Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMA Di-"bully" Guru Matematika karena Tak Berjilbab, 2 Jam Dimarahi di Depan Teman-teman hingga Gemetar Ketakutan

Kompas.com - 10/11/2022, 17:10 WIB
Riska Farasonalia

Editor

9

KOMPAS.com - Kasus bullying atau perundungan terhadap murid yang dilakukan oleh seorang pengajar di sebuah sekolah menengah atas (SMA) Negeri di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Diduga perundungan itu dilakukan seorang guru mata pelajaran matematika saat sedang mengajar di ruang kelas.

Di hadapan para murid, guru tersebut memarahi dengan melontarkan kata-kata bullying kepada korban selama dua jam penuh.

Korban dimarahi sepanjang jam pelajaran berlangsung hanya karena tidak mengenakan jilbab.

Baca juga: Karena Tak Berjilbab, Guru di Sragen Diduga Bully Siswinya hingga Menangis Ketakutan

Korban ketakutan

Penuturan ayah korban, AG (47), perundungan terhadap anaknya itu berlangsung selama dua jam di dalam ruang kelas yang disaksikan seluruh murid secara terang-terangan.

"Waktu pelajaran matematika selama dua jam penuh dimarahi. Sampai ketakutan, nangis, sampai dredeg (gemetar ketakutan), kata-katanya itu berlebihan," kata dia, Kamis.

Di sela-sela pembelajaran itu, guru tersebut diduga melontarkan kata-kata yang berujung merundung anaknya.

"Guru matematika itu, memarahi dia sudah cenderung ke arah bullying. Pada dasarnya, pendidik edukasinya kan harusnya tatarannya objektif. Tapi ini sudah masukkan subjektivitas guru itu sendiri," ungkap dia.

Menurut dia, masalah individu dengan Tuhannya merupakan urusan personal masing-masing.

"Karena masalah individu dengan Tuhannya tidak ada yang boleh mencapai. Itu wujud, toleransi ditanam seperti juga sekolah negeri, satu aturan berpakaian juga sudah diatur juga. Saya minta, saling support memastikan anak-anak kita mendapatkan perlakuan tidak perlu karena efeknya, multiplayer," jelas dia.

Sebagai orangtua, selama ini dia sudah memberikan edukasi kepada anaknya dan juga sudah dilaksanakan.

Kendati demikian, tidak bisa dilaksanakan secara memaksa dan berlebih-lebihan sehingga membutuhkan waktu.

Baca juga: Karena Tak Berjilbab, Guru di Sragen Diduga Bully Siswinya hingga Menangis Ketakutan

Orangtua laporkan kasus

Pihak keluarga telah melaporkan kasus tersebut ke kepolisian dengan terlapor guru matematika.

Saat ini, polisi masih melakukan pengecekan terkait pelaporan kasus tersebut.

Kapolres Sragen AKBP Piter Yanottama melalui Kasi Humas Polres Sragen IPTU Ari Pujiantoro, terkait kasus ini pihaknya masih melakukan pengecekan atas pelaporan tersebut.

"Tadi sudah saya tanyakan ke SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu), belum ada tapi ini masih kami cek lagi, mungkin langsung ke Reskrim (Satuan Reserse Kriminal Polres Sragen)," jelas dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kota Solo, Fristin Intan Sulistyowati | Editor Ardi Priyatno Utomo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

9
Komentar
setuju dipecat. ini bentuk lain dari aksi teror, teroris mental . beraninya cuma sama anak kecil, membalas komentar pitoyo pambudi : guru kadrun ini hrs dipecat tdk ada ampun intoleransi di lingkungan sekolah negeri


Terkini Lainnya
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Frans Seda Maumere Ditutup
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Frans Seda Maumere Ditutup
Regional
Gunung Lewotobi Luncurkan Guguran Lava Sejauh 2 Kilometer pada Rabu Pagi
Gunung Lewotobi Luncurkan Guguran Lava Sejauh 2 Kilometer pada Rabu Pagi
Regional
RSUD Embung Fatimah Batam Dianggap Lalai, Dinkes Desak Terima Pasien Anak meski Tak Darurat
RSUD Embung Fatimah Batam Dianggap Lalai, Dinkes Desak Terima Pasien Anak meski Tak Darurat
Regional
Status 'Kota Layak Anak' Pekanbaru Bisa Dicabut jika Ada yang Pekerjakan Anak Mengemis
Status "Kota Layak Anak" Pekanbaru Bisa Dicabut jika Ada yang Pekerjakan Anak Mengemis
Regional
Bupati Sumbawa Alokasikan Rp 2,5 Miliar untuk Beasiswa Mahasiswa Kedokteran dan Farmasi di Unram
Bupati Sumbawa Alokasikan Rp 2,5 Miliar untuk Beasiswa Mahasiswa Kedokteran dan Farmasi di Unram
Regional
Erupsi Dasyat Gunung Lewotobi Laki-laki, Kota Maumere Dilanda Hujan Abu Vulkanik
Erupsi Dasyat Gunung Lewotobi Laki-laki, Kota Maumere Dilanda Hujan Abu Vulkanik
Regional
BSU Rp 600.000 Cair Juni, tapi Banyak Pekerja Jateng Tak Terdata di BPJS
BSU Rp 600.000 Cair Juni, tapi Banyak Pekerja Jateng Tak Terdata di BPJS
Regional
Penyerangan Terhadap Anggota TNI dan 3 Warga Sipil di Yahukimo Diduga Dilakukan KKB Pimpinan Elkius Kobak
Penyerangan Terhadap Anggota TNI dan 3 Warga Sipil di Yahukimo Diduga Dilakukan KKB Pimpinan Elkius Kobak
Regional
Hingga Pukul 24.00 Wita, Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 5 Kali
Hingga Pukul 24.00 Wita, Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi 5 Kali
Regional
7 Hari Mogok Makan, Bagaimana Dosen UKSW Bertahan Hidup?
7 Hari Mogok Makan, Bagaimana Dosen UKSW Bertahan Hidup?
Regional
Guru di Jepara Cabuli Siswa SD di Mushala, Kini Diciduk Polisi
Guru di Jepara Cabuli Siswa SD di Mushala, Kini Diciduk Polisi
Regional
Bocah 5 Tahun Diperkosa Kerabatnya Berkali-kali, Terungkap setelah Pelaku Mau Intip Ibu Korban Mandi
Bocah 5 Tahun Diperkosa Kerabatnya Berkali-kali, Terungkap setelah Pelaku Mau Intip Ibu Korban Mandi
Regional
872.000 Kendaraan di Jateng Ikut Pemutihan Pajak, Rp 735 Miliar Piutang Terbayarkan
872.000 Kendaraan di Jateng Ikut Pemutihan Pajak, Rp 735 Miliar Piutang Terbayarkan
Regional
Satu Lagi Warga Sipil Korban Penganiayaan KKB Mengggunakan Senjata Tajam di Yahukimo
Satu Lagi Warga Sipil Korban Penganiayaan KKB Mengggunakan Senjata Tajam di Yahukimo
Regional
Tak Punya Kendaraan, Pasien Stroke Dievakuasi Petugas Damkar Polman dengan Mobil Pemadam
Tak Punya Kendaraan, Pasien Stroke Dievakuasi Petugas Damkar Polman dengan Mobil Pemadam
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau