Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Suku Punan Batu Butuh Perbaikan Layanan Kesehatan dan Pendidikan

Kompas.com - 05/06/2023, 15:52 WIB
Kristianto Purnomo

Penulis

KOMPAS.com - Masyarakat Punan Batu, suku pemburu dan peramu terakhir di Kalimantan, membutuhkan perbaikan layanan kesehatan dan pendidikan.

Hasil wawancara Kompas.com dengan sejumlah warga menunjukkan bahwa minat dan kebutuhan akan dua hal tersebut tinggi tetapi aksesnya hingga kini masih terbatas.

Samsul, salah satu warga Punan Batu, mengatakan, "Kalau mau ke dokter, harus keluar hutan. Sekali jalan bisa habis paling tidak Rp 200.000."

Baca juga: BERITA FOTO: Bergantung pada Hutan, Punan Batu Jadi Suku Pemburu dan Peramu Terakhir di Kalimantan

Baginya yang hidup di hutan, uang sebesar itu tergolong besar. Untuk mendapatkannya, mereka harus menukar dengan hasil hutan dan menjadi buruh pengangkut kayu. Itu pun, kesempatannya terbatas. Mayoritas warga tidak memegang uang karena mengandalkan hutan untuk penghidupan.

Ukib, salah seorang ibu rumah tangga Punan Batu, menuturkan bahwa dirinya membutuhkan obat-obatan. Selama ini, obat-obatan dibeli langsung lewat perantara.

"Kalau panas, minum paracetamol. Beli lewat Datuk (pendamping lokal masyarakat Punan Batu). Rp 8.000,00 harganya," jelasnya.

Akim Bodon, salah satu tetua adat setempat, mengungkapkan bahwa Punan Batu sebenarnya punya pengetahuan obat-obatan.

"Misalnya akar langsat untuk obati panas. Tetapi kami juga butuh obat. Paracetamol, CTM, itu kami butuh," ujarnya.

Baca juga: BERITA FOTO: Suku Pemburu dan Peramu Terakhir di Hutan Kalimantan, Diakui sebagai Masyarakat Hukum Adat

Pelayanan kesehatan juga dibutuhkan karena sejumlah warga mengalami masalah kesehatan yang belum bisa dipenuhi oleh obat-obatan lokal.

Taufik Hidayat, Community Engagement and Protected Areas Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang dalam dua tahun terakhir melakukan pendampingan, menuturkan, "Ada beberapa kasus tuberculosis. Ada yang sampai meninggal karena sudah menyebar sampai jantung."

Selain tuberculosis, ada pula kasus bayi dan ibu yang meninggal karena proses kelahiran dan bayi sungsang.

Menurut Taufik, pelayanan kesehatan saat ini sebenarnya sudah meningkat daripada sebelumnya.

"Sekarang ada pelayanan kesehatan yang datang tiga bulan sekali. Tetapi ini perlu ditingkatkan frekuensinya," kata Taufik.

Terkait pendidikan, salah seorang remaja Punan Batu, Layis, mengungkapkan bahwa di tengah keterbatasan, dirinya masih berminat untuk belajar.

"Saya punya handphone untuk belajar. Kalau mau belajar jalan dulu 3 jam biar dapat 4G. Buka Youtube, belajar berhitung, membaca," tuturnya saat ditemui Kompas.com di hunian sementaranya di Benau, Bulungan, Kalimantan Utara pada Jumat (2/6/2023).

Pradiptajati Kusuma, peneliti yang mengkaji Punan Batu secara genetik dan budaya, menuturkan bahwa meski kesehatan dan pendidikan perlu diupayakan, pendekatannya harus tepat.

"Kalau tidak bisa meminta mereka ke kota, maka sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah menghadirkan layanan kesehatan dan pendidikan langsung ke mereka," ujar peneliti yang kini berkarya di Mochtar Riady Institute ini.

Ia menambahkan, "Pendidikan yang diberikan juga tidak hanya asal baca tulis. Harus lebih dari itu sehingga Punan tidak menjad obrolaan negati di masyarakat."

(Penulis Yunanto Wiji Utomo | Editor Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Terkini Lainnya
Kapal Pengangkut Semen dan Sembako Hilang Kontak Usai Mengalami Patah Kemudi di Perairan Utara Flores
Kapal Pengangkut Semen dan Sembako Hilang Kontak Usai Mengalami Patah Kemudi di Perairan Utara Flores
Regional
Jalan Rusak Akibat Truk ODOL, Pemprov Kalteng Akan Bangun Jalan 100 Km Khusus Kendaraan Perusahaan
Jalan Rusak Akibat Truk ODOL, Pemprov Kalteng Akan Bangun Jalan 100 Km Khusus Kendaraan Perusahaan
Regional
Guide di Sembalun Keluhkan Penutupan Gunung Rinjani, Akui Sulit Cari Kerjaan Lain
Guide di Sembalun Keluhkan Penutupan Gunung Rinjani, Akui Sulit Cari Kerjaan Lain
Regional
28 ASN dan Honorer di Merangin Jambi Terafiliasi NII, Terancam Dipecat
28 ASN dan Honorer di Merangin Jambi Terafiliasi NII, Terancam Dipecat
Regional
Lahannya Dipakai Proyek Tol Bawen–Yogyakarta, Pemkab Semarang Terima Ganti Rugi Rp 9,8 Miliar
Lahannya Dipakai Proyek Tol Bawen–Yogyakarta, Pemkab Semarang Terima Ganti Rugi Rp 9,8 Miliar
Regional
Anggota KKB, Roberth Wenda Diduga Terlibat Penembakan Bripka Marsidon Debataraja di RSUD Wamena
Anggota KKB, Roberth Wenda Diduga Terlibat Penembakan Bripka Marsidon Debataraja di RSUD Wamena
Regional
Unsoed Diminta Ungkap Identitas Guru Besar Terduga Pelaku Kekerasan Seksual
Unsoed Diminta Ungkap Identitas Guru Besar Terduga Pelaku Kekerasan Seksual
Regional
Truk ODOL Marak Melintas di Kalteng Bikin Jalan Rusak, Pemprov Keluhkan APBD Terkuras untuk Perbaikan
Truk ODOL Marak Melintas di Kalteng Bikin Jalan Rusak, Pemprov Keluhkan APBD Terkuras untuk Perbaikan
Regional
Yayasan dan Panti Asuhan Terafiliasi NII di Merangin Dibekukan, ASN Terlibat
Yayasan dan Panti Asuhan Terafiliasi NII di Merangin Dibekukan, ASN Terlibat
Regional
Bentrokan Ceramah Rizieq Shihab di Pemalang, 1 Korban Kritis Alami Luka Parah di Kepala
Bentrokan Ceramah Rizieq Shihab di Pemalang, 1 Korban Kritis Alami Luka Parah di Kepala
Regional
Gubernur Sherly Akan Cabut Pergub Peredaran Unggas di Maluku Utara
Gubernur Sherly Akan Cabut Pergub Peredaran Unggas di Maluku Utara
Regional
Undip Tempati Peringkat 7 Nasional Versi Webometrics 2025, Simak Daftar Lengkapnya
Undip Tempati Peringkat 7 Nasional Versi Webometrics 2025, Simak Daftar Lengkapnya
Regional
Istri Gubernur Andra Soni Masak Pakai Kompor Induksi: Lebih Cepat, Dapur Bersih
Istri Gubernur Andra Soni Masak Pakai Kompor Induksi: Lebih Cepat, Dapur Bersih
Regional
Kemiskinan di Jateng Turun 0,1 Persen, Warga Miskin Berkurang 29 Ribu
Kemiskinan di Jateng Turun 0,1 Persen, Warga Miskin Berkurang 29 Ribu
Regional
Tak Bisa Melaut, Nelayan Nekat Ambil Uang Kotak Amal Masjid di Aceh
Tak Bisa Melaut, Nelayan Nekat Ambil Uang Kotak Amal Masjid di Aceh
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau