Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Asal Catut Nama Rugikan Warga, Ada TNI dan ASN Dijadikan Anggota

Kompas.com - 02/11/2022, 08:20 WIB
Dian Ade Permana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Proses asal catut dari partai politik, bisa merugikan nama warga. Apalagi bisa warga tersebut bekerja di instansi yang melarang staf untuk menjadi anggota partai politik

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Semarang M. Talkhis mengatakan, setidaknya dalam verifikasi faktual, ada dua orang yang mengadu karena namanya dicatut oleh partai politik.

Baca juga: Catut Nama Pejabat di Gresik untuk Tipu Calon Tenaga Kerja, Seorang Pria Ditangkap

"Pertama ada anggota TNI yang mengadu karena namanya terdaftar sebagai anggota partai politik. Dia protes karena sebagai TNI diharuskan netral dan tidak berpihak," jelasnya usai Sosialisasi Pengawasan Partisipatif 'Mewujudkan Semangat Sumpah Pemuda Dalam Pengawasan Pemilu 2024 di Griya Yodisiya, Selasa (1/11/2022).

Selain anggota TNI tersebut, juga ada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengadu karena juga tercatat dalam keanggotaan partai. "Ini juga tidak benar, karena ASN wajib netral," kata Talkhis.

Dia mengungkapkan, aduan dari warga terkait keanggotaan partai politik langsung ditanggapi dengan melapor ke KPU. "Kami juga minta agar KPU cermat agar tidak ada warga yang dirugikan. Karena TNI, Polri, ASN itu wajib netral dan tidak boleh jadi anggota partai, kalau ini terjadi akan merugikan yang bersangkutan," ujar Talkhis.

Talkhis menegaskan, untuk terciptanya demokrasi yang berkualitas perlu partisipasi semua pihak. "Kami meminta peran serta dari mahasiswa, masyarakat, organisasi kepemudaan, dan yang lainnya dalam pengawasan proses politik dan tahapan pemilu yang sedang berjalan ini," paparnya.

"Kalau hanya Bawaslu sendiri, tentu pengawasannya tidak maksimal. Panwascam hanya tiga orang di kecamatan dan satu petugas di desa, sehingga agar kualitas demokrasi terjaga semua pihak harus terlibat," kata Talkhis.

Menurut Talkhis, potensi kerawanan dalam setiap gelaran politik selalu ada. "Kalau kita cermati ada ancaman polarisasi masyarakat dengan isu-isu yang dipakai bakal calon peserta pemilu. Ini harus kita antisipasi betul agar situasi tetap kondusif," terangnya.

Selain itu, dia juga mencermati kesiapan dari penyelenggara pemilu, baik Bawaslu maupun KPU beserta jajarannya.

"Kurang lebih 75 hari masa kampanye sebelum coblosan itu diprediksi bertepatan dengan musim hujan, soal kesehatan harus diperhatikan karena berkaitan dengan daya tahan tubuh, apalagi saat menjelang distribusi logistik," kata Talkhis.

Faktor bencana alam juga perlu diantisipasi karena Kabupaten Semarang rawan longsor dan banjir. Serta yang tak kalah penting, lanjutnya, pasokan listrik harus stabil pada saat hujan.

Baca juga: 3 Parpol Diduga Catut Nama Anggota Polri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
antara wartawan dibayar apa petugas kpunya. masa nama parpolnya ga disebut


Terkini Lainnya
Diikuti Ribuan Atlet, Menpora Sebut Domino Simbol Olahraga Berbasis Budaya
Diikuti Ribuan Atlet, Menpora Sebut Domino Simbol Olahraga Berbasis Budaya
Regional
Mobil Dinas Bawaslu Tabrak Lari di Jambi, Pengemudi Ditangkap
Mobil Dinas Bawaslu Tabrak Lari di Jambi, Pengemudi Ditangkap
Regional
Innova Diteriaki Maling, Tabrak 2 Pajero, 1 Rush, dan Motor hingga Ringsek di Jambi
Innova Diteriaki Maling, Tabrak 2 Pajero, 1 Rush, dan Motor hingga Ringsek di Jambi
Regional
Polisi Tetapkan 44 Tersangka Unjuk Rasa Anarkis di Bengkulu
Polisi Tetapkan 44 Tersangka Unjuk Rasa Anarkis di Bengkulu
Regional
Setelah Kecelakaan Beruntun Pendaki Asing, Layanan Tiket E-Rinjani dan Jalur Pelawangan Menuju Danau Ditutup
Setelah Kecelakaan Beruntun Pendaki Asing, Layanan Tiket E-Rinjani dan Jalur Pelawangan Menuju Danau Ditutup
Regional
Jafar yang Hilang Setelah Pamit Mancing Ditemukan Tewas
Jafar yang Hilang Setelah Pamit Mancing Ditemukan Tewas
Regional
Bawa 16 Butir Amunisi ke Jayapura, 2 Pria Ditangkap Saat Tiba di Pelabuhan
Bawa 16 Butir Amunisi ke Jayapura, 2 Pria Ditangkap Saat Tiba di Pelabuhan
Regional
Bahlil Sebut Keberadaan Sumur Minyak Rakyat Mampu Tingkatkan Perekomian Daerah
Bahlil Sebut Keberadaan Sumur Minyak Rakyat Mampu Tingkatkan Perekomian Daerah
Regional
11 Pelaku TPPO Ditangkap di Riau, 100 Korban Batal Berangkat Ilegal ke Luar Negeri
11 Pelaku TPPO Ditangkap di Riau, 100 Korban Batal Berangkat Ilegal ke Luar Negeri
Regional
WN Belanda Kelahiran Denmark yang Jatuh di Rinjani Cedera Kepala Sedang
WN Belanda Kelahiran Denmark yang Jatuh di Rinjani Cedera Kepala Sedang
Regional
Rumah Pengusaha hingga KSOP Bengkulu Digeledah untuk Usut Korupsi Tambang Rp 300 M
Rumah Pengusaha hingga KSOP Bengkulu Digeledah untuk Usut Korupsi Tambang Rp 300 M
Regional
Tari Caci Manggarai NTT Dinilai Pantas Jadi Warisan Dunia
Tari Caci Manggarai NTT Dinilai Pantas Jadi Warisan Dunia
Regional
Asap Karhutla ke Permukiman Warga, Polisi: Pakai Masker dan Jangan Keluar Malam
Asap Karhutla ke Permukiman Warga, Polisi: Pakai Masker dan Jangan Keluar Malam
Regional
Antisipasi Perang Tarif Global, 115 UMKM Bangka Belitung Bertransformasi
Antisipasi Perang Tarif Global, 115 UMKM Bangka Belitung Bertransformasi
Regional
Diminta Menepi, Truk Trailer Malah Rusak Atap Kantor Dishub Saat Razia Patuh 2025 di Batam
Diminta Menepi, Truk Trailer Malah Rusak Atap Kantor Dishub Saat Razia Patuh 2025 di Batam
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau