Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

83 Anak di Papua Tengah Terkena Campak dan 15 di Antaranya Meninggal Dunia

Kompas.com - 05/03/2023, 06:56 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Paroki Kristus Penebus Timeepa menyebutkan data ada 83 anak di Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, mengalami campak dan 15 di antara mereka meninggal dunia.

Pastor Paroki Kristus Penebus Timeepa, Yeskiel Belau memperkirakan jumlah itu bisa jadi bertambah karena ada wilayah lain yang belum dicek.

Data resmi pusat paroki mencatat 49 kasus campak terjadi di Timeepa, 15 kasus di Stasi Degadai, 10 kasus di Stasi Ponaige, dan sembilan kasus di Kuasi Paroki Deneiode.

Baca juga: Kasus Campak Rubella di Kota Malang Meningkat, Dinkes Imbau Warga Tetap Waspada

Sementara itu, untuk data anak yang meninggal dunia karena campak di Timeepa sebanyak empat anak, lima anak di Stasi Degadai, dua anak di Stasi Ponaige, dan dua anak di Deneiode.

Kematian empat anak di Timeepa itu terjadi dalam satu hari saja, yaitu Kamis pagi (02/03), kata Pastor Yeskiel.

“Akibat diserang penyakit serampa itu, lalu semangat makan berkurang. Akhirnya badan kurus hingga meninggal,” ujarnya kepada BBC News Indonesia.

Baca juga: Canggung tapi Tetap Berdampingan dengan Aldi Bragi Saat Menikahkan Anak, Ikke Nurjanah: Buat Kebahagiaan Dira

Dinas Kesehatan Kabupaten Dogiyai mengaku belum menerima data itu. Per Jumat (3/3/2023), hanya 16 orang yang tercatat mengalami campak di wilayah tersebut.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melalui Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan belum ada laporan terkait kasus tersebut.

Per Januari lalu, Kemenkes melaporkan 12 provinsi mengeluarkan penyataan kejadian luar biasa (KLB) campak. Salah satu di antaranya adalah Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Baca juga: Belum Ada Obat untuk Penyakit Campak, Bagaimana Cara Penanganannya?

"Anak-anak sakit, mereka menangis"

Pastor Yaskiel mendapat informasi tentang anak-anak yang terkena campak sejak 13 Februari saat dia berada di Epouto, Paniai, Papua Tengah.

Dia mendapatkan kabar itu dari seseorang bernama Ernes Pugiye, yang ternyata sudah membuat daftar anak-anak yang sudah meninggal dan yang sedang sakit.

Setelah kembali dari Paniai, Pastor Yeskiel langsung mengonfirmasi kabar tersebut dengan mengunjungi Stasi Degadai, Stasi Ponaige, dan Kuasi Paroki Deneiode. Dia mengatakan: ”Ternyata benar banyak umat yang sakit, terutama balita”.

Stasi merupakan wilayah yang berada di dalam paroki, sedangkan kuasi paroki adalah sebuah wilayah yang akan disiapkan menjadi paroki.

Baca juga: Virus Campak Tak Mudah Bermutasi, Vaksin Beri Daya Lindung 97 Persen

Dalam satu video yang dikirim oleh Pastor Yeskiel Belau, beberapa anak terlihat mengalami ruam di kulitnya. Tubuh mereka terlihat lemas, digendong oleh orang tuanya.

”Saya menjumpai mereka lalu melihat mereka yang sakit, ada benjolan di bagian muka, bagian dada, bagian lengan, dan mereka menangis,” kata Yeskiel.

Pastor Yeskiel langsung menyampaikan informasi dan temuan di lapangan itu kepada keuskupan dan meminta keuskupan memberikan pengobatan.

Baca juga: PDI-P: Tanpa Kudatuli, Tak Ada Tukang Kayu jadi Presiden

Dia kemudian menyarankan warga untuk membawa anak-anaknya ke pusat paroki yang berada di Timeepa untuk mendapatkan pengobatan karena keuskupan sudah mengirimkan dokter.

Dokter dan tim medis tidak dikirim ke daerah-daerah tempat kasus campak ditemukan karena jarak antar stasi yang berjauhan dan medannya yang sulit karena harus naik-turun gunung dan melalui rawa-rawa.

”Kalau mau jalan harus jalan satu hari, satu setengah hari, dan sangat kesulitan. Oleh karena itu mereka fokuskan di pusat paroki dan melayani para pasien yang ada di paroki dan juga dari stasi-stasi yang datang ke paroki untuk mendapatkan pengobatan,“ ujar Yeskiel.

Baca juga: Soal Penyelamatan Kapten Philip, Kapolda Papua: Kami Berupaya Maksimal Melakukan Negosiasi

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Terombang-ambing 3 Hari di Laut Flores, KM Mulya Abadi Dievakuasi Tim SAR
Terombang-ambing 3 Hari di Laut Flores, KM Mulya Abadi Dievakuasi Tim SAR
Regional
Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
Sudah Sepekan Karhutla di Kampar Belum Padam, Hanguskan 25 Hektare Lahan
Regional
Bocah 2 Tahun Tewas Terjebak Kebakaran di Berau, Petugas Terlambat karena Jarak
Bocah 2 Tahun Tewas Terjebak Kebakaran di Berau, Petugas Terlambat karena Jarak
Regional
Gagal Curi Sapi, Pria di Jambi Tertangkap Bawa Senjata Api Rakitan dan Bubuk Misiu
Gagal Curi Sapi, Pria di Jambi Tertangkap Bawa Senjata Api Rakitan dan Bubuk Misiu
Regional
Nenek yang Hilang di Hutan Sikka NTT Ditemukan Tewas dalam Jurang 100 Meter
Nenek yang Hilang di Hutan Sikka NTT Ditemukan Tewas dalam Jurang 100 Meter
Regional
Mayat Dalam Kardus Gegerkan Gresik, Polisi Periksa Dua Saksi
Mayat Dalam Kardus Gegerkan Gresik, Polisi Periksa Dua Saksi
Regional
Bagikan 228 Sertifikat Tanah ke Warga Lombok Barat, AHY Singgung Upaya Redak Konflik Agraria
Bagikan 228 Sertifikat Tanah ke Warga Lombok Barat, AHY Singgung Upaya Redak Konflik Agraria
Regional
Teror Order Fiktif Diduga Terencana Serbu 2 Kantor Media di Kepri, Ratusan Driver Jadi Korban
Teror Order Fiktif Diduga Terencana Serbu 2 Kantor Media di Kepri, Ratusan Driver Jadi Korban
Regional
Cekcok di Angkringan Berakhir Tragis, Pria di Solo Tewas Dianiaya Rekannya
Cekcok di Angkringan Berakhir Tragis, Pria di Solo Tewas Dianiaya Rekannya
Regional
Pantai Bahagia, Wisata Sungai Jernih di Aceh Utara yang Ramai Diserbu Pengunjung
Pantai Bahagia, Wisata Sungai Jernih di Aceh Utara yang Ramai Diserbu Pengunjung
Regional
Penculikan dan Pembunuhan Bocah 6 Tahun di OKI, Dalangnya Pemuda 20 Tahun
Penculikan dan Pembunuhan Bocah 6 Tahun di OKI, Dalangnya Pemuda 20 Tahun
Regional
Tren Lari di Jateng Menggeliat, Perputaran Ekonomi Diprediksi Capai Rp 7 Miliar
Tren Lari di Jateng Menggeliat, Perputaran Ekonomi Diprediksi Capai Rp 7 Miliar
Regional
Viral Video Uang Diduga Hasil Curian WNA Berserakan di Jalan Bali, Ini Kata Polisi
Viral Video Uang Diduga Hasil Curian WNA Berserakan di Jalan Bali, Ini Kata Polisi
Regional
Mayat Pria Terikat Ditemukan di Jurang Pati, Polisi: Dugaan Kuat Pembunuhan
Mayat Pria Terikat Ditemukan di Jurang Pati, Polisi: Dugaan Kuat Pembunuhan
Regional
Pemkab Bangkalan Tunggak BPJS Kesehatan Hingga Rp 19 Miliar, Layanan Pasien Terancam Terganggu
Pemkab Bangkalan Tunggak BPJS Kesehatan Hingga Rp 19 Miliar, Layanan Pasien Terancam Terganggu
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau