Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Korban Penganiayaan WN Korea Selatan di Balikpapan Tetap Lanjutkan Laporan

Kompas.com - 24/03/2022, 12:49 WIB
Ahmad Riyadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Sugeng (42), korban lain dalam dugaan tindak penganiayaan oleh Warga Negara (WN) Korea Selatan berinisial CH tetap melanjutkan laporannya.

Meski satu korban lain, yakni YN telah menempuh jalur damai dengan mencabut laporannya di Polresta Balikpapan pada 21 Maret lalu.

Dikonfirmasi Kompas.com, Sugeng membenarkan dirinya belum mencabut laporan tindak penganiayaan yang dilakukan CH. Bahkan hari ini (24/3/2022) dirinya akan menjalani pemeriksaan di Polresta Balikpapan terkait laporannya itu.

Baca juga: Aniaya Pekerja Kilang Minyak Balikpapan, 2 WN Korea Selatan Dilaporkan ke Polisi

"Tidak, yang mencabut laporan itu kasusnya YN, saya ini kasus yang baru. Saya jam 2 siang ini akan dipanggil Polresta dimintai keterangan soal laporan saya terkait kejadian yang baru di rumah YN. Bahwa terjadi penganiayaan di rumah YN," katanya Kamis (24/3/2022).

Sugeng mengakui pada Rabu (23/3/2022), dirinya dipanggil oleh manajemen perusahaan untuk dimintai keterangan.

Di sini Sugeng mengakui ada tawaran atau upaya damai dari pihak perusahaan. Namun Sugeng tidak langsung menerimanya lantaran upaya damai harusnya dilakukan oleh terlapor yang melakukan penganiayaan terhadapnya.

Baca juga: Cerita Penerima Adhi Makayasa, Sempat Gagal Masuk Akmil Berujung Jadi Lulusan Terbaik Akpol

Menurutnya, permasalahan dirinya dengan CH adalah persoalan pribadi dan tidak ada kaitannya dengan perusahaan.

"Tawaran kemarin (23/3/2022) ada. Dari manajemen memanggil saya. Nah saya pikir ini kan konteksnya pribadi bukan pekerjaan. Kalau upaya damai tidak diwakilkan oleh manajemen ya harus orangnya yang datang dan dilakukannya bukan di kawasan pekerjaan, di rumah YN," jelasnya.

Setelahnya, Sugeng meminta izin kepada manajemen perusahaan untuk meninggalkan ruangan lantaran dirinya mau pergi berobat.

Baca juga: Sales Manager Mal di Bali Bobol Kartu Kredit Milik WN Korsel, Dipakai Belanja hingga Rp 38 Juta

Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh pihak Pertamina. Ia mengungkapkan persoalan dirinya dengan CH tidak ada kaitannya dengan pekerjaan terlebih dengan Pertamina.

"Saya sudah divonis kalau saya tidak mau berdamai dan sebagainya. Nah dari Pertamina mempertanyakan kalau ini tidak ada kaitannya dengan proyek RDMP. Ya saya bilang tidak, ini kan kejadian di rumah YN sama Mr CH, jadi tidak ada kaitannya dengan RDMP," ungkapnya.

Diketahui sebelumnya Sugeng mendapat tindak penganiayaan yang diduga dilakukan oleh CH saat dirinya mendatangi YN di rumahnya.

Kala itu YN yang dalam kondisi ketakutan menghubunginya untuk mendampingi lantaran dua WN Korea Selatan berinisial CH dan PK ini ada di kediamannya.

Baca juga: Satu Korban Penganiayaan oleh WN Korea Selatan Cabut Laporan

Setibanya di rumah YN pasca Shalat Subuh, Sugeng melihat PK dan CH di hadapan YN. Terdapat berkas yang disodorkan, diduga itu adalah surat pernyataan damai.

"Kemungkinan itu surat damai. Nah terus saya lihat YN ini kan ketakutan, karena dia sudah anggap saya bapaknya sendiri jadi saya peluk untuk menenangkan. Tapi tiba-tiba saya langsung ditarik sama CH dan dibawa keluar terus dibenturkan ke pagar," bebernya.

Kini Sugeng masih menunggu proses selanjutnya setelah pemeriksaan dari kepolisian siang ini. Sugeng juga belum menjelaskan kelanjutan dari laporannya itu lantaran dirinya masih mau berobat terlebih dahulu ke rumah sakit.

"Belum tahu ini, saya mau berobat dulu. Di bawah ketiak saya ini sakit, jadi mau ke rumah sakit dulu," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Digigit Anjing Rabies, Warga Lape Sumbawa Tewas
Digigit Anjing Rabies, Warga Lape Sumbawa Tewas
Regional
Program Transmigrasi ke Kalteng Picu Penolakan Tokoh Lokal, Gubernur: Kita NKRI
Program Transmigrasi ke Kalteng Picu Penolakan Tokoh Lokal, Gubernur: Kita NKRI
Regional
Gempa M 5,2 Getarkan Pulau Seram Maluku, Warga Panik Berhamburan
Gempa M 5,2 Getarkan Pulau Seram Maluku, Warga Panik Berhamburan
Regional
75,52 Persen Anak di Kendal Sudah Kantongi KIA, Dapat Diskon Restoran dan Hotel
75,52 Persen Anak di Kendal Sudah Kantongi KIA, Dapat Diskon Restoran dan Hotel
Regional
Tiga Santri di Kubu Raya Jadi Korban Pencabulan Pengasuh, Pelaku Janjikan Pernikahan
Tiga Santri di Kubu Raya Jadi Korban Pencabulan Pengasuh, Pelaku Janjikan Pernikahan
Regional
Menko Polkam Bilang Malaysia dan Singapura Komplain Asap Karhutla dari Riau
Menko Polkam Bilang Malaysia dan Singapura Komplain Asap Karhutla dari Riau
Regional
Lagi, Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Meninggal di Pengungsian
Lagi, Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Meninggal di Pengungsian
Regional
PSIM Jogja Ajukan Izin Penggunaan Stadion Sultan Agung Bantul Untuk Super League
PSIM Jogja Ajukan Izin Penggunaan Stadion Sultan Agung Bantul Untuk Super League
Regional
Kemensos Sebut Kemiskinan Ekstrem di Mimika Turun 50 Persen, Penerima Bantuan Beras dari 21.000 Turun Menjadi 10.000
Kemensos Sebut Kemiskinan Ekstrem di Mimika Turun 50 Persen, Penerima Bantuan Beras dari 21.000 Turun Menjadi 10.000
Regional
2 Tersangka Kasus Tambang Ilegal di Unmul Ditangguhkan, karena Desakan Massa?
2 Tersangka Kasus Tambang Ilegal di Unmul Ditangguhkan, karena Desakan Massa?
Regional
Jokowi Mengaku Tak Perintahkan Dian Sandi Unggah Ijazahnya di Medsos, Baru Kenal Belakangan
Jokowi Mengaku Tak Perintahkan Dian Sandi Unggah Ijazahnya di Medsos, Baru Kenal Belakangan
Regional
8 Siswa SMP di Kupang Masih Dirawat di Rumah Sakit akibat Keracunan Menu MBG
8 Siswa SMP di Kupang Masih Dirawat di Rumah Sakit akibat Keracunan Menu MBG
Regional
Tangis Mbak Ita Pecah di Sidang Korupsi: Saya Ingin Semarang Maju, Saya Minta Maaf
Tangis Mbak Ita Pecah di Sidang Korupsi: Saya Ingin Semarang Maju, Saya Minta Maaf
Regional
Canda Wagub Kalteng Tak Serahkan Bantuan Keuangan Rp 500 Juta ke Kades: Nanti Dia Kawin Lagi
Canda Wagub Kalteng Tak Serahkan Bantuan Keuangan Rp 500 Juta ke Kades: Nanti Dia Kawin Lagi
Regional
Laporan Gempa 23 July 2025 Berdasarkan BMKG pukul 15:25:31 WIB
Laporan Gempa 23 July 2025 Berdasarkan BMKG pukul 15:25:31 WIB
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau