Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Digugat Cerai, Pria di Bombana Aniaya Istrinya hingga Tewas

Kompas.com - 26/10/2022, 16:33 WIB
Kiki Andi Pati,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Seorang suami di kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) bernama Fandi (51) tega menganiaya istrinya, Darma (40) hingga tewas karena tak terima digugat cerai.

Ironisnya, aksi pelaku itu disaksikan langsung oleh anaknya yang masih berusia 7 tahun. Diketahui korban tinggal di Desa Mulaeno, Kecamatan Poleang Tengah, Kabupaten Bombana, Sultra.

Kepala seksi (Kasi) Humas Polres Bombana IPDA Badmar Ricky P mengungkapkan, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu berawal saat korban bersama anaknya tengah tertidur lelap di rumahnya pada Senin (24/10/2022) pukul 02.00 WITA.

Baca juga: Usai Cekik Istrinya hingga Tewas, Pelaku KDRT di Semarang Sempat Ajak Anaknya Pergi ke Pantai Marina

Sekitar pukul 01.45 Wita, pelaku datang dari Desa Poleondro mau menuju kabupaten Kolaka. Lalu pukul 02.00 Wita pelaku melewati rumah korban. Pelaku pun menuju rumah korban dengan tujuan mengajak rujuk kembali.

Pelaku masuk lewat belakang rumah korban dengan cara memanjat dapur. Setelah berhasil masuk, pelaku langsung menuju kamar korban. Korban terbangun karena mendengar pelaku ada di dalam rumah.

Setelah korban terbangun, pelaku langsung memeluk korban dan menyampaikan niatnya untuk rujuk kembali. Namun, korban bersikukuh sudah tidak mau lagi hidup bersama pelaku.

"Kemudian pelaku keluar dari kamar melihat sebilah pisau di dapur. Pelaku mengambil pisau tersebut lalu masuk lagi ke dalam kamar dan langsung menusuk ke arah tubuh korban berkali-kali. (Tusukan) mengenai bagian dada, wajah, dan bahu sebelah kanan hingga korban meninggal dunia," katanya. 

Kejadian tersebut membuat anak korban yang berusia 7 tahun terbangun. 

"Anak korban yang berumur 7 tahun yang tidur di sebelah korban terbangun dan berteriak-teriak.Kemudian pelaku langsung keluar dari rumah lewat pintu depan. Lalu anak korban atas nama RIAN (21) mengejar pelaku di depan rumah sambil teriak-teriak memanggil pelaku," ungkapnya. 

Pelaku melarikan diri di Desa Pokurumba, Bombana. Motif pelaku menganiaya istrinya karena tak terima digugat cerai oleh korban.

Kapolsek Poleang IPTU Bustaman yang menerima informasi kejadian itu dari Lurah Boepinang sekitar pukul 02.45 Wita langsung menghubungi Polres Bombana. Pihak kepolisian langsung melakukan pencarian terhadap tersangka.

"Sekitar pukul 06.30 Wita pelaku berhasil di tangkap di Desa Pokurumba, Kecamatan Poleang, Bombana saat berupaya sembunyi dari kejaran petugas. Pelaku berniat hendak melarikan diri ke Kabupaten Kolaka," ujarnya.

Dari hasil olah TKP, polisi menemukan pisau yang digunakan pelaku saat menganiaya istrinya. Selain itu, ditemukan sarung dengan bercak darah yang dikenakan korban.

Baca juga: Sadap HP Korban Selama 3 Minggu, Pelaku KDRT di Semarang: Isi Chatnya, Istri Saya Kangen Suami Orang

"Sebelum terjadinya kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan meninggalnya korban, hubungan rumah tangga antara korban dan pelaku retak. Dipicu karena korban menganggap pelaku sering bermain judi. Sehingga puncaknya korban menggugat cerai pelaku. Kemudian mereka pelaku pisah ranjang," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa hari ini, merupakan jadwal sidang ketiga perceraian korban dan tersangka di Pengadilan Agama Rumbia

Kasat reskrim AKP Muh Nur Sultan mengatakan bahwa penanganan perkara ditangani oleh penyidik PPA Sat Reskrim Polres Bombana. Pelaku dibawa ke Polres Bombana guna penyidikan lebih lanjut

"Proses penyidikan perkara ini serahkan sepenuhnya kepada pihak polres Bombana, dan akan diselesaikan sehingga mendapatkan kepastian hukum," ujarnya.

Terhadap pelaku akan dijerat pasal pasal 44 ayat (3) Jo Pasal 5 huruf a UU RI NO. 23 TAHUN 2004 Tentang kekerasan dalam rumah tangga, dan atau pasal 338 KUHP. Untuk kasus KDRT ancaman 15 tahun penjara dan untuk pasal 338 pembunuhan biasa 15 tahun.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Senyum Imam Hanafi, Puluhan Tahun Hidup dengan Air Keruh, Kini Rasakan Air Bersih
Senyum Imam Hanafi, Puluhan Tahun Hidup dengan Air Keruh, Kini Rasakan Air Bersih
Regional
Unik, Warga Gunungkidul Upacara Bendera di Sungai, Apa Maknanya?
Unik, Warga Gunungkidul Upacara Bendera di Sungai, Apa Maknanya?
Regional
Remaja Padang Lawas Diperkosa Lalu Dibunuh, Jasad Dibuang di Selokan
Remaja Padang Lawas Diperkosa Lalu Dibunuh, Jasad Dibuang di Selokan
Regional
Upacara di Bukit Salena: Promosi Wisata dan Semangat Nasionalisme Pemuda Sulteng
Upacara di Bukit Salena: Promosi Wisata dan Semangat Nasionalisme Pemuda Sulteng
Regional
Makna Tanjak Melayu yang Dikenakan Prabowo Saat Upacara HUT ke-80 RI
Makna Tanjak Melayu yang Dikenakan Prabowo Saat Upacara HUT ke-80 RI
Regional
PGRI Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Guru Honorer, Banyak yang Masih Digaji Kurang dari Rp 1 Juta per Bulan
PGRI Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Guru Honorer, Banyak yang Masih Digaji Kurang dari Rp 1 Juta per Bulan
Regional
Kronologi Kejadian Ibu di Pangkalpinang Disiram Air Keras, 2 Pelaku Ditangkap
Kronologi Kejadian Ibu di Pangkalpinang Disiram Air Keras, 2 Pelaku Ditangkap
Regional
Kesederhanaan Upacara HUT ke-80 RI di Ponpes Eks JI
Kesederhanaan Upacara HUT ke-80 RI di Ponpes Eks JI
Regional
Kebakaran Sumur Minyak Rakyat di Blora: Korban Jiwa Bertambah, 50 KK Mengungsi, 6 Ekor Sapi Diselamatkan
Kebakaran Sumur Minyak Rakyat di Blora: Korban Jiwa Bertambah, 50 KK Mengungsi, 6 Ekor Sapi Diselamatkan
Regional
2.138 Narapidana di Papua Terima Remisi, 76 Langsung Bebas
2.138 Narapidana di Papua Terima Remisi, 76 Langsung Bebas
Regional
Sering Hujan, Festival Layang-layang Internasional di Kota Semarang Diundur
Sering Hujan, Festival Layang-layang Internasional di Kota Semarang Diundur
Regional
Tangis Haru Warnai Pemberian Remisi di Maluku, 5 Napi Langsung Bebas
Tangis Haru Warnai Pemberian Remisi di Maluku, 5 Napi Langsung Bebas
Regional
Lokomotif KAI Dihias Merah Putih, Merayakan HUT RI dengan Semangat Nasionalisme
Lokomotif KAI Dihias Merah Putih, Merayakan HUT RI dengan Semangat Nasionalisme
Regional
4172 Pendaki Rayakan HUT RI di Gunung Bawakaraeng, 1 Tewas, 43 Dievakuasi
4172 Pendaki Rayakan HUT RI di Gunung Bawakaraeng, 1 Tewas, 43 Dievakuasi
Regional
Gunung Lewotobi Erupsi dengan Dentuman Kuat, Semburkan Kolom Abu 8 Kilometer
Gunung Lewotobi Erupsi dengan Dentuman Kuat, Semburkan Kolom Abu 8 Kilometer
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PKS: Serakahnomics Bisa Bikin Indonesia Jadi Negara Gagal
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau