Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Mandor Dibunuh Operator Alat Berat di Sorong, Pelaku Emosi Arahkan "Bucket Excavator" ke Badan Korban

Kompas.com - 21/09/2023, 09:21 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Seorang mandor berinisial R dibunuh oleh pekerja bawahannya secara sadis menggunakan bak ekskavator (excavator bucket).

Pelaku berinisial AR ditetapkan tersangka Kepolisian Resor Polres Sorong, Papua Barat Daya.

Kapolres Sorong AKBP Yohanes Agustiandaru mengatakan, peristiwa ini terjadi di area PT Inti Kebun Sejahtara Kampung Klasof, Distrik Moisegen.

Akibat penganiyaan ini mengakibatkan R meninggal dunia pada Rabu (9/8/2023) lalu.

Kronologi

Kasus ini berawal saat tersangka AR yang bekerja sebagai operator ekskavator datang bekerja sekitar pukul 07.00 WIT.

Baca juga: Gara-gara Dimutasi, Pria di Lampung Tengah Tusuk Mandor Pakai Sajam

Tersangka mengoperasikan alat berat seperti biasa untuk membersihkan gawang tanaman sawit yang berada di sekitar areal operasi garapan.

Kemudian pada sore hari sekitar pukul 17.10 WIT, korban datang ke lokasi kerja untuk mengawasi kerja tersangka AR.

Setelah itu, sekitar pukul 18.00 WIT, korban memberikan arahan kepada tersangka untuk tetap bekerja sampai selesai.

"Iya benar korban (mandor) ini menyampaikan ke tersangka tetap bekerja karena pekerjaannya tanggung, namun bensin di ekskavator mulai habis dan sudah melewati waktu kerja," ujarnya.

Tersangka kemudian menekan bak ekskavator itu dan menindih badan mandornya sehingga korban tewas.

"Tersangka emosi dan marah dan mengarahkan bucket excavator dengan cara diayun ke badan korban sehingga korban jatuh," jelas Kapolsek.

Baca juga: Dipaksa Lembur, Operator Alat Berat Bunuh Mandor dengan Ekskavator

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka AR saat ini ditahan di Polres Sorong.

Polisi mengamankan satu barang bukti berupa ekskavator merek Hitachi dan satu buah kuncinya.

Tersangka akan dijerat Pasal 338 KUHP subsider Pasal 351 ayat 3 tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Orang Meninggal Dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
mandornya lagi nguji bawahannya itu biar naik pangkat sayang aja doi lupa klunyg diuji manusia biasa, udah capek, emosi jadinya


Terkini Lainnya
Dituntut 6 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Mbak Ita Ajukan Pledoi, Harap Terdakwa Bebas
Dituntut 6 Tahun Penjara, Kuasa Hukum Mbak Ita Ajukan Pledoi, Harap Terdakwa Bebas
Regional
Harga Sawit Bengkulu Kalah dari Jambi dan Riau, Ketua DPD Janji Bawa ke Pemerintah
Harga Sawit Bengkulu Kalah dari Jambi dan Riau, Ketua DPD Janji Bawa ke Pemerintah
Regional
Ketinggian Gelombang Tsunami di Beberapa Negara, Gorontalo Tidak Terdeteksi Anomali Muka Laut
Ketinggian Gelombang Tsunami di Beberapa Negara, Gorontalo Tidak Terdeteksi Anomali Muka Laut
Regional
Kades Talunombo Unjuk Inovasi Ubah Sampah Jadi BBM, Gubernur Jateng: Ini Harus Direplikasi
Kades Talunombo Unjuk Inovasi Ubah Sampah Jadi BBM, Gubernur Jateng: Ini Harus Direplikasi
Regional
Demi Selamatkan Nyawa, Nelayan Kebumen Pasrah Tinggalkan 15 Kapal di Tengah Amukan Badai
Demi Selamatkan Nyawa, Nelayan Kebumen Pasrah Tinggalkan 15 Kapal di Tengah Amukan Badai
Regional
Mbak Ita Geleng-Geleng Kepala Dituntut 6 Tahun Penjara
Mbak Ita Geleng-Geleng Kepala Dituntut 6 Tahun Penjara
Regional
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Temukan 15 Anak Stunting dan Kasus TBC Saat Kunjungan ke Wonosobo
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Temukan 15 Anak Stunting dan Kasus TBC Saat Kunjungan ke Wonosobo
Regional
Ikan Asin Mengandung Formalin Ditemukan di Pasar Legi Solo
Ikan Asin Mengandung Formalin Ditemukan di Pasar Legi Solo
Regional
Peringatan Tsunami Belum Dicabut, Warga Gorontalo Masih Bertahan di Pengungsian
Peringatan Tsunami Belum Dicabut, Warga Gorontalo Masih Bertahan di Pengungsian
Regional
Bupati Nunukan Anggarkan Rp 7,1 Miliar untuk Beasiswa 1.306 Pelajar di 2025
Bupati Nunukan Anggarkan Rp 7,1 Miliar untuk Beasiswa 1.306 Pelajar di 2025
Regional
Potret Panti Asuhan Muhammadiyah Pangkalpinang, Rawat 40 Anak di Bangunan yang Tak Lagi Kuat Tahan Hujan
Potret Panti Asuhan Muhammadiyah Pangkalpinang, Rawat 40 Anak di Bangunan yang Tak Lagi Kuat Tahan Hujan
Regional
Kejati Bengkulu Tetapkan Komisaris RSM Tersangka Dugaan Korupsi Tambang Rugikan Negara Rp 500 Miliar
Kejati Bengkulu Tetapkan Komisaris RSM Tersangka Dugaan Korupsi Tambang Rugikan Negara Rp 500 Miliar
Regional
Sekda Pemkab Semarang Lapor Polisi usai Merasa Difitnah soal Hadiah Pensiun N-Max
Sekda Pemkab Semarang Lapor Polisi usai Merasa Difitnah soal Hadiah Pensiun N-Max
Regional
Badan Pangan Nasional Bagi Beras Nasional Jadi Umum dan Khusus, Apa Alasannya?
Badan Pangan Nasional Bagi Beras Nasional Jadi Umum dan Khusus, Apa Alasannya?
Regional
Wakapolsek Sering Terima Uang dari Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar
Wakapolsek Sering Terima Uang dari Bos Sindikat Uang Palsu UIN Makassar
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau