buka Pintu Darurat Pesawat, Sempat Diinterogasi Pihak Keamanan

"Hak peserta tetap dilindungi, kita akan minta kepada camat dengan menerbitkan SE (Surat Edaran) agar memerintahkan kepada panitia pelaksana desa untuk mengumumkan hasil yang sudah dilaksanakan," kata dia.

Arief menjelaskan situasi yang tidak kondusif tersebut berupa adanya pengaduan terkait dugaan manipulasi berkas persyaratan.

Sehingga, berkas-berkas tersebut perlu diverifikasi dan dipastikan keabsahannya.

"Jadi komponen pengabdian, ijazah, domisili, setelah clear baru melangkah ke tahapan berikutnya," terang dia.

Lebih lanjut, Arief menjelaskan alasan pihak ketiga dalam hal ini perguruan tinggi negeri (PTN) memilih mengundurkan diri karena ada sejumlah hal, seperti banyaknya aktivitas masyarakat selama Natal dan tahun baru (Nataru), hingga ketidaktransparanannya proses seleksi perangkat desa tersebut.

"Kalau ini tetap dilaksanakan kita kan tahu bahwa di Nataru ini tidak boleh ada pergerakan, kalau nanti taruhlah ada ribuan orang dari Blora bergerak ke Semarang nanti pasti akan ada teguran juga, baik kepada kami maupun kepada PTN yang bersangkutan," jelas dia.

"Yang kedua memang kondusivitas ini, kalau memang ini enggak kondusif, masih ribut ya kita harus tunda," imbuh dia.

Meski pihaknya telah menunda proses seleksi pengisian perangkat desa, namun Arief juga memperbolehkan masing-masing desa untuk menyelenggarakan pengisian perangkat desa secara mandiri.

"Kalau mau menyelenggarakan secara mandiri juga diperbolehkan juga. Silakan desa-desa yang merasa mampu menyelenggarakan secara mandiri ya mengajukan surat kepada bupati nanti biar dilaksanakan secara mandiri," ujar dia.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Batal Demo, Warga Pati Akan Kirim Surat ke KPK, Apa Tujuannya?
Batal Demo, Warga Pati Akan Kirim Surat ke KPK, Apa Tujuannya?
Regional
Masyarakat Adat Nusaniwe Ambon Tolak Proyek Site Radar, Khawatir Sumber Air Kering
Masyarakat Adat Nusaniwe Ambon Tolak Proyek Site Radar, Khawatir Sumber Air Kering
Regional
Guru Bukan Beban Negara, tapi Aset Bangsa yang Harus Dimuliakan
Guru Bukan Beban Negara, tapi Aset Bangsa yang Harus Dimuliakan
Regional
Soal Distribusi Tunggal dalam Raperda Minol, Polda Papua Barat Segera Panggil Ketua DPRD Manokwari
Soal Distribusi Tunggal dalam Raperda Minol, Polda Papua Barat Segera Panggil Ketua DPRD Manokwari
Regional
Polisi Buru 2 Begal di Sumbawa yang Pukul Pasutri hingga Luka Parah
Polisi Buru 2 Begal di Sumbawa yang Pukul Pasutri hingga Luka Parah
Regional
Minyak Kayu Putih Lapas Namlea, Hasil Kerja Para Napi di Pulau Buru yang Dilirik Pasar
Minyak Kayu Putih Lapas Namlea, Hasil Kerja Para Napi di Pulau Buru yang Dilirik Pasar
Regional
Kebakaran Sumur Minyak di Blora Tak Kunjung Padam, Warga Dilarang Aktivitas di Jalan Sekitar Lokasi
Kebakaran Sumur Minyak di Blora Tak Kunjung Padam, Warga Dilarang Aktivitas di Jalan Sekitar Lokasi
Regional
Guru dan Kepala Sekolah di Sumbawa Barat Diperiksa Jaksa Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
Guru dan Kepala Sekolah di Sumbawa Barat Diperiksa Jaksa Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
Regional
Kuota Beasiswa Kuliah Gratis Pemprov Kalteng Masih Tersisa, Begini Cara Daftarnya
Kuota Beasiswa Kuliah Gratis Pemprov Kalteng Masih Tersisa, Begini Cara Daftarnya
Regional
Tim Gegana Polda Maluku Musnahkan 11 Bom Rakitan Pemberian Warga
Tim Gegana Polda Maluku Musnahkan 11 Bom Rakitan Pemberian Warga
Regional
Kronologi Kecelakaan Kereta Vs Brio Tewaskan Anak Kapolres Solok di Padang
Kronologi Kecelakaan Kereta Vs Brio Tewaskan Anak Kapolres Solok di Padang
Regional
Ormas dan Sekuriti Keroyok Wartawan dan Humas KLH, Kapolres Serang: Cari Makan dan Kerja di Pabrik
Ormas dan Sekuriti Keroyok Wartawan dan Humas KLH, Kapolres Serang: Cari Makan dan Kerja di Pabrik
Regional
Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini
Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini
Regional
TP-PKK Batang Raih Juara Favorit  Lomba Masak Ikan Tingkat Jateng, Faelasufa Faiz: Semoga Tahun Depan Juara 1
TP-PKK Batang Raih Juara Favorit Lomba Masak Ikan Tingkat Jateng, Faelasufa Faiz: Semoga Tahun Depan Juara 1
Regional
Polisi Larang Sumur Minyak Ilegal di Blora usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang
Polisi Larang Sumur Minyak Ilegal di Blora usai Kebakaran yang Tewaskan 3 Orang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau