Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Ratusan Mahasiswa IPB Terjerat Pinjol hingga Miliaran Rupiah, Ini Penjelasan Rektor dan Polisi

Kompas.com - 16/11/2022, 13:50 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 311 orang dari berbagai perguruan tinggi terjerat pinjaman online (pinjol), 116 di antaranya mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).

Hal ini dikonfirmasi Rektor IPB University Prof Arif Satria.

Dia mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi untuk mengungkap kasus penipuan pinjol yang menjerat ratusan mahasiswa tersebut.

"Salah satunya sudah berkoordinasi juga dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna penyelesaian kasus ini agar kunjung rampung," kata Arif saat dikonfirmasi, Rabu (16/11/2022).

Kronologi kejadian

Arif mengatakan, para mahasiswa tertipu pinjol dan mengalami kerugian hingga miliaran Rupiah karena diduga diiming-imingi bisnis online dengan sistem bagi hasil.

Baca juga: Perempuan yang Hendak Bentangkan Poster Stop WAR ke Joe Biden Dibebaskan

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Rektor bersama para korban mahasiswa IPB terjerat pinjol sudah mengadakan pertemuan serta berkomunikasi dengan perusahaan pinjol terkait, untuk mengusut penyebab penipuan tersebut bisa terjadi.

"Para mahasiswa (korban) itu sudah memberi laporan kasus ini juga ke pihak berwajib. Jadi sekarang IPB sedang membentuk tim yang akan berkerja termasuk penasihat hukum dan tim yang melakukan proses negosiasi dengan berbagai pihak," kata Arif kepada wartawan, Selasa malam.

Dia mengungkap, kasus ini adalah modus penipuan baru yang cukup efektif mengincar para mahasiswa yang memerlukan dana untuk berbagai kegiatan.

Baca juga: Cek Status NIK KTP untuk Bansos 2025, Apakah Nama Kamu Masih Terdaftar?

Pelaku mengiming-imingi mahasiswa bagi hasil 10 persen dan lain sebagainya.

Menurutnya, hal ini perlu dilakukan penyelidikan hingga selesai dan peningkatan literasi keungan kepada mahasiswa harus digerakkan agar kasus seperti ini tidak terulang.

"Jadi bagaimana managemen keuangan dan kemudian kita akan coba terus komunikasi dengan kepolisan, yang selama ini modus-modus penipuan juga terkait dengan online itu apa saja. Sehingga ini akan terus kita sosialisasikan kepada seluruh mahasiswa supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi," ungkap Arif.

Wakapolresta Bogor Kota AKBP Ferdy Irawan menjelaskan, kasus ini sebenarnya terkait kerja sama antara korban dan terlapor atau pelaku.

Baca juga: Pencabulan Sesama Jenis di Solo Berawal dari Grup WhatsApp Game Online

Berawal dari ajakan kakak tingkat untuk masuk ke grup WhatsApp usaha penjualan online, kemudian pelaku menawarkan kerja sama bisnis online dengan janji bagi hasil sebesar 10 persen.

"Tetapi syarat yang disampaikan terlapor ini bahwa pelapor atau para korban ini harus mengajukan pinjaman online," katanya.

Para mahasiswa ini diminta investasi ke usaha tersebut dengan keuntungan 10 persen per bulan dan meminjam modal dari pinjaman online.

Baca juga: 10.000 Data Konsumen Ninja Xpress Dicuri, Ratusan Konsumen Terima Paket Berisi Sampah

Halaman:


Terkini Lainnya
Menteri PPPA: Kekerasan terhadap Anak Banyak Terjadi di Rumah, Ini 3 Penyebab Utamanya
Menteri PPPA: Kekerasan terhadap Anak Banyak Terjadi di Rumah, Ini 3 Penyebab Utamanya
Regional
Mayat Penuh Luka di Purbalingga Diduga Korban Pembunuhan
Mayat Penuh Luka di Purbalingga Diduga Korban Pembunuhan
Regional
Viral, 2 PNS di Kudus Adu Jotos di Karaoke Diduga karena Rebutan Wanita saat Jam Kerja
Viral, 2 PNS di Kudus Adu Jotos di Karaoke Diduga karena Rebutan Wanita saat Jam Kerja
Regional
Satu Terdakwa Kasus Korupsi Seleksi PPPK Langkat 2023 Divonis Bebas
Satu Terdakwa Kasus Korupsi Seleksi PPPK Langkat 2023 Divonis Bebas
Regional
Ibu di Baubau Mengamuk di Pengadilan, Rumah dan Usaha Diduga Diambil Orang Kepercayaan, Sertifikat Pun Hilang
Ibu di Baubau Mengamuk di Pengadilan, Rumah dan Usaha Diduga Diambil Orang Kepercayaan, Sertifikat Pun Hilang
Regional
Ternyata Masih Ada Ribuan Bangku Kosong SMA/SMK Negeri di Banten, Terbanyak di Lebak dan Pandeglang
Ternyata Masih Ada Ribuan Bangku Kosong SMA/SMK Negeri di Banten, Terbanyak di Lebak dan Pandeglang
Regional
PS Portable Buatan Wiji, Si Koper Konsol yang Jadi Tren Baru di Kafe Semarang
PS Portable Buatan Wiji, Si Koper Konsol yang Jadi Tren Baru di Kafe Semarang
Regional
Kebakaran di Wonosobo Hanguskan 2 Rumah dan 1 Kontrakan, Kerugian Capai Rp 660 Juta
Kebakaran di Wonosobo Hanguskan 2 Rumah dan 1 Kontrakan, Kerugian Capai Rp 660 Juta
Regional
Kualitas Udara Riau: Data AQI dan Rekomendasi Kesehatan
Kualitas Udara Riau: Data AQI dan Rekomendasi Kesehatan
Regional
Ibu Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi Trauma: Jangan Bully Putri Saya
Ibu Tersangka Pembunuhan Brigadir Nurhadi Trauma: Jangan Bully Putri Saya
Regional
Bocah 'Aura Farming' Pacu Jalur Diundang Menteri Pariwisata, Dapat Bingkisan
Bocah "Aura Farming" Pacu Jalur Diundang Menteri Pariwisata, Dapat Bingkisan
Regional
Sekolah Swasta Gratis untuk 5.040 Siswa Baru Jateng Baru Terisi 49 Persen, Kenapa?
Sekolah Swasta Gratis untuk 5.040 Siswa Baru Jateng Baru Terisi 49 Persen, Kenapa?
Regional
Kapolri Dapat Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Ini Maknanya
Kapolri Dapat Anugerah Adat Ingatan Budi dari LAM Riau, Ini Maknanya
Regional
Harga Cabai di Ambon Capai Rp 140 Ribu per Kg, Warga Bereaksi
Harga Cabai di Ambon Capai Rp 140 Ribu per Kg, Warga Bereaksi
Regional
Cerita Pencuri Ngaku Punya Ilmu Menghilang, Keok Saat Ditangkap Polisi
Cerita Pencuri Ngaku Punya Ilmu Menghilang, Keok Saat Ditangkap Polisi
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau