Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Juliana, Perempuan Rimba Pertama yang Kuliah: Lawan Pernikahan Dini dan Jadi Korban Bullying

Kompas.com - 17/07/2022, 06:07 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAMBI,KOMPAS.com - Seorang perempuan Orang Rimba butuh perjuangan berat untuk mengenyam pendidikan sampai level perguruan tinggi.

Hadangan justru datang dari keluarga dekat dan aturan adat.

Sudah banyak perempuan Orang Rimba yang putus sekolah dan menikah sesuai pilihan orangtua.

Berbeda dengan Juliana (20) yang berani melawan arus. Perempuan rimba dari kelompok Dusun Kelukup, Desa Dwi Karya Bakti, Kecamatan Pelepat, Bungo kini berkuliah di Universitas Muhammadiyah Jambi.

"Saya mau kuliah, karena sadar hutan bukan lagi masa depan," kata Juliana saat disambangi Kompas.com di kampusnya, Sabtu (16/7/2022).

Baca juga: Cerita Bripda Jeni Melangun ke Hutan Jambi, Ajak Orang Rimba untuk Divaksinasi

Ia menceritakan, sejak lahir sudah tinggal di luar huta, karena itu keahlian untuk bertahan hidup dalam alam liar menjadi minim.

Kelompok Juliana sudah tidak memiliki hutan. Mereka tinggal di perumahan bantuan pemerintah.

Keputusan keluarganya untuk mualaf serentak pada 2014, juga mendorong perempuan ini untuk memiliki keahlian baru.

"Saya pilih kuliah di Universitas Muhammadiyah dan ambil jurusan kehutanan," kata Juliana.

Usai menamatkan gelar sarjana, dia ingin bekerja di perusahaan yang bergerak dalam konservasi hutan.

Dengan bekerja di perusahaan konservasi hutan, Juliana ingin membantu Orang Rimba lain, agar dapat hidup tenang, tanpa takut deforestasi atau alih fungsi lahan.

Baca juga: Bayi Tapir Lahir, Kebun Binatang Taman Rimba Tambah Anggota Baru

Lawan pernikahan dini

Keinginan kuliah ini, ditekadkan Juliana harus mulus sampai akhir. Setidaknya, dia dapat menginspirasi perempuan rimba lain, agar tidak melakukan pernikahan dini.

"Takut Bang. Adat kami keras, kalau melawan adat itu kena denda (tebus) dan maaf (perempuan) Rimba bisa mendapatkan kekerasan fisik dari keluarga," kata Juliana dengan nada berat.

Ia mencontohkan kasus yang terjadi padanya. Sebelum kuliah, dia sudah dipinang sesorang pria kepada pamannya.

Baca juga: Sosok DJ Patricia Schuldtz, Calon Menantu Keluarga Cendana yang Ternyata Cucu Pemilik Warung Bakmi Legendaris

Adat patrilineal Orang Rimba, seorang paman dapat menerima atau menolak lamaran seorang lelaki terhadap anak perempuan yang berada dalam pengaruhnya.

Dalam konteks ini, perempuan Rimba berada dalam kendali paman dan nenek (garis ibu) terkait urusan pernikahan.

Kedua orangtuanya apabila melawan keputusan sang paman, maka harus membayar tebusan (denda adat) sampai dua kali lipat, sesuai mahar yang dibayarkan oleh pihak lelaki rimba.

"Rasa cinta Ayah begitu besar. Dia sanggup jual kebun, untuk membayar tebusan (denda adat) agar saya tetap kuliah dan batal menikah," kata Juliana dengan mata berkaca-kaca.

Halaman:
Komentar
karena lahir tidak bisa memilih


Terkini Lainnya
Satgas Benarkan 2 Personel Brimob Tewas Diserang KKB: Saksi Lihat Ada 2 Orang Bawa Senjata Laras Panjang
Satgas Benarkan 2 Personel Brimob Tewas Diserang KKB: Saksi Lihat Ada 2 Orang Bawa Senjata Laras Panjang
Regional
KKB Pimpinan Aibon Kogoya Diduga Dalangi Pembunuhan 2 Anggota Brimob di Nabire
KKB Pimpinan Aibon Kogoya Diduga Dalangi Pembunuhan 2 Anggota Brimob di Nabire
Regional
Jokowi Akan Hadiri Sidang Tahunan MPR, tetapi Belum Pasti Ikut Upacara 17 Agustus di Istana
Jokowi Akan Hadiri Sidang Tahunan MPR, tetapi Belum Pasti Ikut Upacara 17 Agustus di Istana
Regional
3 Eks Geng Motor di Jambi Beralih Jadi Pencuri Motor untuk Beli Sabu
3 Eks Geng Motor di Jambi Beralih Jadi Pencuri Motor untuk Beli Sabu
Regional
Kanker Serviks Tembus 2.500 Kasus di Jateng, Vaksin HPV Dikebut hingga ke Sekolah
Kanker Serviks Tembus 2.500 Kasus di Jateng, Vaksin HPV Dikebut hingga ke Sekolah
Regional
Polisi Sita 5.000 Liter BBM Oplosan di Pelabuhan Tulehu, Ancam Anggota yang Terliibat
Polisi Sita 5.000 Liter BBM Oplosan di Pelabuhan Tulehu, Ancam Anggota yang Terliibat
Regional
Diduga Jual Narkoba, Polisi Muratara Ditangkap Bersama Istri Siri
Diduga Jual Narkoba, Polisi Muratara Ditangkap Bersama Istri Siri
Regional
Batik “Goresan Cinta” dari Berau Tembus Pasar Dunia, Omzet Ratusan Juta per Bulan
Batik “Goresan Cinta” dari Berau Tembus Pasar Dunia, Omzet Ratusan Juta per Bulan
Regional
Ngamuk Minta Proyek di Kantor Dinas Perkim, Dua Preman Aceh Jadi Tersangka dan Ditahan
Ngamuk Minta Proyek di Kantor Dinas Perkim, Dua Preman Aceh Jadi Tersangka dan Ditahan
Regional
Seluruh Tenaga Kontrak Pemprov Kalteng Diupayakan Jadi PPPK, Pengangkatan Segera Dilaksanakan
Seluruh Tenaga Kontrak Pemprov Kalteng Diupayakan Jadi PPPK, Pengangkatan Segera Dilaksanakan
Regional
Target 80 Persen, Begini Strategi Pangkalpinang untuk Pilkada Ulang 2025
Target 80 Persen, Begini Strategi Pangkalpinang untuk Pilkada Ulang 2025
Regional
Pasca-Demo Pati, Pemprov Jateng Turunkan Tim ke Pati, Ini Tugasnya
Pasca-Demo Pati, Pemprov Jateng Turunkan Tim ke Pati, Ini Tugasnya
Regional
Usai Ribuan Warga Pati Demo Bupati, DPRD Ungkap Komunikasi dengan Sudewo Tak Bagus
Usai Ribuan Warga Pati Demo Bupati, DPRD Ungkap Komunikasi dengan Sudewo Tak Bagus
Regional
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Ungkap Fakta Baru: Bupati Pati Sudewo Tak Ikuti Saran Pemprov
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Ungkap Fakta Baru: Bupati Pati Sudewo Tak Ikuti Saran Pemprov
Regional
Polisi Disebut Tembakkan Gas Air Mata Kedaluwarsa Saat Demo Pati, 50 Orang Jadi Korban
Polisi Disebut Tembakkan Gas Air Mata Kedaluwarsa Saat Demo Pati, 50 Orang Jadi Korban
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau