Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Mayat Dalam Karung di Banten: Kisah Cinta Paman dan Keponakan yang Berakhir Tragis

Kompas.com - 02/08/2022, 20:26 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - PW alias Adi (37) tega membunuh istrinya Junaesih (37). Sang suami lalu membuang mayat istrinya dengan dibungkus karung di Kampung Jongjing, Desa Cerukcuk, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (30/7/2022).

Sejak awal pernikahan lima tahun lalu, Junaesih tidak mendapatkan restu dari keluarga besarnya untuk menikah dengan PW.

Sebab, PW merupakan pamannya sendiri sehingga pernikahannya tidak sah secara agama maupun negara.

Baca juga: Motif Suami Bunuh dan Buang Mayat Istrinya dalam Karung di Banten

 

Bahkan, status Junaesih saat menikah dengan PW masih memiliki suami sah dan sudah punya dua orang anak.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

"Diperoleh fakta bahwa PW juga merupakan paman kandung dari korban. Sehingga, pernikahan korban tersebut tidak mendapat restu dari keluarga," kata Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga kepada wartawan di Serang. Selasa (2/8/2022).

Meski tidak mendapat restu, bahtera rumah tangga pasangan suami istri itu bertahan lima tahun hingga memilki dua orang anak perempuan berusia 5 tahun dan 40 hari.

Walau terlihat harmonis, kehidupan keluarga PW dan Junaesih penuh dengan percecokan karena masalah ekonomi keluarga.

Baca juga: Coba Bunuh Istri dengan Racun hingga Santet, Kopda Muslimin Ditemukan Tewas di Rumah Orangtuanya

Untuk menjalani hidup sehari-hari, mereka menyewa rumah di Kampung Jati Lio, Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

Pendapatan PW yang bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik konveksi tidak dapat mencukupi biaya kehidupan sehari-hari keluarganya.

"Percekcokan di antara mereka sering terjadi dan bersitegang karena pelaku tidak bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga, sehingga umpatan dan makian dari istri membuat pelaku sakit hati," ujar Shinto.

Puncak kekesalan dan sakit hati PW terjadi pada Jumat (29/7/2022) dini hari. Saat itu, anak yang masih berusia 40 hari menangis di samping Junaesih yang sedang tertidur.

Mendengar tangisan sang anak, PW kemudian meminta istrinya bangun untuk memberikan ASI agar bayinya berhenti menangis.

Baca juga: Tertekan Disebut Saksi Kunci, Vera Kekasih Brigadir J Butuh Psikolog

Permintaan itu tidak direspons. Justru terjadi percekcokan antara keduanya mempermasalahkan nafkah dan biaya hidup sehari-hari yang tidak dipenuhi PW selaku kepala keluarga.

Akhirnya, pelaku memindahkan bayinya dari samping korban dan pelaku mengambil tilam untuk membekap bagian kepala korban serta menindih tubuh korban.

"Selama lebih dari dua menit korban dibekap dan ditindih hingga korban tidak dapat bergerak dan kehabisan napas sampai akhirnya korban meninggal dunia," ujarnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kapal Penangkap Ikan KM Kramat Jati Terbakar di Karimunjawa, 1 ABK asal Brebes Hilang
Kapal Penangkap Ikan KM Kramat Jati Terbakar di Karimunjawa, 1 ABK asal Brebes Hilang
Regional
Bediding Melanda Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Turun hingga 17 Derajat
Bediding Melanda Jawa Tengah, Ini Penjelasan BMKG soal Suhu Turun hingga 17 Derajat
Regional
Brigadir Nurhadi Cerita ke Keluarga Tangani Kasus Kematian RW yang Berujung Pencopotan Kapolsek Kayangan
Brigadir Nurhadi Cerita ke Keluarga Tangani Kasus Kematian RW yang Berujung Pencopotan Kapolsek Kayangan
Regional
Pasar Shoping Salatiga, Surga Barang Loak yang Mulai Tertepikan
Pasar Shoping Salatiga, Surga Barang Loak yang Mulai Tertepikan
Regional
Pengalaman Mura Jadi Pemandu Tur Candi Borobudur, Dampingi Obama hingga Orang Mabuk
Pengalaman Mura Jadi Pemandu Tur Candi Borobudur, Dampingi Obama hingga Orang Mabuk
Regional
Penyebab Kematian Masih Misterius, Jenazah PMI Asal Gunungkidul yang Meninggal di Taiwan Akan Dipulangkan
Penyebab Kematian Masih Misterius, Jenazah PMI Asal Gunungkidul yang Meninggal di Taiwan Akan Dipulangkan
Regional
Keluarga Brigadir Nurhadi Mengaku Didatangi Aparat, Diminta Tak Persulit Penyelidikan
Keluarga Brigadir Nurhadi Mengaku Didatangi Aparat, Diminta Tak Persulit Penyelidikan
Regional
Ganasnya Banjir Rob Sayung Demak, Patahkan Jalan Cor Beton Kabupaten
Ganasnya Banjir Rob Sayung Demak, Patahkan Jalan Cor Beton Kabupaten
Regional
Jelang Masuk Sekolah, Order Jahit Seragam di Brebes Naik, Berapa Harganya?
Jelang Masuk Sekolah, Order Jahit Seragam di Brebes Naik, Berapa Harganya?
Regional
Bayi Perempuan Dibuang Lalu Dikubur Terbungkus Plastik di Wonogiri, Polisi Buru Pelaku
Bayi Perempuan Dibuang Lalu Dikubur Terbungkus Plastik di Wonogiri, Polisi Buru Pelaku
Regional
Wali Kota Solo Ingin Ada Rute Penerbangan Langsung ke China, Ini Alasannya
Wali Kota Solo Ingin Ada Rute Penerbangan Langsung ke China, Ini Alasannya
Regional
Bisakah Hidup dari Jadi Pemandu Tur Borobudur? Ini Cerita Mura dan Sony Naik Turun Candi Setiap Hari
Bisakah Hidup dari Jadi Pemandu Tur Borobudur? Ini Cerita Mura dan Sony Naik Turun Candi Setiap Hari
Regional
Sekda Singkawang Jadi Tersangka Korupsi Kasus Keringanan Retribusi Rp 3,1 Miliar
Sekda Singkawang Jadi Tersangka Korupsi Kasus Keringanan Retribusi Rp 3,1 Miliar
Regional
Pencuri Kakao di Polewali Mandar Tertangkap Basah, Dihajar dan Diarak Warga Keliling Kampung
Pencuri Kakao di Polewali Mandar Tertangkap Basah, Dihajar dan Diarak Warga Keliling Kampung
Regional
23 Pejabat Bengkulu 'Dinonjobkan' karena Tak Netral Saat Pilkada, Gubernur Bengkulu Mohon Ampun ke BKN
23 Pejabat Bengkulu "Dinonjobkan" karena Tak Netral Saat Pilkada, Gubernur Bengkulu Mohon Ampun ke BKN
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau