Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan Saat Evakuasi Mayat yang Dimutilasi dan Dicor di Semarang: Bermodal Doa dan Linggis

Kompas.com - 09/05/2023, 20:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

1

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejumlah relawan ikut serta dalam proses evakuasi mayat Irwan Hutagalung (53), bos depot air isi ulang yang dimutilasi dan dicor semen di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah.

Salah satu sukarelawan yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, mereka menerjunkan dua tim untuk mengangkat jenazah Irwan.

"Ada dua tim relawan yang diterjunkan untuk evakuasi, tim pertama kesulitan karena mayat dicor. Tim kedua baru bisa setelah semuanya berdoa, termasuk keluarga korban saya ajak ikut berdoa," ujar relawan tersebut, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Bos Isi Ulang Air Minum yang Dicor dan Dimutilasi di Tembalang Semarang Ternyata Sudah Tewas sejak Jumat Malam

Selepas berdoa, para relawan kemudian memecah batu cor yang memerangkap jenazah Irwan menggunakan palu dan linggis.

Proses tersebut diawasi dan mendapatkan instruksi dari polisi. Sebab, pihak berwajib tidak ingin sampai kehilangan bukti penting.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Sumber itu mengatakan, panjang lubang yang dicor sekitar 1,5 meter. Adapun ketebalannya tidak tebal karena proses pengecoran yang belum sempurna.

Baca juga: Cerita Avan, Anak Penjual Es di Ponorogo yang Rumahnya Penuh Piala, Mengaku Tak Pernah Dapat Beasiswa Pemda

Sebab, pelaku hanya mengecor mayat bos depot air minum itu dari bagian kaki sampai lutut. Bahkan, di bagian kaki belum sempat dicor.

"Kami pecah cor yang sudah mengeras pakai palu dan linggis dengan sangat hati-hati agar tubuh korban tidak rusak, kira-kira waktu untuk evakuasi sampai 45 menit," bebernya.

Setelah itu, tim relawan mengevakuasi jasad Irwan yang masih tertempel semen cor.

Baca juga: Polisi Sebut Pemilik Depot Air Isi Ulang di Semarang yang Dicor dan Dimutilasi Korban Pembunuhan Berencana

Material semen itu dimasukkan di kantong mayat. "Ini bukan evakuasi tersulit tapi terlama karena mayat dicor," ungkapnya.

Saat proses pembongkaran itulah, sumber itu menuturkan menemukan jasad tanpa tangan dan kepala.

Setelah jenazah itu dievakuasi, mereka menemukan karung yang berisi kepala dan potongan tangan.

Sebelumnya, Irwan ditemukan seorang karyawan dan pemilik bangunan karena tak bisa dihubungi sejak Jumat (5/5/2023).

Karyawan yang menemukan juga curiga, lantaran di tempat usaha itu tercium bau tidak sedap.

Baca juga: Polisi Amankan Seorang Saksi Terkait Kasus Mayat Dicor di Semarang

Polisi yang melakukan olah TKP menyatakan, dari hasil pemeriksaan, korban dianiaya dengan linggis hingga tewas.

"Hasil olah TKP sementara, sebelum dicor, korban dianiaya hingga meninggal dunia dengan menggunakan linggis," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, Selasa.

Irwan menjelaskan, sebelum dicor, jenazah Irwan dimutilasi menjadi empat bagian. "Menjadi empat bagian, kepala, dua tangan dan badan," bebernya.

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Cerita Relawan Semarang Mengevakuasi Mayat Termutilasi dan Dicor di Tembalang: Modal Doa dan Linggis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

1
Komentar
karena dendam sering dimarahi dan di pukul menjadikan seorang piskopat.saling menghargai atasan dan bawahan akan jadi lebih baik


Terkini Lainnya
Kapolda Papua Pimpin Sertijab Pejabat Utama, Kabid Humas hingga Kepala SPN Jayapura Diganti
Kapolda Papua Pimpin Sertijab Pejabat Utama, Kabid Humas hingga Kepala SPN Jayapura Diganti
Regional
Istri Brigadir Nurhadi: Semoga Pelaku Dihukum Seberat-beratnya...
Istri Brigadir Nurhadi: Semoga Pelaku Dihukum Seberat-beratnya...
Regional
Maju Jadi Calon Wakil Wali Kota Pangkalpinang, 2 Anggota DPRD Harus Mundur
Maju Jadi Calon Wakil Wali Kota Pangkalpinang, 2 Anggota DPRD Harus Mundur
Regional
KKB Diduga Aniaya Seorang Tukang Ojek hingga Tewas
KKB Diduga Aniaya Seorang Tukang Ojek hingga Tewas
Regional
Wacana Gibran Berkantor di Papua, Uskup Jayapura: Harus Berada di Tengah Warga, Bukan di Kantor Saja
Wacana Gibran Berkantor di Papua, Uskup Jayapura: Harus Berada di Tengah Warga, Bukan di Kantor Saja
Regional
Kasus Kematian Brigadir Nurhadi, Kompolnas Cek Vila Tekek di Gili Trawangan
Kasus Kematian Brigadir Nurhadi, Kompolnas Cek Vila Tekek di Gili Trawangan
Regional
16 Tambang Rakyat di NTB Dapat Izin Pembentukan Koperasi
16 Tambang Rakyat di NTB Dapat Izin Pembentukan Koperasi
Regional
Tiga Bedeng di Jambi Ludes Terbakar akibat Puntung Rokok
Tiga Bedeng di Jambi Ludes Terbakar akibat Puntung Rokok
Regional
Kompolnas Sambangi Istri Brigadir Nurhadi, Sampaikan Temuan dalam Proses Hukum Kematian Korban
Kompolnas Sambangi Istri Brigadir Nurhadi, Sampaikan Temuan dalam Proses Hukum Kematian Korban
Regional
Sheet Pile di Tambak Lorok Semarang Rusak, 5 RT di Pesisir Semarang Terendam Rob
Sheet Pile di Tambak Lorok Semarang Rusak, 5 RT di Pesisir Semarang Terendam Rob
Regional
3.033 Kendaraan Dinas Tunggak Pajak di Banten, Capai Rp 1,4 Miliar
3.033 Kendaraan Dinas Tunggak Pajak di Banten, Capai Rp 1,4 Miliar
Regional
'Warung Aceh' di Brebes Diduga Jual Obat Keras, Ini Respons Ikatan Apoteker Indonesia
"Warung Aceh" di Brebes Diduga Jual Obat Keras, Ini Respons Ikatan Apoteker Indonesia
Regional
Fenomena Bediding Sampai di Kerinci, Warga: Dinginnya Nusuk, Hindari Air kalau Pagi
Fenomena Bediding Sampai di Kerinci, Warga: Dinginnya Nusuk, Hindari Air kalau Pagi
Regional
Disekap 2 Hari dan Tak Diberi Makan, Remaja di Jambi Jadi Korban Pemerkosaan
Disekap 2 Hari dan Tak Diberi Makan, Remaja di Jambi Jadi Korban Pemerkosaan
Regional
2 PNS di Kudus Adu Jotos Diduga Berebut Perempuan di Tempat Karaoke, Inspektorat Periksa Sejumlah Pihak
2 PNS di Kudus Adu Jotos Diduga Berebut Perempuan di Tempat Karaoke, Inspektorat Periksa Sejumlah Pihak
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau