Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Kepulauan Meranti Geram Bakso Babi Masuk ke Daerahnya

Kompas.com - 22/03/2023, 12:08 WIB
Idon Tanjung,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil geram setelah mendengar bakso daging babi masuk ke Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Adil pun meminta Kepala Karantina dan Bea Cukai Selatpanjang diganti apabila masih menolerir importer nakal memasukkan bakso babi ke Kepulauan Meranti.

Tak hanya itu, Adil juga meminta memusnahkan bakso babi yang sudah masuk itu.

Baca juga: Puluhan Tahun Berjualan, Pedagang Nasi Goreng Babi di Malang Ditertibkan Satpol PP

"Saya juga minta pihak kementrian masing-masing untuk mengganti kepala Karantina dan kepala Bea Cukai jika ternyata barang haram itu dikembalikan ke negara asalnya (Malaysia)," ungkap Adil saat diwawancarai wartawan, Selasa (21/3/2023).

Adil menegaskan, dirinya akan menelusuri gudang yang dijadikan tempat penyimpanan bakso babi tersebut.

Ia curiga bangunan yang dijadikan sebagai tempat penimbunan itu tak memiliki izin.

"Saya akan cek nanti, jika nyatanya bangunan itu tak memiliki izin resmi, saya perintahkan ditutup," tegas Adil.

Untuk diketahui, masuknya bakso babi ke Kepulauan Meranti terungkap pada Minggu (26/2/2023) lalu.

Bakso babi itu ditemukan di rumah salah seorang warga bernisial AB di Gang Air Merah, Jalan Inpres, Kelurahan SelatPanjang Timur, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Baca juga: Polda Sumsel Sebut Konten Makan Kulit Babi Lina Mukherjee Masuk Unsur Penistaan Agama

Secara terpisah, Kepala Karantina Selatpanjang Abdul Azis Nasution menjelaskan bahwa terdapat 866 bungkus daging olahan bakso atau sekitar 800 kilogram, terdiri dari 18 jenis.

Bakso tersebut dikirim dari Malaysia ke Kepulauan Meranti.

"Bakso babi kemasan frozen food itu masuk bersamaan dengan bakso sapi, nugget ayam, nugget ikan dan daging babi beku," kata Abdul saat diwawancarai wartawan, Selasa.

Abdul menyatakan akan mengembalikan barang tersebut atau mereekspor ke negara Malaysia.

Tindakan itu diambil, karena barang tersebut masuk secara resmi dan dilaporkan ke Bea Cukai dan juga Balai Karantina.

Baca juga: Buat Konten Makan Kulit Babi, Selebgram Lina Mukherjee Dilaporkan ke Polda Sumsel

Hanya saja, untuk peredarannya tidak memiliki dokumen yang lengkap.

"Barang tersebut tidak memiliki dokumen atau kelengkapan administrasi untuk masuk dan beredar di Indonesia. Lagipula, kondisi barang tersebut masih sangat baik. Dalam waktu dekat kami akan mengeluarkan dokumen penolakan sebagai syarat reekspor," kata Abdul.

Dia menyebut, alasan tidak memusnahkan barang tersebut karena barang itu dalam keadaan baik.

Selain itu, pihak importir juga bersedia melakukan reekspor ke negara asal.

"Menurut aturannya, barang yang bisa dimusnahkan itu adalah barang yang sudah busuk atau rusak dan pemiliknya tak bersedia mengembalikan barang tersebut," kata Abdul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
babi diharamkan tp korupsi dihalalkan,gmn sih kalian


Terkini Lainnya
Konflik Gubernur dan Wagub Babel, Warga Bangka Belitung Muak dan Kecewa
Konflik Gubernur dan Wagub Babel, Warga Bangka Belitung Muak dan Kecewa
Regional
Duga Ada Agenda Politik Besar untuk Menjatuhkannya, Jokowi: Saya Berperasaan Memang...
Duga Ada Agenda Politik Besar untuk Menjatuhkannya, Jokowi: Saya Berperasaan Memang...
Regional
Anak Masuk Sekolah Rakyat, Orang Tua Menangis Haru: Saya Sangat Berterima Kasih Sekali
Anak Masuk Sekolah Rakyat, Orang Tua Menangis Haru: Saya Sangat Berterima Kasih Sekali
Regional
Judi Sabung Ayamnya Digerebek, Kopda Bazarsah: Polisi Tak Berhak kalau Ada Oknum TNI
Judi Sabung Ayamnya Digerebek, Kopda Bazarsah: Polisi Tak Berhak kalau Ada Oknum TNI
Regional
Sempat Menolak karena Dikira Bayar, Satria Akhirnya Mulai Masuk Sekolah Rakyat di Banyumas
Sempat Menolak karena Dikira Bayar, Satria Akhirnya Mulai Masuk Sekolah Rakyat di Banyumas
Regional
Banjir Terjang Buru Selatan Maluku, Ratusan Rumah Terendam, Warga Mengungsi
Banjir Terjang Buru Selatan Maluku, Ratusan Rumah Terendam, Warga Mengungsi
Regional
Kampus LP3I Banten Terbakar, 3 Ruang Ludes, Diduga Kompor Meledak
Kampus LP3I Banten Terbakar, 3 Ruang Ludes, Diduga Kompor Meledak
Regional
Perbaikan Jalan Sukoharjo dan Eramoko Baru 6 Persen, Ahmad Lutfhi Ancam Ganti Kontraktor
Perbaikan Jalan Sukoharjo dan Eramoko Baru 6 Persen, Ahmad Lutfhi Ancam Ganti Kontraktor
Regional
Minta Tak Ada Bullying saat MPLS, Gubernur Jateng: Itu Ada Bapak Polisi dan Danramil
Minta Tak Ada Bullying saat MPLS, Gubernur Jateng: Itu Ada Bapak Polisi dan Danramil
Regional
5 Pasang Anak Kembar Ramaikan MPLS SMA 3 Semarang, Wajah Serupa dengan Cerita Berbeda
5 Pasang Anak Kembar Ramaikan MPLS SMA 3 Semarang, Wajah Serupa dengan Cerita Berbeda
Regional
Sidang Penembakan 3 Polisi Way Kanan, Terungkap Kopda Bazarsah Pernah Ditahan Denpom soal Senpi Ilegal
Sidang Penembakan 3 Polisi Way Kanan, Terungkap Kopda Bazarsah Pernah Ditahan Denpom soal Senpi Ilegal
Regional
Lobi Gubernur Wahid dengan Maskapai Berhasil, Penerbangan Langsung Umrah Pekanbaru-Jeddah Dimulai
Lobi Gubernur Wahid dengan Maskapai Berhasil, Penerbangan Langsung Umrah Pekanbaru-Jeddah Dimulai
Regional
Kopda Bazarsah Klaim Ditembak Lebih Dulu, Oditur Militer: 14 Polisi Pegang Senjata, Enggak Ada yang Kena Pemain? Berarti...
Kopda Bazarsah Klaim Ditembak Lebih Dulu, Oditur Militer: 14 Polisi Pegang Senjata, Enggak Ada yang Kena Pemain? Berarti...
Regional
Desa Ini Sudah Rekrut 208 Anggota Koperasi Merah Putih, Jadi yang Pertama di Purworejo
Desa Ini Sudah Rekrut 208 Anggota Koperasi Merah Putih, Jadi yang Pertama di Purworejo
Regional
Hari Pertama Sekolah, SMP 34 Padang Digembok dan Ratusan Siswa Sempat Tertahan 2 Jam
Hari Pertama Sekolah, SMP 34 Padang Digembok dan Ratusan Siswa Sempat Tertahan 2 Jam
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau