Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Wayang Potehi, Seni Peranakan Tionghoa yang Hampir Punah di Semarang

Kompas.com - 23/09/2023, 09:12 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com - Waktu mulai petang, sejumlah ruko dan aktivitas warga di Pecinan Semarang, Jawa Tengah (Jateng) sudah mulai sepi. Namun, berbeda dengan Jalan Gang Kampung Pesantren No 326.

Dari kejauhan, muncul suara keramaian yang berasal dari sebuah gang sempit yang hanya bisa dilalui dua sepeda motor. 

Sekitar pukul 05.00 WIB sejumlah anak muda berkumpul memainkan musik, bercerita dengan memperagakan wayang boneka yang terbuat dari kain dan kayu. 

Baca juga: Sebelum Pentas, Dalang Wayang Potehi Jalani Ritual Jadi Vegetarian Selama 3 Hari Berturut-turut

Nampak seorang pria bernama Herdian Chandra Irawan atau yang dikenal dengan nama Thio Hauw Lie turut menemani anak-anak muda itu. 

"Ini adalah Wayang Potehi," kata Thio memperkenalkan wayang tersebut kepada kami, Sabtu (23/9/2023). 

Wayang Potehi merupakan kesenian yang identik dengan peranakan Tionghoa.

“Potehi” berasal dari akar kata “pou” (kain), “te” (kantong), dan “hi” (wayang) yang mempunyai makna wayang yang berbentuk kantong dari kain. 

Baca juga: Eksistensi Wayang Potehi di Semarang, Dalang Tinggal Satu, Tak Dijadikan Mata Pencarian

Wayang Potehi pernah eksis di Kota Semarang sekitar 1950-an. Namun, saat Indonesia dipimpin Presiden Soeharto, pementasan Wayang Potehi dibatasi satu tahun sekali. 

Baru setelah Presiden Indonesia digantikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Wayang Potehi bisa pentas dengan bebas tanpa pembatasan. 

Namun sayang, saat ini sudah jarang yang mengetahui Wayang Potehi. Saat ini, Thio merupakan satu-satunya dalang Wayang Potehi di Kota Semarang setelah menggantikan ayahnya Thio Tiong Gie. 

Hal itulah yang membuat Thio membuka diri kepada anak-anak muda di sekitar rumahnya, dengan harapan kesenian Wayang Potehi itu bisa bernafas lebih panjang. 

"Kalau tidak ada generasi penerus, bisa benar-benar punah," ucap dia. 

Sampai saat ini, dia sudah mempunyai murid sebanyak 15 orang yang didominasi oleh anak-anak muda. Setiap kali ada pementasan, dia selalu melibatkan anak-anak muda tersebut. 

Belasan anak didiknya itu, tak semuanya menjadi dalang. Mayoritas mereka lebih tertarik menjadi pengiring musik Wayang Potehi karena lebih mudah dibandingkan menjadi dalang. 

"Kalau menjadi dalang juga harus tau sejarah dan ceritanya. Selain itu juga harus latihan karakter suara terus," ucap dia sambil memainkan salah satu tokoh di Wayang Potehi. 

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE
Baca tentang


Terkini Lainnya
KKN-nya Sewaktu Kuliah di UGM Jadi Perbincangan, Jokowi: Dicek Saja ke Sana...
KKN-nya Sewaktu Kuliah di UGM Jadi Perbincangan, Jokowi: Dicek Saja ke Sana...
Regional
Strategi Gubernur Aceh Selesaikan Sengketa 4 Pulau, Meyakini Komitmen Prabowo untuk Aceh
Strategi Gubernur Aceh Selesaikan Sengketa 4 Pulau, Meyakini Komitmen Prabowo untuk Aceh
Regional
Sengketa Pulau Aceh, DPR Aceh: Siapa Aktor Invisible Hand, Tangan Kuat Tak Tampak yang Ikut Bermain...
Sengketa Pulau Aceh, DPR Aceh: Siapa Aktor Invisible Hand, Tangan Kuat Tak Tampak yang Ikut Bermain...
Regional
Sambil Tertawa, Istri Rekam Suaminya Siksa Bayi 2 Tahun hingga Tewas karena Rewel di Riau
Sambil Tertawa, Istri Rekam Suaminya Siksa Bayi 2 Tahun hingga Tewas karena Rewel di Riau
Regional
Siksa Bayi 2 Tahun, Suami Istri di Riau Karang Cerita Korban Tewas Kecelakaan
Siksa Bayi 2 Tahun, Suami Istri di Riau Karang Cerita Korban Tewas Kecelakaan
Regional
Suami Istri di Riau Siksa Balita hingga Tewas dan Rekam Aksinya Sambil Tertawa
Suami Istri di Riau Siksa Balita hingga Tewas dan Rekam Aksinya Sambil Tertawa
Regional
Sebanyak 71 Persen Siswa Terverifikasi, Pengambilan PIN SPMB Tingkat SMA/SMK Diperpanjang
Sebanyak 71 Persen Siswa Terverifikasi, Pengambilan PIN SPMB Tingkat SMA/SMK Diperpanjang
Regional
Rismon Sianipar Curigai KKN Jokowi di Wonosegoro Fiktif, Sekdes: Kami Ada sejak 1954!
Rismon Sianipar Curigai KKN Jokowi di Wonosegoro Fiktif, Sekdes: Kami Ada sejak 1954!
Regional
Pria di Jambi Tewas Usai Terpelanting dari Kap Mobil Saat Pergoki Mantan dengan Pria Lain
Pria di Jambi Tewas Usai Terpelanting dari Kap Mobil Saat Pergoki Mantan dengan Pria Lain
Regional
Mahasiswi Sebut Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Pesan 3 Anak untuk Disetubuhi
Mahasiswi Sebut Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Pesan 3 Anak untuk Disetubuhi
Regional
Gaduh Pembangunan Islamic Center di Jambi, Dewan Minta Aparat Hukum Turun Tangan
Gaduh Pembangunan Islamic Center di Jambi, Dewan Minta Aparat Hukum Turun Tangan
Regional
Muzakir Manaf Ungkap Alasan 4 Pulau Milik Aceh Diperebutkan: Kandungan Energi, Gas...
Muzakir Manaf Ungkap Alasan 4 Pulau Milik Aceh Diperebutkan: Kandungan Energi, Gas...
Regional
100.000 Warga NU Aksi di Lokasi Banjir Rob Pantura Demak Besok, Taj Yasin: Kami Tidak Melarang
100.000 Warga NU Aksi di Lokasi Banjir Rob Pantura Demak Besok, Taj Yasin: Kami Tidak Melarang
Regional
Jembatan yang Jebol Sudah Diperbaiki Warga, Akses ke Desa Wisata Wae Rebo Kembali Normal
Jembatan yang Jebol Sudah Diperbaiki Warga, Akses ke Desa Wisata Wae Rebo Kembali Normal
Regional
2 WNA Australia Ditembak Orang Tak Dikenal di Bali, 1 Tewas
2 WNA Australia Ditembak Orang Tak Dikenal di Bali, 1 Tewas
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Iran "Jual Beli" Serangan dengan Israel, Dua Operasi Pertempuran Jadi Strategi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau