Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trending #MegaDikudeta Diadu dengan Jokowi, Gibran: Omongan Kayak Gitu Enggak Ada

Kompas.com - 28/10/2022, 18:13 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Munculnya tagar #MegaDikudeta, direspons putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dengan santai.

Tagar yang memunculkan banyak cibiran kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, dan meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Umum PDI-P 2024, sempat trending pada Kamis (27/10/2022).

Mendengar adanya tagar itu, Suami Selvi Ananda itu memberikan gestur hal tersebut tidak akan terjadi.

Baca juga: Muncul Tagar #MegaDikudeta, FX Rudy: Beliau Masih Kurang Apa? Mau Jelek-jelekkan Bu Mega seperti Apa Lagi?

Gibran juga menjelaskan Presiden Jokowi tidak ada arah atau pembicara adanya pergantian Ketua Umum itu.

"Enggak-enggak, (ra enek omongan koyok ngono) tidak ada omongan kayak gitu. (Ra mudeng aku) Tidak tahu aku," kata Gibran Rakabuming Raka dengan santai setelah menghadiri acara di Hotel Alila Solo, Jumat (28/10/2022).

Wali Kota Solo ini juga tak mau berkomentar banyak atas munculnya tagar tersebut. Bahkan dirinya secara pribadi belum mengetahui hal tersebut.

"Tidak ada tanggapan. Emang mau diganti?," jelasnya.

Rencananya, jadwal kongres ke-6 pergantian Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu, baru akan dibicarakan pada 2024 mendatang.

Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Solo, FX Hadi Rudyatmo meminta masyarakat tak mengadu Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Senyum Mega, Jokowi dan Pembahasan Politik 2024 di Batutulis...

"Ngoyo woro (pendapat yang memaksa), Pak Jokowi jangan diadu dengan Bu Mega. Yang memiliki suara kongres itu DPC PDI-P bukan relawan," kata Rudy sapaan akrabnya, di Pucang Sawit, Jumat (28/10/2022).

"Pemilihan Ketum Umum itu di kongres, bukan di media sosial," lanjutnya.

Bahkan Rudy, menilai adanya tagar ini akan semakin membuat gaduh masyarakat. Selain itu, ini juga berpotensi adanya pecahan di badan internal partai.

Baca juga: Jokowi Bertemu Mega di Batutulis, Pengamat: Untuk Pertegas Dukungan ke Puan

"Justru itulah yang ingin memecah belah PDI Perjuangan. Saya tegaskan lagi, yang namanya Profesor Doktor H. Megawati Soekarnoputri, adalah negarawan. Beliau selalu lebih mementingkan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi, keluarga maupun golongan," tegas Rudy.

Mantan Wali Kota Solo ini juga menyampaikan bukti kongkret Megawati Soekarnoputri sebagai seorang negarawan saat pemilihan umum presiden ke-7 Indonesia, lalu.

"Buktinya sudah jelas, sewaktu dirinya didesak menjadi calon presiden 2014. Tapi karena kepentingan untuk bangsa dan negera. Beliau mencalonkan Jokowi kok. Beliau masih kurang apa ? Mau jelek-jelekan Bu Mega seperti apalagi ?," Jelas Rudy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
2 Orang Tewas dan 1 Hilang akibat Longsor di Keerom, Berikut Identitasnya
2 Orang Tewas dan 1 Hilang akibat Longsor di Keerom, Berikut Identitasnya
Regional
Anak Buah Ungkap Siasat Mbak Ita Lolos dari Penyidikan KPK, Diminta Mangkir Panggilan dan Rusak Ponsel
Anak Buah Ungkap Siasat Mbak Ita Lolos dari Penyidikan KPK, Diminta Mangkir Panggilan dan Rusak Ponsel
Regional
20 Juta Wisatawan Kunjungi Jateng Selama 2025, Libur Sekolah Diprediksi Tembus 5 Juta
20 Juta Wisatawan Kunjungi Jateng Selama 2025, Libur Sekolah Diprediksi Tembus 5 Juta
Regional
Dua Mahasiswa Meninggal saat KKN, UGM Evaluasi Internal dan Perketat Keamanan
Dua Mahasiswa Meninggal saat KKN, UGM Evaluasi Internal dan Perketat Keamanan
Regional
Banjir Kendari Mulai Surut, Warga Keluhkan Krisis Air Bersih
Banjir Kendari Mulai Surut, Warga Keluhkan Krisis Air Bersih
Regional
Ke Batam, Anggota DPR RI Janji Kuliahkan Intan, ART Korban Penyiksaan Majikan
Ke Batam, Anggota DPR RI Janji Kuliahkan Intan, ART Korban Penyiksaan Majikan
Regional
Bea Cukai Makassar Gagalkan Peredaran 294.000 Batang Rokok Ilegal
Bea Cukai Makassar Gagalkan Peredaran 294.000 Batang Rokok Ilegal
Regional
13 SMP di Pinggiran Kulon Progo Kekurangan Murid
13 SMP di Pinggiran Kulon Progo Kekurangan Murid
Regional
Dua Eks Pegawai Bank BUMN di Brebes Jadi Tersangka Korupsi Kredit Fiktif Rp 3,59 Miliar
Dua Eks Pegawai Bank BUMN di Brebes Jadi Tersangka Korupsi Kredit Fiktif Rp 3,59 Miliar
Regional
Longsor Timpa 2 Rumah Purnawirawan Polri di Ambon, 2 Mobil dan Motor Rusak
Longsor Timpa 2 Rumah Purnawirawan Polri di Ambon, 2 Mobil dan Motor Rusak
Regional
Pencetak Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Diimingi Tanah dan Rumah
Pencetak Uang Palsu UIN Alauddin Makassar Diimingi Tanah dan Rumah
Regional
Kakak Beradik Tewas Terlindas Truk Kontainer di Jalur Pantura Brebes
Kakak Beradik Tewas Terlindas Truk Kontainer di Jalur Pantura Brebes
Regional
Dana Nasabah Rp 17 Miliar Raib, Kejati Geledah Kantor Bank BUMN
Dana Nasabah Rp 17 Miliar Raib, Kejati Geledah Kantor Bank BUMN
Regional
Dua Perampok Truk Muatan 35 Ton Gula di Tol Tangerang Merak Divonis 18 Tahun
Dua Perampok Truk Muatan 35 Ton Gula di Tol Tangerang Merak Divonis 18 Tahun
Regional
Soal Otopsi Ulang Jenazah Juliana Marins di Brasil, Pemprov NTB: Itu Hak Keluarga
Soal Otopsi Ulang Jenazah Juliana Marins di Brasil, Pemprov NTB: Itu Hak Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau