Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karantina Sumbawa Gagalkan Penyelundupan 96 Burung Bersuara Merdu 

Kompas.com - 29/08/2023, 10:42 WIB
Susi Gustiana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMBAWA, KOMPAS.com - Karantina Pertanian Sumbawa melalui wilayah kerja Pelabuhan Ferry Poto Tano menggagalkan upaya penyelundupan 96 ekor burung bersuara merdu jenis Cendet dalam 8 kandang kardus dan 25 ekor burung Kepodang dalam 4 kandang kardus.

Pelaku menyelundupkan burung dengan modus dititipkan pada jasa travel menuju Lombok.

Rencanya, burung-burung tersebut diseberangkan ke Pulau Lombok tanpa dilengkapi dokumen Karantina yang sah.

Baca juga: Penyelundupan Pakaian Bekas Impor Masih Eksis di Perbatasan, Ada Gudang Penimbunan di Sebatik Malaysia

 

Erin, dokter hewan Karantina Sumbawa mengungkapkan, burung-burung tersebut terjaring saat operasi patuh karantina di pelabuhan Ferry Poto Tano, Senin (28/8/2023) malam.

“Kegiatan operasi patuh tersebut dilaksanakan sebagai upaya menumbuhkan kepatuhan masyarakat, melaporkan komoditas pertanian yang akan dilalulintaskan” kata Erin saat dikonfirmasi, Selasa (29/8/2023).

Disebutkan, burung Cendet atau Lanius Schach merupakan salah satu burung yang popular di kalangan kicau mania.

Suara yang merdu serta mampu menirukan suara burung lain sehingga menjadi incaran para pehobi burung berkicau.

Erin menambahkan, penahanan dilakukan karena burung-burung tersebut tidak dilaporkan ke Pejabat Karantina Pertanian serta tidak dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari daerah asal dan Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar (SATS-DN) dari BKSDA untuk mengurus dokumen karantina.

“Pemilik telah melanggar Pasal 35 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Pasal tersebut mewajibkan setiap orang yang memasukkan atau mengeluarkan Media Pembawa dari satu area ke area lain, harus dilengkapi sertifikat kesehatan dari tempat pengeluaran" ujarnya.

Baca juga: Pasutri di Malaysia Kendalikan Penyelundupan 8,6 Kg Sabu dan Ribuan Pil Ekstasi

“Setelah dilakukan penahanan oleh Pejabat Karantina Pertanian Sumbawa, kami sudah menghubungi pihak dari BKSDA untuk Langkah selanjutnya sebelum dilakukan pelepasliaran dihabitat aslinya” pungkas Erin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang

Komentar
semoga para penyelundup bisa mendapatkan efek jera dengan digagalkan penyelundupan burung dalam jumlah banyak ini. seharusnya pihak travel bisa menanyakan ke pengirim terkait barang yang akan dikirimkan (karena ini sudah aneh), dan melaporkan kepada pihak terkait. #jernihberkomentar


Terkini Lainnya
Banyuwangi Siapkan Dana Abadi Daerah, Dapat Lampu Hijau dari Mendagri Tito
Banyuwangi Siapkan Dana Abadi Daerah, Dapat Lampu Hijau dari Mendagri Tito
Regional
5 Fakta Penculikan Anak di Semarang: Pelaku Mengaku Mahasiswa, Korban Siswa SD hingga SMP
5 Fakta Penculikan Anak di Semarang: Pelaku Mengaku Mahasiswa, Korban Siswa SD hingga SMP
Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Tinggi Kolom Abu 1,5 Kilometer
Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Tinggi Kolom Abu 1,5 Kilometer
Regional
Gandrung Sewu Kembali Digelar, Lebih dari 1.000 Penari Warnai Pantai Boom Banyuwangi
Gandrung Sewu Kembali Digelar, Lebih dari 1.000 Penari Warnai Pantai Boom Banyuwangi
Regional
DKP Jateng Tolak Investasi Asing di Sektor Garam, Prioritaskan Koperasi
DKP Jateng Tolak Investasi Asing di Sektor Garam, Prioritaskan Koperasi
Regional
Beras Dijual Rp 62.000, Emak-emak di Bengkalis Langsung Serbu Pasar Murah
Beras Dijual Rp 62.000, Emak-emak di Bengkalis Langsung Serbu Pasar Murah
Regional
Akademisi Unmul Ingatkan Rudy-Seno: Mutasi Pejabat Kaltim Jangan Jadi Ajang Balas Budi
Akademisi Unmul Ingatkan Rudy-Seno: Mutasi Pejabat Kaltim Jangan Jadi Ajang Balas Budi
Regional
Kelalaian Administrasi Bikin 2 Dapur MBG di Polewali Mandar Tutup Sementara
Kelalaian Administrasi Bikin 2 Dapur MBG di Polewali Mandar Tutup Sementara
Regional
Buntut Kematian Brigadir Esco, Rumah Tersangka Riska Dirusak Massa
Buntut Kematian Brigadir Esco, Rumah Tersangka Riska Dirusak Massa
Regional
Petani di Sumbawa Dianiaya dengan Senjata Tajam karena Garap Sawah Sengketa
Petani di Sumbawa Dianiaya dengan Senjata Tajam karena Garap Sawah Sengketa
Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Bandara Frans Seda Maumere Kembali Ditutup
Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus, Bandara Frans Seda Maumere Kembali Ditutup
Regional
Pengemudi Becak di Solo Dapat 'SIM' dan 'STNK' Gratis dari Dishub, Berlaku 3 Tahun
Pengemudi Becak di Solo Dapat "SIM" dan "STNK" Gratis dari Dishub, Berlaku 3 Tahun
Regional
KKB Tembak Mati Pekerja Proyek di Intan Jaya Papua Tengah
KKB Tembak Mati Pekerja Proyek di Intan Jaya Papua Tengah
Regional
Optimalkan Potensi 1,3 Juta Ton Produksi Garam, Pemprov Jateng Didorong Bentuk Perusahaan Daerah
Optimalkan Potensi 1,3 Juta Ton Produksi Garam, Pemprov Jateng Didorong Bentuk Perusahaan Daerah
Regional
Anggota DPD Soroti Rendahnya Produksi Garam, Jauh di Bawah Kebutuhan, Defisit Capai 3,5 Juta Ton
Anggota DPD Soroti Rendahnya Produksi Garam, Jauh di Bawah Kebutuhan, Defisit Capai 3,5 Juta Ton
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kompas.com

Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru! Jangan lewatkan update berita dari Kompas.com.