Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Bisa Tebus Ijazah SMA Anaknya, Ibu di Bengkulu Minta Bantuan Presiden Jokowi

Kompas.com - 03/04/2022, 15:37 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Darmiati, warga Kebun Geran Kota Bengkulu meminta bantuan kepada Presiden Joko Widodo karena ia tak bisa menebus ijazah SMA milik anaknya, Rafli.

Sang anak lulus dari salah satu SMA swasta di Kota Bengkulu pada tahun 2020 lalu.

Namun ijazah Rafli ditahan pihak sekolah karena Darmiati belum membayar tunggakan sekolah sebesar Rp 3.776.000.

"Uang tersebut terdiri dari uang pemeliharaan bangunan, pembayaran uang Ujian Nasional (UN) dan uang perpisahan. Sebelumnya sudah kami cicil Rp 500.000 dapat uang bantuan beasiswa seperti itu," ujar Darmiati dikutip dari Tribun Bengkulu.

Baca juga: Cara Ibu-ibu di Bengkulu Akali Naiknya Harga Sembako saat Ramadhan

Ia mengatakan ia harus tetap membayar uang perpisahan, walau perpisahan tak digelar karena Covid-19.

"Saya bilang ke pihak sekolah, apa tidak bisa seperti uang perpisahan itu dibayar setengah saja karena tidak jadi dilaksanakan. Tapi mereka bilang tidak bisa karena sudah dilaporkan ke atasan sejak sebelum Covid-19 masuk Bengkulu," kata Darmiati.

Ia sendiri telah meminta bantuan kepada Baznas Provinsi Bengkulu, namun hingga saat ini belum ada kabar kelanjutannya.

Tak hanya itu. Ia juga telah mengadukan masalahnya ke Pemkot Bengkulu. Lagi-lagi tak ada solusi untuk ijazah anaknya.

Baca juga: Seorang Pemuda di Bengkulu Diamankan Polisi Diduga Setubuhi Anak di Bawah Umur

"Kan yang dari Walikota kemarin ada juga. Saya sudah temui Lurah Kebun Geran, tapi kata mereka paling kalau swasta hanya bisa dibantu separuhnya saja. Kecuali sekolah Negeri, batu bisa dituntaskan semuanya," kata Darmiati.

Darmiati bercerita anaknya, Rafli sempat mencoba meminjam ijazah yang ditahan pihak sekolah untuk difotocopy sebagai syarat melamar pekerjaan.

Namun pihak sekolah tak mengizinkan dengan alasan bukan hanya ijazah Rafli yang ditahan, tapi juga sekolah lain.

"Jadi gurunya bilang kalau kalau dikasi nanti jadinya banyak yang tidak tebus. Kebanyakan perempuan yang tidak tebus, tapi kan anak saya laki-laki, dia harus bekerja. Beda dengan perempuan mungkin kan bisa ikut suaminya," ujar Darmiati.

Baca juga: Bayi Perempuan Baru Lahir Ditemukan di Teras Rumah Warga di Bengkulu

Karena tak memiliki ijazah untuk mendaftar pekerjaan, saat ini Rafli terpaksa harus bekerja sebagai salah satu tulang parkir di sekitar wilayah Rawa Makmur Kota Bengkulu.

"Kasihan juga sebenarnya anak saya, sudah sekolah sampai tamat SMA tapi harus kerja jadi tukang parkir. Tentunya kami sangat berharap pemerintah membantu kami yang kurang mampu ini," ungkapnya.

Darmiati adalah seorang ibu tunggal yang sehari-hari bekerja membantu di kantin Pengadilan Negeri Bengkulu.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Tindak Pidana Pembunuhan di Kalsel Tinggi dalam 4 Bulan Terakhir, 19 Kasus Berhasil Diungkap
Tindak Pidana Pembunuhan di Kalsel Tinggi dalam 4 Bulan Terakhir, 19 Kasus Berhasil Diungkap
Regional
Gempa Magnitudo 6 Guncang Halmahera Barat, Maluku Utara
Gempa Magnitudo 6 Guncang Halmahera Barat, Maluku Utara
Regional
Kementerian LH Segel 4 Perusahaan dan Tutup 1 Pabrik Sawit di Riau
Kementerian LH Segel 4 Perusahaan dan Tutup 1 Pabrik Sawit di Riau
Regional
Berita Pekan Ini: Banyak Koperasi Merah Putih di Daerah Belum Beroperasi Usai Diresmikan, Masalah Modal Jadi Faktor Utama
Berita Pekan Ini: Banyak Koperasi Merah Putih di Daerah Belum Beroperasi Usai Diresmikan, Masalah Modal Jadi Faktor Utama
Regional
Lonjakan Harga-harga di Mahulu Dampak Kemarau, Beras Tembus Rp 1,2 Juta Per Karung, Migor Rp 200.000 Per 2 Liter
Lonjakan Harga-harga di Mahulu Dampak Kemarau, Beras Tembus Rp 1,2 Juta Per Karung, Migor Rp 200.000 Per 2 Liter
Regional
Keluhan Pengurus Koperasi Merah Putih di Purworejo, Banyak Nombok karena Operasional Belum Cair
Keluhan Pengurus Koperasi Merah Putih di Purworejo, Banyak Nombok karena Operasional Belum Cair
Regional
Ahmad Luthfi Usulkan Rp 73 Triliun ke DPR untuk Pembangunan Infrastruktur Jateng, Apa Saja Rinciannya?
Ahmad Luthfi Usulkan Rp 73 Triliun ke DPR untuk Pembangunan Infrastruktur Jateng, Apa Saja Rinciannya?
Regional
DPR Dukung Ahmad Luthfi Ajukan Rp 1,7 Triliun untuk Tangani Rob di Demak
DPR Dukung Ahmad Luthfi Ajukan Rp 1,7 Triliun untuk Tangani Rob di Demak
Regional
Nenek Buyut 2 Balita Tewas yang Dianiaya Ayah Kandung di Samarinda Terluka Parah
Nenek Buyut 2 Balita Tewas yang Dianiaya Ayah Kandung di Samarinda Terluka Parah
Regional
Upaya Jateng Bangun Infrastruktur Literasi, Perpustakaan Masuk Desa
Upaya Jateng Bangun Infrastruktur Literasi, Perpustakaan Masuk Desa
Regional
Satgas Temukan 6 Butir Amunisi di Dalam Noken Anggota KKB Roberth Wenda
Satgas Temukan 6 Butir Amunisi di Dalam Noken Anggota KKB Roberth Wenda
Regional
Mahulu Terisolasi karena Kemarau, Harga Beras 25 Kg Tembus Rp 1,2 Juta, Elpiji 3 Kg Rp 400.000
Mahulu Terisolasi karena Kemarau, Harga Beras 25 Kg Tembus Rp 1,2 Juta, Elpiji 3 Kg Rp 400.000
Regional
Momen Wamendagri Pacu Jalur, Para Pejabat Buton Tengah di Belakang Mendayung
Momen Wamendagri Pacu Jalur, Para Pejabat Buton Tengah di Belakang Mendayung
Regional
Antrean BBM Terjadi pada 6 SPBU di 3 Kabupaten Dalam Provinsi Bengkulu
Antrean BBM Terjadi pada 6 SPBU di 3 Kabupaten Dalam Provinsi Bengkulu
Regional
Preman yang Ngaku Anak Kasat Narkoba di Medan Positif Sabu
Preman yang Ngaku Anak Kasat Narkoba di Medan Positif Sabu
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau