Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa M 5,7 Guncang Talaud Sulut, BMKG: Ini Gempa Susulan, Tak Berpotensi Tsunami

Kompas.com - 26/01/2023, 13:26 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Gempa tektonik magnitudo 5,7 terjadi di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (26/1/2023) pukul 11.23 WIB.

Lokasi gempa 2.82 LU, 127.09 BT, atau tepatnya 138 kilometer Tenggara Melonguane, Talaud, Sulut, dengan kedalaman 10 kilometer.

"Gempa bumi ini masih merupakan gempa bumi susulan dari gempa utama dengan parameter update magnitudo 7,0," kata Koordinator bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Edward Henry Mengko, Kamis siang.

Baca juga: Gempa Maluku, Status Tanggap Darurat di Kepulauan Tanimbar Diperpanjang hingga 7 Februari 2023

"Gempa susulan ini tidak berpotensi tsunami," tambahnya.

Ia menjelaskan, gempa bumi tektonik terjadi karena pergerakan lempeng tektonik atau pergerakan sesar atau patahan.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Pergerakan ini menyebabkan adanya pertemuan batuan pada batas lempeng atau sesar yang berakibat pada akumulasi energi pada batuan yang bertemu ini.

Baca juga: Remaja Joki Strava Raup Rp 300.000 Sekali Lari, Uangnya Buat Jajan dan Ditabung

Ketika energi yang terakumulasi ini tidak dapat ditahan oleh kekuatan batuannya, batuan ini akan patah dan melepaskan energi dalam bentuk gempa bumi.

"Setelah kejadian gempa bumi dengan kekuatan magnitudo yang besar, formasi atau bentuk atau luasan batuan yang patah juga cukup besar untuk bisa melepaskan akumulasi energi dalam skala magnitudo yang besar," katanya.

Artinya, karena pergerakan lempeng atau sesar sebagai penyebab utama (driving forces) masih terus bergerak, dan akumulasi energinya masih melebih kemampuan dari kekuatan batuanya.

Baca juga: Kisah Agus Falahudin, Penyintas Gempa Cianjur yang Gotong Royong Bangun Huntara

Batuan yang rapuh di sekitar pusat gempa bumi masih akan terus terdeformasi (terbentuk atau tertata) kembali sampai mencapai formasi ideal yang persinggungan baru yang dapat mengumpulkan (mengakumulasi) kembali energi ini.

"Selama proses pembentukan formasi (deformasi) ke bentuk ideal ini terjadi, masih akan tetap ada batuan yang patah akibat pelepasan energi yang masih tersisa yang kita kenal sebagai gempa bumi susulan," jelas Edward.

Gempa bumi susulan akan berangsur-angsur berkurang jumlahnya seiring dengan semakin lemahnya akumulasi energi akibat format atau bentuk yg baru dari formasi persinggungan batuan yg sebelumnya patah.

Baca juga: Sebagian Pengungsi Gempa di Desa Watuwey Maluku Barat Daya Telah Kembali ke Rumah

"Jadi, kejadian gempa bumi susulan setelah gempa bumi dengan magnitudo yang signifikan adalah hal yang normal," tuturnya.

Kejadian gempa bumi, sampai dengan saat ini belum bisa diprediksi, atau belum bisa ditentukan kapan, kekuatan magnitudo berapa, dan di mana lokasi tepatnya akan terjadi.

"BMKG akan terus memantau dan selalu siap memberikan informasi jika ada kejadian gempa bumi terbaru," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Berpolemik dengan Wakilnya, Gubernur Babel Tegaskan Dirinya Atasan Tertinggi
Berpolemik dengan Wakilnya, Gubernur Babel Tegaskan Dirinya Atasan Tertinggi
Regional
30 Pelari Internasional Ramaikan Kebumen Geopark Trail Run 2025
30 Pelari Internasional Ramaikan Kebumen Geopark Trail Run 2025
Regional
Seorang Warga Sipil Tewas Ditembak di Puncak Jaya, Pelaku Diduga KKB
Seorang Warga Sipil Tewas Ditembak di Puncak Jaya, Pelaku Diduga KKB
Regional
8.523 Koperasi Desa Merah Putih di Jateng Diklaim 100 Persen Berbadan Hukum
8.523 Koperasi Desa Merah Putih di Jateng Diklaim 100 Persen Berbadan Hukum
Regional
Menteri LH dan Gubernur Riau Tinjau TNTN, Siapkan Solusi Terbaik untuk Restorasi Hutan
Menteri LH dan Gubernur Riau Tinjau TNTN, Siapkan Solusi Terbaik untuk Restorasi Hutan
Regional
Truk ODOL Tak Masuk Target Operasi Patuh 2025, Pemerintah Fokus Sosialisasi
Truk ODOL Tak Masuk Target Operasi Patuh 2025, Pemerintah Fokus Sosialisasi
Regional
Soal Beras Oplosan, Wamentan: 212 Merek Sedang Ditangani Bareskrim Polri
Soal Beras Oplosan, Wamentan: 212 Merek Sedang Ditangani Bareskrim Polri
Regional
Ahmad Luthfi Undang 8.523 Kepala Desa di Jateng Hadiri Peluncuran Koperasi Merah Putih di Klaten
Ahmad Luthfi Undang 8.523 Kepala Desa di Jateng Hadiri Peluncuran Koperasi Merah Putih di Klaten
Regional
ASN Demak Tak Wajib Apel, Orang Tua Diperbolehkan Antar Anak Sekolah pada Hari Pertama
ASN Demak Tak Wajib Apel, Orang Tua Diperbolehkan Antar Anak Sekolah pada Hari Pertama
Regional
Senin Depan, Presiden Prabowo Luncurkan Kopdes Merah Putih di Klaten
Senin Depan, Presiden Prabowo Luncurkan Kopdes Merah Putih di Klaten
Regional
Detik-detik IRT Pedagang Kopi di Lampung Lawan Begal yang Ambil Motornya
Detik-detik IRT Pedagang Kopi di Lampung Lawan Begal yang Ambil Motornya
Regional
Kuasa Hukum Keluarga Brigadir Nurhadi Keberatan Penerapan Pasal Pidana Penganiayaan
Kuasa Hukum Keluarga Brigadir Nurhadi Keberatan Penerapan Pasal Pidana Penganiayaan
Regional
Penonton dan Pantia Saling Dorong dalam Festival Bunga Bandungan
Penonton dan Pantia Saling Dorong dalam Festival Bunga Bandungan
Regional
Sekolah Rakyat Sumenep Masih Sepi, Kades hingga Penyuluh Agama Dilibatkan untuk Sisir Siswa
Sekolah Rakyat Sumenep Masih Sepi, Kades hingga Penyuluh Agama Dilibatkan untuk Sisir Siswa
Regional
Rawan Pelanggaran Syariat, Objek Wisata Pantai Ulee Lheu Kini Terpantau CCTV
Rawan Pelanggaran Syariat, Objek Wisata Pantai Ulee Lheu Kini Terpantau CCTV
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau