Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhkan Biaya Angkut Barang ke Pegunungan, Asosiasi Pedagang Dorong Jalan Trans-Papua Cepat Selesai

Kompas.com - 23/03/2023, 10:27 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

2

JAYAPURA, KOMPAS.com - Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Papua mengeluhkan naiknya harga barang di wilayah pegunungan setelah Jalan Trans-Papua yang menghubungkan Jayapura, Papua, dengan Jayawijaya, Papua Pegunungan, ditutup sementara.

Penutupan itu membuat aktivitas pengiriman barang atau kargo kembali dilakukan menggunakan pesawat terbang.

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] 150 Truk Terjebak di Jalan Trans-Papua Jayapura-Wamena | Lucky Hakim Hubungi Ridwan Kamil Lewat Medsos

"Kami APPSI Papua mendorong bagaimana agar jalan Trans-Papua Jayapura-Wamena (Jayawijaya) ini cepat selesai agar bisa menekan harga barang bahan pokok dan barang lainnya di daerah pegunungan lebih murah karena selama ini menggunakan pesawat semua, jika Jalan Trans Papua selesai maka akan dapat menggunakan mobil pikap atau truk," ujar Ketua APPSI Papua Erdi Dabi melalui keterangan tertulis, Rabu (22/3/2023).

Erdi menyebut, penutupan Jalan Trans-Papua itu menyebabkan harga bahan pokok dan bangunan di wilayah pegunungan kembali naik. Hal itu terjadi karena pengiriman barang kembali menggunakan pesawat.

Erdi menambahkan, perbedaan biaya angkut antara jalur darat dan udara belum terlalu besar, sekitar Rp 3.000 per kilogram. Namun, hal itu diyakini akan berubah jika perbaikan Jalan Trans Papua selesai.

Baca juga: Bupati dan Walkot di Jabar Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Pendidikan Harus Bebas dari Eksploitasi Siswa

"Sekarang ongkos kirim pakai pesaway Rp 9.000-9.500/kg, sementara jalur darat Rp 6.000, nanti kalau jalan sudah bagus pasti tarif angkutnya turun dan harga barang di gunung pasti turun," kata Erdi.


Erdi pun berharap kunjungan Presiden Joko Widodo di Papua dapat menjadi pendorong agar pekerjaan tersebut bisa segera dirampungkan.

"Harus fokus pembangunannya dan jangan bangun sedikit-sedikit harus serius dan cepat selesai agar benar-benar manfaat jalan ini dapat dirasakan oleh masyarakat luas karena memang menekan harga barang yang mahal di Pegunungan," tuturnya.

Baca juga: Amukan Pejabat BIN Kalteng di Kantor Gubernur karena Salah Parkir, Pukul dan Perintahkan Satpol PP Push Up

Sementara, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wamena Zepnat Kambu menjelaskan, Jalan Trans Papua Jayapura-Jayawijaya dalam proses pengerjaan.

Ia pun meminta agar para supir truk tidak memaksa untuk melintasi jalur tersebut karena kontraktor berusaha menyelesaikan pekerjaan secepatnya.

"Kami minta kepada para sopir truk lajuran agar tidak memaksakan diri melintas. Saya pikir baiknya bersabar. Kalau jalan ini sudah selesai diperbaiki tentunya menguntungkan pengguna jalan dalam berkendara, ketimbang memaksanya diri melintas dengan kondisi jalan yang rusak, itu hanya memperparah pekerjaan jalan. Kami bukan melarang mereka mencari nafkah, tapi alangkah baiknya jalan ini sudah bagus baru dilalui," tuturnya.

Baca juga: Jalan Trans-Papua Barat di Maruni Rawan Diterjang Ombak, Pemerintah Buat Jalur Alternatif

Sebagai informasi, Jalan Trans Papua Jayapura-Wamena dengan panjang 573 Km saat ini tersisa 75 Km yang belum beraspal.

Sementara dari 75 Km yang belum beraspal, sepanjang 25 Km sedang dikerjakan oleh dua perusahaan penyedia jasa yakni PT Paesa Pasindo dan PT Agung Mineral Utama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

2
Komentar
ayo bikin jalan sebanyak2 nya untuk papua agar mereka merasakan di perhatikan juga ..


Terkini Lainnya
Polisi Gerebek Toko Beras Oplosan di Pekanbaru, Kapolda Riau: Mereknya Asli tapi Isinya Tak Berkualitas
Polisi Gerebek Toko Beras Oplosan di Pekanbaru, Kapolda Riau: Mereknya Asli tapi Isinya Tak Berkualitas
Regional
Polda Jambi Tangkap Pekerja Tambang Emas Ilegal, Pemodal Diburu
Polda Jambi Tangkap Pekerja Tambang Emas Ilegal, Pemodal Diburu
Regional
Gubernur Aceh Bakal Bentuk Satgas Rumah Layak Huni
Gubernur Aceh Bakal Bentuk Satgas Rumah Layak Huni
Regional
Rembuk Pemuda Tanam 70.000 Mangrove, Fathur Razaq: Ini Sedekah Alam
Rembuk Pemuda Tanam 70.000 Mangrove, Fathur Razaq: Ini Sedekah Alam
Regional
Gunakan Senpi Laras Pendek, KKB di Intan Jaya Papua Tengah Tembak Warga Sipil Saat Melayani Pembeli
Gunakan Senpi Laras Pendek, KKB di Intan Jaya Papua Tengah Tembak Warga Sipil Saat Melayani Pembeli
Regional
Penanganan Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed Libatkan Kemendiktisaintek
Penanganan Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Guru Besar Unsoed Libatkan Kemendiktisaintek
Regional
Seorang Warga Sipil Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya Papua Tengah
Seorang Warga Sipil Tewas Ditembak KKB di Intan Jaya Papua Tengah
Regional
Bocah 15 Tahun di Nunukan Bakar Rumahnya, Diduga Emosi karena Hp Disita Orang Tua
Bocah 15 Tahun di Nunukan Bakar Rumahnya, Diduga Emosi karena Hp Disita Orang Tua
Regional
Titik Karhutla Riau Menurun Tajam, Gubernur Wahid Apresiasi Kerja Kolaboratif
Titik Karhutla Riau Menurun Tajam, Gubernur Wahid Apresiasi Kerja Kolaboratif
Regional
Kasus Penipuan Wisatawan Inggris di Labuan Bajo, HPI Ajak Masyarakat dan Pelaku Wisata Utamakan Budaya Ramah dan Adab
Kasus Penipuan Wisatawan Inggris di Labuan Bajo, HPI Ajak Masyarakat dan Pelaku Wisata Utamakan Budaya Ramah dan Adab
Regional
Warga Patungan Perbaiki Jalan, Pemkab Perbaiki Jalan menuju Pintu Rumah Bupati Pamekasan
Warga Patungan Perbaiki Jalan, Pemkab Perbaiki Jalan menuju Pintu Rumah Bupati Pamekasan
Regional
Listrik dan Air Kantor Diputus, KONI Nunukan Tak Lagi Miliki Kantor karena Anggaran Tak Turun sejak Awal 2025
Listrik dan Air Kantor Diputus, KONI Nunukan Tak Lagi Miliki Kantor karena Anggaran Tak Turun sejak Awal 2025
Regional
Stadion Sumpah Pemuda Lolos Asesmen Liga 1, Markas Baru Bhayangkara Lampung FC
Stadion Sumpah Pemuda Lolos Asesmen Liga 1, Markas Baru Bhayangkara Lampung FC
Regional
Paus 11,2 Meter yang Mati Terdampar di Perairan Majene Ditarik 6 Perahu Sandeq ke Tengah Laut
Paus 11,2 Meter yang Mati Terdampar di Perairan Majene Ditarik 6 Perahu Sandeq ke Tengah Laut
Regional
 Reuni Kehutanan UGM, Mulyono: Nama Saya Mulyono, Pak Jokowi Itu Joko Widodo
Reuni Kehutanan UGM, Mulyono: Nama Saya Mulyono, Pak Jokowi Itu Joko Widodo
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau